manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.
3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan
termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai
gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaranbiaya yang
digunakan untuk
pengadaan penambahan
penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan, dan termasuk
pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan
dimaksud dalam kondisi siap pakai. 5. Belanja Modal Fisik Lainnya
Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan
pembangunan pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam criteria belanja modal tanah, peralatan
dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian
barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum,
hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.
E. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah nilai barang dan jasa komoditas yang diproduksi pada suatu wilayah domestikregional tanpa
memperhatikan pemilikan faktor-faktor produksinya. Nilai PDRB atas harga pasar dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto gross value
added yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah domestikregional. Nilai tambah adalah produksi output dikurangi biaya
antara, perhitungan nilai tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan,
penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Penyajian angka-angka dalam PDRB dibedakan menjadi dua, yaitu
PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung dengan menggunakan harga berlaku tahun berjalan setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang
dan jasa yang dihitung dengan memakai harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk
melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke
tahun.
Menurut Arsyad 1999 Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan output atau nilai tambah seluruh produksi barang dan jasa yang
dihasilkan dari beberapa sektor ekonomi yaitu : Pertanian, Pertambangan dan penggalian, Industri pengolahan, Listrik, gas dan air, Bangunan konstruksi,
Perdagangan, restoran dan hotel, Pengangkutan dan telekomunikasi,
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta Jasa-jasa.
Dari pengertian tersebut diatas maka PDRB identik dengan pendapatan, yaitu pendapatan suatu rumah tangga negara atau dalam hal ini
adalah daerah. Data PDRB tersebut menggambarkan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya.
PDRB juga digunakan sebagai indikator untuk mengukur besarnya laju
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan
output perkapita diproduksi dengan Produk Domestik Regional Bruto
PDRB perkapita Boediono, 1985.
Sesuai dengan konsep ekonomi makro, Produk Domestik Regional Bruto PDRB menurut penggunaan terbagi menjadi empat kelompok
pengeluaran utama, yaitu pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga, pengeluaran untuk kegiatan investasi, pengeluaran atau belanja sektor
pemerintah dan ekspor netto ekspor dikurangi impor. Untuk lebih jelasnya, PDRB dapat dilihat dari tiga pendekatan sebagai berikut :
1. Segi Produksi 2. Segi Pendapatan
3. Segi Pengeluaran