G. Dana Alokasi Umum
Dalam pengaturan keuangan menurut UU 322004 dana perimbangan adalah provorsi berupa transfer antar pemerintah dari pusat ke
kabupaten dan kota, yang disebut dengan dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang berasal dari
APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi UU 332004. Hal ini berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah dan merupakan konsekuensi adanya
penyerahan kewenangan pusat kepada daerah. Transfer dari pusat ini cukup signifikan
sehingga pemerintah
daerah dengan
leluasa dapat
menggunakannya untuk memberi pelayanan publik yang lebih baik atau
untuk keperluan lain.
Pemerintah pusat mengharapkan dengan adanya desentralisasi fiskal pemerintah daerah lebih mengoptimalkan kemampuannya dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga tidak hanya mengandalkan DAU. Dengan adanya transfer DAU dari Pemerintah Pusat maka daerah bisa
lebih fokus untuk menggunakan PAD yang dimilikinya untuk membiayai belanja modal yang menunjang tujuan pemerintah yaitu meningkatkan
pelayanan publik.
H. Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus DAK merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan pada daerah tertentu untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan kegiatan daerah dan merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional UU 332004.
Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan dibawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan
sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat. Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun
anggaran bersangkutan. Daerah tertentu adalah daerah yang dapat memperoleh alokasi DAK, berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan
kriteria teknis.
Kebijakan Dana
Alokasi Khusus
secara spesifik
www.depkeu.djpk.go.id :
a. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan
penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang
telah merupakan urusan daerah;
b. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah pesisir danpulau-pulau kecil, daerah perbatasan dengan negara lain,
daerah tertinggalterpencil, daerah rawan banjirlongsor, serta termasuk
kategori daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata;
c. Mendorong peningkatan produktivitas perluasan kesempatan kerja dan diversifikasi ekonomi terutama di pedesaan, melalui kegiatan khusus di
bidang pertanian, kelautan dan perikanan, serta infrastruktur;
d. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar dan prasarana dasar melalui kegiatan khusus di bidang pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur;
e. Menjaga dan meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah kerusakan lingkungan hidup, dan mengurangi risiko bencana melalui kegiatan
khusus di bidang lingkungan hidup, mempercepat penyediaan serta meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana
dasar dalam satu kesatuan sistem yang terpadu melalui kegiatan khusus
di bidang infrastruktur;
f. Mendukung penyediaan prasarana di daerah yang terkena dampak
pemekaran pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi melalui kegiatan
khusus di bidang prasarana pemerintahan;
g. Meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi kegiatan yang didanai dari DAK
dengan kegiatan
yang didanai
dari anggaran
KementerianLembaga dan kegiatan yang didanai dari APBD;
h. Mengalihkan secara bertahap dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang telah menjadi
urusan daerah ke DAK. Dana yang dialihkan berasal dari anggaran Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pendidikan Nasional dan
Departemen Kesehatan.
Pemanfaatan DAK
diarahkan pada
kegiatan investasi
pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik
penunjang. Dengan adanya pengalokasian DAK diharapkan dapat mempengaruhi pengalokasian anggaran belanja modal, karena DAK
cenderung akan menambah aset tetap yang dimiliki pemerintah guna
meningkatkan pelayanan publik.
I. Review Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu Peneliti Tahun
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Darwanto dan
Yulia Yustikasari 2007
Variabel dependen : belanja modal
Variabel independen : pertumbuhan
ekonomi, PAD, DAU
PAD dan DAU berpengaruh positif terhadap belanja modal. Sedangkan
Pertumbuhan Ekonomi
tidak berpengaruh terhadap belanja modal.
Yohanes Avun 2007
Variabel dependen : Belanja
Pembangunan Variabel independen
PDRB
Pengeluaran Belanja Pembangunan sektor pertanian, sektor
pertambangan, sektor perdagangan secara bersama-sama mempunyai
pengaruh dan hubungan yang positif terhadap penerimaan PDRB
Anggiat
Situngkir 2009
Variabel dependen : belanja modal
Variabel independen : pertumbuhan
ekonomi, PAD,
DAU, DAK
Pertumbuhan Ekonomi
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
anggaran Belanja Modal. Sedangkan PAD, DAU, dan DAK berpengaruh
signifikan positif terhadap anggaran Belanja Modal.
Sumber: Review dari beberapa artikel.
J. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah mengenai Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Anggaran Belanja Modal. Gambar 2.1 menyajikan kerangka pemikiran untuk pengembangan