Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 6. Hasil Perhitungan Absolut Akrual Diskresioner Lanjutan No.
KODE EMITEN
2014 2015
1 ACES
0,18188 0,08645
2 ADHI
0,18145 0,09011
3 AMRT
0,09917 0,0477
4 AUTO
0,14205 0,0658
5 BAYU
0,11299 0,00105
6 EPMT
0,08486 0,03043
7 GJTL
0,19765 0,12566
8 HERO
0,19338 0,06584
9 IMAS
0,06418 0,03422
10 INTP
0,15254 0,12898
11 KBLV
0,18045 0,00872
12 KLBF
0,12677 0,12122
13 MPPA
0,09637 0,13975
14 MRAT
0,1265 0,06393
15 MYOR
0,29142 0,05658
16 SMCB
0,23516 0,23365
17 SMSM
0,05091 0,15374
18 TLKM
0,13992 0,10189
19 TOTL
0,07926 0,02622
20 TOTO
0,18203 0,19735
21 TSPC
0,17708 0,06891
22 UNVR
0,46903 0,28026
23 WIKA
0,08023 0,1713
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
4. Analisis Statistik Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS
Statistics
23. Hasil pengujian statistik deskriptif nilai reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Analisis Statistik Deskriptif Reputasi Perusahaan
Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian statistik deskriptif variabel reputasi perusahaan.
Tabel 7. Statistik Deskriptif Reputasi Perusahaan
Skor
Corporate Image Index
N
Valid
138
Missing Mean
2,54531
Range.
3,831
Minimum
,382
Maximum
4,213 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 5.3 terdapat 138 data valid dan tidak ada data
missing
. Data
missing
0 menjelaskan bahwa tidak ada data yang terlewat hilang atau bernilai nol.
Range
adalah perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar 3,831 yang menunjukan
sebaran data
Corporate Image Index
memiliki sebaran data luas.
Corporate Image Index
yang terendah pada populasi sasaran adalah 0,382. Perusahaan yang memperoleh skor tersebut adalah PT
Indomobil Suzuki Internasional pada tahun 2015. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, skor
Corporate Image Index
tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat
Corporate Image Index
pada tahun 2010 bernilai 3,714 dan mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012 menjadi
3,648 dan 3,61. Pada tahun 2013 menjadi 0,477 karena terdapat perubahan komposisi dalam penilaian
Corporate Image Index
, mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 0,512 dan turun
menjadi 0,382 pada tahun 2015. Skor
Corporate Image Index
pada populasi sasaran yang paling tinggi adalah 4,213. Perusahaan yang memperoleh skor tersebut
adalah PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2011. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, skor
Corporate Image Index
tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat
Corporate Image Index
pada tahun 2010 bernilai 4,144 dan naik pada tahun 2011 menjadi 4,213 dan turun pada tahun
2012 menjadi 4,158. Pada tahun 2013 menjadi 2,858 karena terdapat perubahan komposisi dalam penilaian
Corporate Image Index
, mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 0,689 dan naik
menjadi 2,734 pada tahun 2015. Analisis statistik deskriptif dari reputasi perusahaan dapat
dijelaskan dengan gambar histogram berikut:
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Gambar 2. Histogram Skor
Corporate Image Index
Berdasarkan gambar 5.1, perusahaan paling banyak memiliki
Corporate Image Index
dengan nilai diantara 3,000 sampai 4,000 sebanyak 61 perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
Corporate Image Index
dengan nilai di atas 4,000 sebanyak 8 perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
Corporate Image Index
dengan nilai di antara 1,000 sampai 2,000 sebanyak 43 perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai skor
Corporate Image Index
dibawah 1,000 terdapat 26 perusahaan.
b. Analisis Statistik Akrual Diskresioner Absolut
Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian statistik deskriptif variabel Kualitas Pelaporan Keuangan.
Tabel 8. Statistik Deskriptif Kualitas Pelaporan Keuangan
Akrual Diskresioner Absolut
N
Valid
138
Missing Mean
,1492728
Range
,49759
Minimum
,00021
Maximum
,49779 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 5.4 terdapat 138 data valid dan tidak ada data
missing
. Data
missing
0 menjelaskan bahwa tidak ada data yang terlewat hilang atau bernilai nol.
Range
adalah perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar 0,49759 yang
menunjukan bahwa data akrual diskresioner absolut memiliki sebaran data yang luas.
Akrual diskresioner absolut yang terendah pada populasi sasaran adalah 0,00021. Akrual diskresioner absolut tersebut diperoleh oleh
PT Total Bangun Persada Tbk pada tahun 2010. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, akrual diskresioner absolut tahun
2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat akrual diskresioner absolut pada tahun 2010
bernilai 0,00021 dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi 0,03844, pada tahun 2012 turun menjadi 0,01904. Tahun 2013-2015
diperoleh akrual diskresioner absolut masing-masing 0,16551, 0,07926, dan 0,02622. Akrual diskresioner absolut yang mendekati
nol berarti bahwa perusahaan tidak terindikasi melakukan manipulasi laba yang berdampak pada pelaporan keuangan yang berkualitas.
Akrual diskresioner absolut yang paling tinngi pada populasi sasaran adalah 0,49779. Akrual diskresioner absolut tersebut diperoleh
oleh PT Matahari Putra Prima Tbk pada tahun 2010. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, akrual diskresioner absolut
tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat akrual diskresioner absolut pada tahun 2010
bernilai 0,49779 dan turun pada tahun 2011 menjadi 0,03720, pada tahun 2012 turun menjadi 0,02534. Tahun 2013-2015 diperoleh akrual
diskresioner absolut masing-masing 0,11385, 0,09637, dan 0,13975. Semakin jauh akrual diskresioner absolut dari nol berarti bahwa
perusahaan lebih besar terindikasi melakukan manipulasi laba yang berdampak pada pelaporan keuangan yang tidak berkualitas.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Gambar 3. Histogram Akrual Diskresioner Absolut
Berdasarkan gambar 5.2, terdapat lebih dari 50 perusahaan yang memiliki akrual diskresioner absolut lebih besar dari nilai rata-rata
mean
. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak perusahaan yang melakukan manipulasi laba untuk menghasilkan laporan keuangan
yang tampak baik. c.
Analisis Statistik Deskriptif Kategori
Corporate Image Index
Frekuensi jumlah perusahaan dengan kategori
excellent
dan
non- excellent
disajikan dalam tabel 5.3 berikut.
Tabel 9. Frekuensi Kategori
CII
Kategori
Corporate Image Index
Frequency Percent
Excellent
78 56,5
Non-Excellent
60 43,5
Total 138
100,0 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 5.3, dari total 138 perusahaan terdapat 78 perusahaan atau sebesar 56,6 dari total 138 perusahaan yang
termasuk kategori
excellent.
Perusahaan yang termasuk kategori
non- excellent
, yaitu sebanyak 60 perusahaan atau sebesar 43,5 dari total 138 perusahaan. Data kategori reputasi didasarkan pada skor
Corporate Image Index
lebih dari satu, berada di posisi tiga teratas untuk setiap kategori industri dan memiliki angka di atas rata-rata skor
untuk kategori industri. Proporsi data antara perusahaan dengan
excellent corporate image
dan
non-excellent corporate image,
yaitu sebesar 56,6-43,5.
5. Pengklasifikasian Data
a. Pengklasifikasian Data Reputasi Perusahaan
Tabel di bawah ini merupakan hasil pengklasifikasian data kategori
corporate image
menjadi 2 kategori, yaitu
excellent
dan
non-excellent
.
Tabel 10. Pengklasifikasian
Excellent Corporate Image
dan
Non- excelent Corporate Image
No. KODE
EMITEN 2010
2011 2012 2013 2014 2015 1
ACES 1
1 1
1 1
1 2
ADHI 1
1 1
1 1
1 3
AMRT 1
1 1
1 1
1 4
AUTO 1
1 1
1 1
1 5
BAYU 2
2 2
2 2
2 6
EPMT 2
1 1
1 1
1 7
GJTL 2
2 2
2 2
2 8
HERO 2
2 2
2 2
2 9
IMAS 2
2 2
2 2
2 10
INTP 1
1 1
1 1
1 11
KBLV 2
2 2
1 1
1 12
KLBF 1
1 1
1 1
1 13
MPPA 2
2 2
2 2
2 14
MRAT 1
1 1
1 1
1 15
MYOR 2
2 2
2 2
2 16
SMCB 2
1 1
2 2
1 17
SMSM 2
2 2
2 2
2 18
TLKM 1
1 1
1 1
1 19
TOTL 2
2 2
2 2
1 20
TOTO 1
1 1
1 1
1 21
TSPC 2
1 2
2 2
2 22
UNVR 1
1 1
1 1
1 23
WIKA 2
1 1
1 1
1 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017
Keterangan:
1 =
Excellent
2 =
Non-Excellent
b. Pengklasifikasian Data Kualitas Pelaporan
Tabel di bawah ini merupakan hasil pengklasifikasian data kualitas pelaporan keuangan yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu yang
terindikasi melakukan manipulasi laba dan yang tidak terindikasi melakukan manipulasi laba.
Tabel 11. Pengklasifikasian Kualitas Pelaporan Keuangan No.
KODE EMITEN
2010 2011
2012 2013
2014 2015 1
ACES 2
2 2
2 2
2 2
ADHI 2
1 1
1 2
2 3
AMRT 2
1 1
2 2
1 4
AUTO 2
2 2
2 2
1 5
BAYU 1
2 1
2 2
1 6
EPMT 2
1 2
2 2
1 7
GJTL 2
2 2
2 2
2 8
HERO 1
2 2
2 2
1 9
IMAS 2
2 2
2 1
1 10
INTP 2
2 2
2 2
2 11
KBLV 2
2 1
2 2
1 12
KLBF 2
2 2
2 2
2 13
MPPA 2
1 1
2 2
2 14
MRAT 2
2 2
1 2
1 15
MYOR 2
2 2
2 2
1 16
SMCB 2
2 2
2 2
2 17
SMSM 2
2 2
2 1
2 18
TLKM 2
2 2
2 2
2 19
TOTL 1
1 1
2 2
1
Tabel 11. Pengklasifikasian Kualitas Pelaporan Keuangan Lanjutan 20
TOTO 2
2 2
2 2
2 21
TSPC 1
2 2
1 2
1 22
UNVR 2
2 2
2 2
2 23
WIKA 1
1 2
2 2
2 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Keterangan:
1 = Tidak Terindikasi Manipulasi Laba 2 = Terindikasi Manipulasi Laba
6. Analisis Tabulasi Silang
Berikut merupakan tabel
output
analisis tabulasi silang reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan.
Tabel 12. Tabuasi Silang antara Reputasi Perusahaan dengan Kualitas Pelaporan Keuangan
Corporate Image Index
Total
Excellent Non-
Excellent
Kualitas Pelaporan
Keuangan Tidak Terindikasi
Manipulasi Laba 14
19 33
Terindikasi Manipulasi Laba
64 41
105 Total
78 60
138 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 5.8, perusahaan dengan
excellent corpporate image
yang pelaporan keuangannya terindikasi manipulasi laba sebanyak 64 perusahaan. Jumlah perusahaan dengan
excellent corpporate image
yang pelaporan keuangannya tidak terindikasi melakukan manipulasi laba sebanyak 14 perusahaan. Jumlah perusahaan dengan
non-excellent
corporate image
yang pelaporan keuangannya terindikasi manipulasi laba sebanyak 41 perusahaan. Jumlah perusahaan dengan
non-excellent corporate image
yang pelaporan keuangannya tidak terindikasi manipulasi laba berjumlah 19 perusahaan.
7. Pembuatan Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan dalam penelitian ini adalah dengan menilai hasil dari tabulasi silang antar variabel dengan melihat nilai
Cramer’s V. Koefisien hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan
disajikan pada tabel 12. Tabel 13. Tabel Koefisien Hubungan Reputasi Perusahaan dengan
Kualitas Pelaporan Keuangan.
Value Nominal by Nominal
Phi
,159
Cramers V
,159
N of Valid Cases
138 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
a. Kekuatan hubungan antar variabel
Berdasarkan tabel 12, nilai koefisien Cramer’s V sebesar 0,159, hal ini
menunjukkan bahwa korelasi hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan adalah sangat rendah. Jadi, terdapat
hubungan yang sangat lemah antara reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan.
b. Arah hubungan antar variabel
Berdasarkan tabel 12, nilai koefisien Cramer’s V adalah positif, hal ini
menunjukkan hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan adalah searah. Arah hubungan yang positif berarti bahwa
apabila reputasi perusahaan menigkat, maka akan diikuti kenaikan kualitas pelaporan keuangan.