Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

akan lebih mudah mencapai kinerja diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. 2. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap atitude seorang karyawan dalam menghadapi si menjadi perusahaan kelas dunia. Ketujuh kriterituasi situation kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan kerja.

2.4. Penelitian Terdahulu

Tris Amalia 2008 Judul penelitian “Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya kerja dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan. Pengujian data menggunakan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti : uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik dan analisis re gresi linear berganda pada α=5 dengan bantuan SPSS 15.0 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh secara positif dan signifikan antara variabel budaya kerja dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan Medan. Pada uji F diketahui bahwa variabel budaya kerja dan komitmen karyawan secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja karyawan pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan secara positif dan signifikan. Pada uji t diketahui bahwa budaya kerja berpengaruh lebih dominan Universitas Sumatera Utara terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan. Pada pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan Adjusted R Square diperoleh nilai sebesar 0.389, yang memiliki arti bahwa variabel kinerja karyawan pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan dipengaruhi oleh variabel budaya kerja dan komitmen karyawan sebesar 38.9 dan sisanya 61.1 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Illa Uma’Rifah 2002 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Sae Pujon Kabupaten Malang”. Variabel-variabel Budaya kaizen yang terdiri dari Pendidikan dan latihan X 1, Hubungan Kerja X 2, Tempat Kerja, X 3 Penyelia X 4 dan kedisiplinan kerja X 5 secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh bermakna terhadap kinerja Y karyawan pada koperasi “SAE” Pujon pada taraf nyata α = 0.05. sehingga menolak Ho dan menerima Ha. Dari hasil uji t dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel Penyelia X 4 sebesar 6.676 dengan taraf signifikan 0.003 dapat dikatakan memiliki nilai t hitung Dari analisis diperoleh nilai R adjust square R tertinggi dengan taraf signifikan terkecil, sehingga hipotesis ketiga dapat dibuktikan pada taraf nyata α = 0.05 Dari uji t juga dapat diketahui bahwa variabel penyelia mempunyai pengaruh dominan karena mempunyai t hitung yang paling besar dengan tingkat signifikan terendah. 2 sebesar 0.767 hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama memberikan konstribusi atau sumbangan terhadap perubahan variabel terikat Y sebesar 76.7 dan sisanya sebesar 23.3 dipengaruhi oleh variabel lain dalam lingkup permasalahan SDM Universitas Sumatera Utara misalnya : kepemimpinan, karakteristik individu maupun pekerjaan, motivasi, kepuasan kerja, dan lain sebagainya, yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini 2.5.Hubungan Budaya Kaizen Dengan Kinerja Karyawan Telah dijelaskan bahwa budaya kaizen pada perusahaan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Apabila budaya kaizen diterapkan dan dilaksanakan dengan baik di perusahaan maka karyawan akan dapat mencapai standar target yang ditetapkan oleh perusahaan dan kinerja karyawan akan semakin meningkat untuk setiap tahunnya. Hal ini karena tujuan budaya kaizen adalah untuk memperbaiki kinerja karyawan yang dilakukan secara terus menerus sampai menjadi lebih baik. Jika budaya kaizen yang dilaksanakan di perusahaan semakin meningkat maka akan mempengaruhi kinerja karyawan semakin meningkat. Berdasarkan uraian di atas, patut diduga ada hubungan antara budaya kaizen dengan kinerja karyawan. Dengan demikian terdapat pengaruh yang positif antara budaya kaizen dengan kinerja karyawan. 2.6. Kerangka Konseptual Wellington 1998:57 Kaizen memerlukan karyawan yang terdorong untuk berpikir dan terlatih untuk berpikir secara kritis dan konstruktif. Ini memerlukan budaya dan nilai-nilai perusahaan yang tepat.. Budaya Kaizen sangat berpengaruh terhadap kinerka karyawan, yang terdiri dari pendidikan dan pelatihan karyawan, hubungan kerja, tempat kerja, penyelia, dan disiplin kerja. Cara Kaizen merupakan suatu alasan yang terus menerus melakukan pelatihan, semakin tinggi pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja maka semakin Universitas Sumatera Utara dalam dan luas kumpulan keterampilan dan semakin besar wewenang yang diberikan kepada tenaga kerja, semakin baik mutu dari perbaikan dan pelayanan terhadap kinerja karyawan. Dimana karyawan tidak akan mungkin dapat melakukan pekerjaan sebagaimana yang diharapkan tanpa ditunjang oleh budaya kaizen yang mendukung dan kenyamanan karyawan didalam menjalankan pekerjaan sehari-hari sangat tergantung pada budaya kaizen dan budaya organisasi yang ada dalam perusahaan. Gambar di bawah ini merupakan landasan berpikir penulis dalam melakukan penelitian. Sumber: Hasibuan 2000, diolah Gambar 2.1: Kerangka Konseptual Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa antara variabel bebas dan variabel terikat saling memiliki keterkaitan yaitu: Pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dilakukan dengan mengikutsertakan tenaga kerja dalam program pelatihan dan pengembangan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, sehingga mampu menyesuaikan atau mengikuti perkembangan kebutuhan organisasi. Penyelia sejauhmana perusahaan dapat menciptakan hubungan yang hangat antara penyelia dengan karyawan, komunikasi yang baik dan adanya Kinerja Karyawan Y Budaya Kaizen X Pelatihan dan Pendidikan X 1 Hubungan Kerja X 2 Tempat Kerja X 3 Supervisor X 4 Disiplin Kerja X 5 Universitas Sumatera Utara keterlibatan personal yang lebih positif dengan karyawan dan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hubungan kerja yang baik akan meminimalkan terjadinya permasalahan yang dapat mengakibatkan kinerja semakin menurun. Tempat kerja atau lingkungan kerja merupakan suatu alat ukur yang akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan jika lingkungan kerja yang ada di perusahaan itu baik dan menyenangkan bagi karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan. Kedisiplinan kerja sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa ketaatan terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan sehingga karyawan dapat mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan.

2.7. Hipotesis Penelitian