Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan di Bank Perkreditan Solider Cabang Pematangsiantar

(1)

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan

Di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1

Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Oleh:

Elyas S Pitoyo

110903105

Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh: Nama : Elyas S Pitoyo

Nim : 110903105

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan Di Bank Perkreditan Solider Cabang Pematangsiantar

Medan, Juni 2015 Ketua Departemen

Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Dra. Elita Dewi, M.Si Drs. Rasudyn Ginting, M.Si NIP: 19600741986012002 NIP: 195908141986011002\

Dekan, FISIP USU MEDAN

Prof. Dr. Badaruddin, M. Si NIP: 196805251992031002


(3)

ABSTRAK

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan Di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar

Nama : Elyas S Pitoyo NIM : 110903105

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Elita Dewi, M.SP

Lingkungan kerja fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi karyawan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar tentu harus dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai. Agar tugas dan kewajiban tersebut dapat diselesaikan dengan baik, maka para karyawan harus memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya. Untuk menciptakan kinerja karyawan yang baik maka diperlukan penciptaan lingkungan kerja fisik yang baik.

Penelitian ini dilakukan di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di Bank Perkreditan Rakyat solider Cabang Pematangsiantar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi SPSS versi 11,5 untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh. Populasi dalam penelitian ini 20 orang karyawan dan diambil sampel sebesar 20 orang dari jumlah populasi.

Berdasarkan analisis regresi sederhana dapat disimpulkan bahwa semakin baik dan tinggi lingkungan kerja fisik yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar, maka kinerja karyawan juga akan semakin meningkat. Tingkat koefisien korelasi adalah 0,661 (r hitung = 0,661) dan berada

pada kategori tinggi dan r tabel diperoleh sebesar 0,444 (r tabel = 0,444). Dari hasil

tersebut diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel ( 0,661 > 0,444) yang berarti ada

pengaruh positif antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan. Sedangkan koefisien determinasi adalah sebesar 43,69% yang berarti besarnya pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan sebesar 43,69% dan sisanya yaitu 56,31% dipengaruhi oleh faktor di luar penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji diperoleh t hitung adalah 3,739 dan t tabel adalah 2,101.

Dari hasil tersebut diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel (3,739 > 2,101 ) yang

artinya terdapat pengaruh yang positif antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan sampai saat ini penulis masih diberikan kesehatan dan semangat yang luar biasa sehingga berhasil menyelesaikan skripsi

ini, yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan

Di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini tidak berjalan dengan baik. Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku ketua Departemen ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

3. Kepada ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi ini berlangsung sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

4. Seluruh dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Sumatera Utara yang telah memberikan bekal berupa ilmu


(5)

pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Universitas Sematera Utara.

5. Kepada Kak Mega dan Kak Dian selaku pegawai pendidikan FISIP USU yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.

6. Kepada Bapak Hisar Sitanggang , SE selaku pimpinan cabang Bank Perkreditan Rakyat Solider cabang Pematangsiantar yang membantu dalam pengumpulan data.

7. Kedua Orang tua tercinta, Bapak (J.Pitoyo) dan Mamak ( N.Saragi) yang selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan kesabaran telah memberikan dukungan yang sangat meningkatkan semangat baik dukungan moriil maupun materiil.

8. Untuk teman-teman kelompok magang ( Manatar Sinaga, Karim, Hartoko, Martin, Evi. Fanny, Susi, Amel, Tyas, Corie, dan Meria).

9. Kepada teman terbaik di Ilmu Administrasi Negara yaitu Manatar Sinaga, Wandi Siagian, Utomo Purba, Sabam Manurung atas segala doa, semangat, dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Untuk teman-teman AN 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuannya selama kuliah.

11.Untuk abang dan kakak senior Departemen Ilmu Administrasi Negara yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk segala bantuannya.

Penulis telah berupaya secara maksimal dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa yang digunakan, untuk itu penulis memohon maaf atas kurang


(6)

sempurnanya skripsi ini dan kiranya skripsi ini bermanfaat bagi yang mambacanya.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Medan, Juni 2015 Penulis

Elyas S Pitoyo


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………...i

KATA PENGANTAR ………...ii

DAFTAR ISI………...v

DAFTAR TABEL………...viii

DAFTAR LAMPIRAN………xii

BAB I PENDAHULUAN I.1Latar Belakang………1

I.2Rumusan Masalah………...7

I.3Tujuan Penelitian………7

I.4Manfaat Penelitian………..8

I.5KerangkaTeori………8

I.5.1 Lingkungan Kerja Fisik………...………...9

I.5.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja Fisik……..………..9

I.5.1.2 Jenis Lingkungan Kerja Fisik………...10

I.5.1.3 Persyaratan Lingkungan Kerja Fisik……….11

I.5.1.4 Manfaat Lingkungan Kerja Fisik………..13

I.5.1.5 Hal–hal yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisik…………13

I.5.1.6 Indikator Lingkungan Kerja Fisik……….20

I.5..1.7 Penilaian Lingkungan Kerja Fisik………...21

I.5.2 Kinerja………...……….…..22

I.5.2.1 Pengertian Kinerja……….……….…..22

I.5.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja………23

I.5.2.3 Tolok Ukur Kinerja……….……….24

I.5.2.4 Penilaian Kinerja…….……….…….25

I.5.2.5 Tujuan Penilaian Kinerja……….….26

I.5.2.6 Pelaku Penilaian Kinerja……….….28

I.5.2.7 Prinsip Dasar Penilaian Kinerja……….…..29

I.5.3 Pengaruh Lingkungan Kerja FisikTerhadap Kinerja Karyawan……..30


(8)

I.6 Hipotesis………..33

I.7 Definisi Konsep………33

I.8 Definisi Operasional.………34

I.9 Sistematika Penulisan………..36

BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian………38

II.2 Lokasi Penelitian……….………38

II.3 Populasi dan Sampel……….………..38

II.3.1 Populasi……….……….38

II.3.2 Sampel……….………..39

II.4 Teknik Pengumpulan Data……….39

II.5 Teknik Pengukuran Skor………40

II.6 Teknik Analisa Data ………..42

II.6.1 Penggunaan Regresi Linear Sederhana………42

II.6.2 Koefisien Korelasi...……….43

II.6.3 Koefisien Determinan………...45

II.6.4 Uji Hipotesis……….45

II.6.4.1 Uji t………45

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1 Sejarah Berdiri………...………47

III.2 Visi Dan Misi………... 49

III.3 Sasaran Kerja……… 50

III.4 Struktur Organisasi………... 50

III.5 Tujuan………... 56

III.6 Program……… 57

III.7 Kebijaksanaan……….. 57

BAB IV PENYAJIAN DATA IV.1 Karakteristik Responden. ……….61


(9)

IV.2.1 Lingkungan Kerja……….. 63

IV.2.2 Kinerja ………88

IV.3 Pengukuran Skor……….. 99

BAB V ANALISA DATA V.1 Analisis Linear Sederhana………... 105

V.2 Koefisien Korelasi………... 107

V.3 Koefisien Determinasi………. 110

V.4 Uji Hipotesis ( Uji T )……….. 111

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI. Kesimpulan………... 113

VI. Saran………. 114 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sarana Dan Prasarana Di Bank Perkreditan Rakyat

Solider Cabang Pematangsiantar……….…....58 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….…...61 Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur……….…....61 Tabel 4. Distribusi Respoden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…………...….62 Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja………..…..63 Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Temperatur Ruangan

Sudah Sesuai Dengan Kebutuhan………..…....64 Tabel 7. Jawaban Responden Tentang Temperatur Udara

Mendukung Kenyamanan Dalam Bekerja……….65 Tabel 8. Jawaban Responden Tentang Fasilitas Pendingin Ruangan

(AC) Sudah Bekerja Dengan Baik……….…...65 Tabel 9. Jawaban Responden Tentang Fasilitas Pendingin

Ruangan (AC) Mendukung Kenyaman Dalam Bekerja………...….…66 Tabel 10. Jawaban Responden Tentang Kesediaan Ventilasi Sudah

Mencukupi……….………....67 Tabel 11. Jawaban Responden Tentang Penambahan Sirkulasi Udara….………68 Tabel 12. Jawaban Responden Perasaan Nyaman Dengan Sirkulasi

Udara Di Ruangan Kerja………69 Tabel 13. Jawaban Responden Tentang Kondisi Sirkulasi Udara

Mendukung Kenyaman Dalam Bekerja……….…..70 Tabel 14. Jawaban Responden Penerangan Lampu Sudah Memadai……...70 Tabel 15. Jawaban Responden Tentang Perasaan Nyaman Dengan

Penerangan……….……..71

Tabel 16. Jawaban Responden Cahaya Lampu Sangat Membantu


(11)

Tabel 17. Jawaban Responden Tentang Penerangan Yang Baik

Membuat Karyawan Dapat Bekerja Dengan Baik………….…..…73 Tabel 18. Jawaban Responden Tingkat Kebisingan Yang Tinggi

Menimbulkan Ketegangan Dalam Bekerja………...74 Tabel 19. Jawaban Responden Tentang Kebisingan Mengganggu

Konsentrasi……….…..75 Tabel 20. Jawaban Responden Tentang Merasa Terganggu Dengan

Kebisingan Di Luar Ruangan Kerja……….……….…....76 Tabel 21. Jawaban Responden Tentang Terganggu Dengan Teman

Yang Berbincang-Bincang Di Dalam Ruangan Kerja….………...77 Tabel 22. Jawaban Responden Ketidaknyamanan Dengan Bau Tidak

Sedap Di Ruangan Kerja………..……....78 Tabel 23. Jawaban Responden Tentang Terciptanya Ruangan

Kerja Yang Bersih Dapat Mengurangi Bau Tidak Sedap

Di Ruangan Kerja……….………79 Tabel 24. Jawaban Responden Tentang Terciptanya Ruangan Kerja

Yang Wangi Dapat Menimbulkan Semangat Kerja Bagi

Karyawan………...………...80 Tabel 25. Jawaban Responden Tentang Kesediaan Pewangi Ruangan………81 Tabel 26. Jawaban Responden Tentang Pengaturan Warna Di Ruangan

Kerja Sudah Tepat………..…..81 Tabel 27. Jawaban Responden Tentang Pengecatan Kembali Di Ruangan

Kerja………..82

Tabel 28. Jawaban Responden Tentang Ketepatan Warna

Ruangan Menimbulkan Rasa Nyaman Dalam Bekerja……….…...83 Tabel 29. Jawaban Responden Tentang Penataan Warna Yang Tepat Di

Ruang Kerja Dapat Menimbulkan Rasa Percaya Diri


(12)

Tabel 30. Jawaban Responden Tentang Keamanan Di Tempat Kerja

Sudah Bekerja Dengan Baik………..……...85

Tabel 31. Jawaban Responden Tentang Tempat Kerja Harus

Memberikan Fasilitas Keamanan Untuk Pegawainya…………..…85 Tabel 32. Jawaban Responden Tentang Suasana Lingkungan Kerja

yang Nyaman, Bersih, Rapi Serta Fasilitas Keamanan yang

Memadai Membuat Semangat Kerja Meningkat………...86 Tabel 33. Jawaban Responden Tentang Kenyamanan Meninggalkan

Barang Berharga di Tempat Kerja………..…..87 Tabel 34. Jawaban Responden Tentang Punya Target Kinerja yang

Harus Dicapai Dalam Suatu Periode………..…...88 Tabel 35. Jawaban Responden Tentang Dapat Memenuhi Beban Kerja

Yang Telah Ditetapkan………...89 Tabel 36. Jawaban Responden Tentang Dapat Menyelesaikan Pekerjaan

Sesuai Jumlah Target Pekerjaan………..……90 Tabel 37. Jawaban Responden Tentang Dapat Menyelesaikan Tugas

Dengan Rapi dan Teliti………..……...91 Tabel 38. Jawaban Responden Tentang Bekerja Sesuai Prosedur…..………..91 Tabel 39. Jawaban Responden Tentang Berusaha Menyelesaikan

Pekerjaan Tanpa Pengawasan Dari Atasan………..……….92 Tabel 40. Jawaban Responden Tentang Kemampuan Bekerjasama

Dengan Teman Sekerja.………..…..93

Tabel 41. Jawaban Responden Tentang Kerjasama Antar Karyawan

Terjadi Secara Aktif dan Berjalan dengan Baik………..….94 Tabel 42. Jawaban Responden Tentang Membina Hubungan yang

Baik Dengan Atasan ………..…..95

Tabel 43. Jawaban Responden Tentang Pemanfaatan Waktu yang Ada


(13)

Tabel 44. Jawaban Responden Tentang Penyelesian Pekerjaan Dengan

Tepat Waktu………....97

Tabel 45. Jawaban Responden Tentang Sering Menunda-nunda Pekerjaan

yang Diberikan Oleh Pimpinan………...…….98

Tabel 46 Tabel Pengukuran Skor Variabel Lingkungan Kerja

Fisik ( Variabel X )………..100

Tabel 47 Tabel Pengukuran Skor Variabel Kinerja ( Variabel Y )…..…..101 Tabel 48 Pengkategorian Jawaban Responden Variabel

Lingkungan Kerja Fisik………...102


(14)

ABSTRAK

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan Di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar

Nama : Elyas S Pitoyo NIM : 110903105

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Elita Dewi, M.SP

Lingkungan kerja fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi karyawan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar tentu harus dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai. Agar tugas dan kewajiban tersebut dapat diselesaikan dengan baik, maka para karyawan harus memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya. Untuk menciptakan kinerja karyawan yang baik maka diperlukan penciptaan lingkungan kerja fisik yang baik.

Penelitian ini dilakukan di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di Bank Perkreditan Rakyat solider Cabang Pematangsiantar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi SPSS versi 11,5 untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh. Populasi dalam penelitian ini 20 orang karyawan dan diambil sampel sebesar 20 orang dari jumlah populasi.

Berdasarkan analisis regresi sederhana dapat disimpulkan bahwa semakin baik dan tinggi lingkungan kerja fisik yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar, maka kinerja karyawan juga akan semakin meningkat. Tingkat koefisien korelasi adalah 0,661 (r hitung = 0,661) dan berada

pada kategori tinggi dan r tabel diperoleh sebesar 0,444 (r tabel = 0,444). Dari hasil

tersebut diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel ( 0,661 > 0,444) yang berarti ada

pengaruh positif antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan. Sedangkan koefisien determinasi adalah sebesar 43,69% yang berarti besarnya pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan sebesar 43,69% dan sisanya yaitu 56,31% dipengaruhi oleh faktor di luar penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji diperoleh t hitung adalah 3,739 dan t tabel adalah 2,101.

Dari hasil tersebut diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel (3,739 > 2,101 ) yang

artinya terdapat pengaruh yang positif antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam sebuah organisasi, manusia merupakan salah satu faktor yang terpenting di dalamnya. Tanpa adanya peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu telah tersedia, organisasi tidak akan bergerak. Penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi ditentukan oleh manusia. Oleh karena itu, hendaknya organisasi memberikan arahan yang positif demi tercapainya suatu tujuan organisasi. Masalah kualitas sumber daya manusia merupakan sorotan ataupun menjadi perhatian bagi organisasi pemerintah maupun swasta. Sumber daya manusia mempunyai peranan utama dalam setiap kegiatan organisasi. Suasana batin dan psikologis seorang pegawai sebagai individu dalam masyarakat organisasi yang menjadi lingkungan kerjanya sangat besar pengaruhnya pada pelaksanaan pekerjaannya. Dari segi psikologis, bergairah atau bersemangat dan sebaliknya tidak bergairah atau tidak bersemangat seorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerjanya.

Menurut Nitisemito (1984: 183), Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Sebagaimana lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Penataan ruang adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan menyiapkan suatu susunan yang praktis dan


(16)

faktor-faktor fisik yang dianggap perlu pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Dengan adanya penyusunan peralatan kantor pada letak serta pengaturan tempat yang menimbulkan kepuasan dalam bekerja, akan menghemat waktu dan tenaga secara lebih efisien.

Lingkungan kerja fisik dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang yang ada di lingkungannya. Lingkungan kerja fisik yang baik merupakan hal serius yang diperhatikan oleh seorang pimpinan organisasi. Hal ini karena suatu lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kenyamanan dalam bekerja karyawan. Kondisi pekerjaan ini harus menyenangkan, enak dan mengakibatkan kebiasaan pekerjaan yang baik. Untuk memberikan kondisi yang demikian diperlukan perencanaan. Perencanaan untuk lingkungan fisik tidak dapat dipertimbangkan secara terpisah daripada bidang-bidang perencanaan kantor yang penting lainnya. Semuanya harus dikoordinasikan dengan baik.

Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stress, sulit berkomunikasi, dan menurunnya produktivitas kerja. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan yang cukup, ventilasi udara, suara musik, dan tataruangkantor yang nyaman. Jika karyawan tidak mampu menciptakan lingkungan kerja fisik yang baik antara karyawan maka akan mengganggu kinerja karyawan. Lingkungan kerja fisik dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang yang ada di dalam lingkungannya.


(17)

Permasalahan yang umum terjadi di dalam suatu organisasi, salah satunya adalah masalah pegawai yang sebenarnya mempunyai kompetensi yang baik untuk dapat lebih berkembang, tetapi pegawai tersebut tidak optimal dalam bekerja. Hal ini dimungkinkan karena lingkungan kerja fisik yang tidak membawa rasa nyaman dan betah bagi dirinya. Lingkungan kerja fisik yang buruk akan menimbulkan banyak masalah yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi semangat kerja karyawan untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan kinerja, lingkungan kerja fisik yang baik sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Penerangan, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, bau-bauan, warna, musik, dan keamanan adalah bagian dari lingkungan kerja.

Menurut Pamungkas dalam Tjandra (2005:38), kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktivitas dicapai dengan suatu unjuk rasa.Kinerja pada umumnya menunjukkan tingkat tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, yang hendak dicapai. Kinerja didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan. Suatu organisasi baik pemerintah ataupun swasta dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para individu yang terdapat pada organisasi tersebut.

Pada dasarnya, organisasi bukan saja mengharapkan pegawainya yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang penting mereka mau bekerja dengan giat


(18)

dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Peranan karyawan sangat penting dalam setiap perusahaan, karena meskipun faktor-faktor ekonomi lainnya telah tersedia serta didukung dengan teknologi modern tidak akan mempunyai arti bagi kehidupan perusahaan tanpa kehadiran dan peranan karyawan di dalamnya. Kinerja karyawan juga memegang peran bagi keberhasilan dan kehancuran dari sebuah organisasi. Oleh sebab itu, perusahaan harus memiliki motivasi berprestasi karena salah satu karakteristik yang mempengaruhi prestasi kerja (kinerja) adalah motivasi berprestasi sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan profesional.

Dengan kata lain, bila sekelompok sumber daya manusia dan pimpinannya mempunyai kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja organisasi yang baik pula. Kenyataannya, kinerja sumber daya manusia yang buruk bisa mengakibatkan rendahnya organisasi atau perusahaan. Walaupun kadang-kadang ada pemberi upah, tidak secara otomatis meningkatkan kinerja para karyawan. Akibatnya seringnya membuat kelalaian dalam melaksanakan tugasnya membuat para karyawan kadang-kadang bisa kehilangan kecakapan dan keterampilan yang dimiliki. Oleh sebab itu, setiap organisasi perlu menyadari usaha untuk mempertinggi kualitas sumber daya manusia, baik dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan, bakat, maupun kecakapannya. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah dengan penciptaan lingkungan kerja yang mendukung.

Disamping itu, penulis menganalogikan hubungan antara lingkungan kerja fisik dengan kinerja adalah dengan mengambil contoh fisik seperti alam ini. Dimana tanaman akan tumbuh dengan baik bila lingkungannya mendukung. Dengan adanya perhatian dan dukungan terhadap lingkungan kerja yang baik


(19)

yang diciptakan dalam organisasi, baik atas maupun bawahan dan para pengelola organisasi lainnya, diharapkan peningkatan kinerja karyawan, khususnya karyawan bank perkreditan rakyat pematangsiantar dapat memberikan pelayanan yang maksimal.

Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. BPR sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang Desa atau Bank Pasar. Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah.

Kegiatan usaha yang diperkenankan dilakukan oleh BPR sangat terbatas dibandingkan dengan Bank Umum, yaitu hanya meliputi penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, memberikan kredit serta menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain. BPR tidak


(20)

diperkenankan menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran serta melakukan kegiatan usaha selain yang diperkenankan.

Lingkungan kerja fisik di bank Perkreditan Rakyat Solider di Pematangsiantar ini sudah cukup kondusif jika dilihat dari lingkungan kerja yang berada di dalam ruangan. Namun peneliti melihat terdapat beberapa masalah lingkungan kerja fisik yang terdapat pada ruangan Bank ini antara lain:

1. Masalah pencahayaan merupakan masalah yang terdapat di bank ini, dimana cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam ruangan dan hanya mengandalkan pada cahaya lampu saja dan penerangan pada beberapa ruangan kerja yang tidak begitu terang. Pencahayaan yang kurang memadai akan melelahkan mata, kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila karyawan mengoperasikan mesin-mesin. Efek pencahayaan yang buruk menyebabkan mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan meyebabkan kecelakaan kerja.

2. Warna yang digunakan tidak memberikan semangat bekerja pada karyawan, dikarenakan warna dinding ruangan kerja yang ada pada Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar sebagian sudah memudar. Pada kenyataannya, warna juga berpengaruh terhadap terhadap perasaan sehingga dapat menimbulkan perasaan senang, nyaman, dan betah di dalam ruangan.

Berdasarkan hasil uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul“ Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Solider CabangPematangsiantar”


(21)

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis merasa tertarik untuk membuat permasalahan sebagai berikut “Apakah Ada Pengaruh

Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Solider Pematangsiantar?”

I.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian jelas diketahui sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan itu sendiri.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan kerja fisik di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di Bank Pekreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar .

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(22)

1. Secara Subjektif, bermanfaat bagi penulis untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dalam menganalisa permasalahan di lapangan.

2. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan/ sumbangan pemikiran bagi Bank Perkreditan Rakyat Cabang Pematangsiantar.

3. Secara Akademis, sebagai bahan masukan bagi pelengkap referensi maupun bahan perbandingan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian di bidang yang sama.

I.5 Kerangka Teori

Teori merupakan proposisi atau asumsi yang telah dibuktikan kebenarannya. Menurut Nawawi (1992:48) dalam penelitian perlu adanya kejelasan titik tolak atau landasan berfikir untuk memecahkan dan membahas masalah. Menurut Rianto (2004:29), Kerangka teori merupakan kerangka berpikir kita yang bersifat teoritis atau konsepsional mengenai masalah yang kita teliti. Untuk itu disusun suatu kerangka teori sebagai pedoman yang menggambarkan dari mana sudut masalah tersebut disorot.

I.5.1 Lingkungan Kerja Fisik

I.5.1.1. Pengertian Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Nitisemito (1984: 183) lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Definisi lingkungan kerja fisik menurut Timpe (1993: 27) adalah suasana kerja yang merupakan serangkaian sifat lingkungan yang daapt diukur dari


(23)

persersi kolektif dari orang-orang yang dapat hidup dan bekerja untuk mempengaruhi motivasi dan perilaku mereka.

Lingkungan kerja fisik menurut Rivai (2006:165) adalah keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan itu sendiri. Lingkungan kerja ini akan meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu kerja, kebersihan, pencahayaan dan ketenangan. Definisi lingkungan kerja fisik menurut Komarudin (2001: 87) adalah kehidupan sosial psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerjaan karyawan dalam melakukan tugasnya.

Cikmat (dalam Nawawi, 2003:292), menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik adalah serangkaian sifat kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan persepsi bersama dari anggota yang hidup dan nekerjasama dalam suatu organisasi. Sedangkan Lussier (dalam Nawawi 2003:293), menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah kualitas internal organisasi yang relatif berlangsung terus menerus yang dirasakan oleh anggotanya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang berbentuk fisik yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bekerja.

I.5.1.2 Jenis Lingkungan Kerja Fisik

Sedarmayanti (2001:21), menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Menurut Sedarmayanti (2001:21) Lingkungan kerja fisik adalah


(24)

semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi atas 2 kategori, yaitu:

1. Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan karyawan, seperti pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya

2. Lingkungan kerja perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

I.5.1.3 Persyaratan Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Gie(1991:210), Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus pula diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer perkantoran yang modern.

Persyaratan itu meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Kebersihan

Kebersihan bangunan, perlengkapan, dan perabotan harus dipelihara bersih. 2. Luas Ruang Kantor


(25)

Luas ruang kantor tidak boleh dijejal dengan pegawai. Ruang kantor harus menyediakan luas lantai 40 square feet untuk setiap petugas (= 3,7 meter persegi).

3. Suhu Udara

Temperatur yang baik untuk dipertahankan dalam ruang kerja minimum 16 °c atau sama dengan 61°f.

4. Penerangan Cahaya

Cahaya lampu atau alam yang cocok dan cukup harus diusahakan, dan perlengkapan penerangan perlu dirawat sepatutnya.

5. Fasilitas Cuci

Ruang cuci muka atau tangan dengan air hangat dan dingin berikut sabun dan handuk harus disediakan seperlunya.

6. Tempat Duduk

Karyawan harus disediakan tempat duduk untuk keperluan bekerja dengan sandaran kaki bila perlu.

7. Lantai, gang, dan Tangga

Lantai harus dijaga ketat agar orang tidak mudah tergelincir, tangga diberi pegangan untuk tangan, dan bagian-bagian terbuak diberi pagar.

8. Pertolongan Pertama

Dalam ruangan kerja harus disediakan kotak obat-obatan sebagai pertolongan pertama untuk pegawai apabila ada pegawai yang mengalami sakit atau luka akibat bekerja.


(26)

Bagian mesin yang berbahaya harus diberi pelindung dan petugas yang memakainya harus terlatih.

10.Pemberitahuan Kecelakaan

Kecelakaan dalam kantor yang menyebabkan kematian atau absen pegawai lebih dari 1 minggu harus dilaporkan kepada pihak berwajib.

11. Penjagaan Kebakaran

Di dalam kantor harus disediakan alat untuk memadamkan kebakaran baik itu lonceng ataupun alarm.

I.5.1.4 Manfaat Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik yang aman, sehat, dan nyaman memiliki berbagai manfaat bagi karyawan dan perusahaan. Rivai (2009:793) mengemukakan bahwa manfaat lingkungan kerja fisik yang aman dan sehat adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari yang hilang 2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan asuransi

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim

5. Fleksibilitas dan adaptasibilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan


(27)

Menurut Ishak dan Tanjung (2006:26) manfaat lingkungan kerja fisik adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standard yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan menimbulkan banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.

I.5.1.5 Hal-Hal yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisik

Nitisemito (1984:184) menetapkan faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja fisik yang harus diperhatikan antara lain: penerangan, warna, kebersihan, pertukaran udara, musik, keamanan, dan suara.Menurut moekijat (1995: 135) faktor-faktor penting dari kondisi kerja fisik dalam kebanyakan kantor yaitu: penerangan, warna, musik, udara, dan suara.

Menurut Sedarmayanti (2001:21), hal-hal yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah:

1. Penerangan atau cahaya

Berjalannya suatu perusahaan tak luput dari adanya faktor penerangan,Begitu pula untuk menunjangkondisi kerja, penerangan memberi arti yang sangat penting. Salah satu faktor yang penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan semangat dalam bekerja adalah penerangan yang baik. Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan sepanjang hari rentan terhadap ketegangan mata yang disertai dengan keletihan mental, perasaan marahdan


(28)

gangguan fisik lainnya. Dalam hal penerangan di sini tidak hanya terbatas pada penerangan listrik saja tetapi juga penerangan cahaya matahari.

Menurut C.L.Littlefield dan R.L. Petersonada dalam buku Moekijat (1995:136), beberapa keuntungan penerangan yang baik:

a. Produktivitas yang bertambah (meskipun sulit untuk mengukur dengan tepat berapabanyaknya)

b. Kualitas pekerjaan kurang baik

c. Mengurangi ketegangan mata dan kelelahan rohaniah d. Semangat kerja pegawai yang lebih baik

e. Prestise yang lebih baik untuk perusahaan

2. Temperatur Atau Suhu Udara

Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman manakala ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang memberikan andil adalah suhu udara. Suhu udara dalam ruangan kerja merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar karyawan dapat bekerja dengan menggunakan seluruh kemampuan sehingga menciptakan hasil yang optimal. Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh.


(29)

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dan disekitarnya.

4. Sirkulasi Udara

Udara disekitar kita dikatakan kotor apabila keadaan oksigen di dalam udara tersebut telah berkurang dan bercampur denga gas-gas lainnya yang membahayakan kesehatan tubuh. Hal ini diakibatkan oleh perputaran udara yang tidak normal. Sirkulasi udara dengan memberikan ventilasi yang cukup dan penggunaan Air Conditioning membantu penggantian udara kotor dengan udara bersih.

Menurut Moekijat (1989:145), keuntungan udara yang baik adalah: a. Produktivitas yang tinggi

b. Mutu pendidikan yang lebih baik c. Kesenangan dan kesehatan pegawai d. Semangat kerja lebih tinggi


(30)

5. Kebisingan

Menurut Moekijat (1989:145), Tingkat kebisingan pada kantor merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan untuk mengelola tingkat kinerja pegawai yang diinginkan. Apabila tingkat kebisingan melampaui batas yang tidak diinginkan, beberapa gangguan fisik dan psikologi terhadap mereka akan terjadi. Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan menimbulkan kekacauan dalam bekerja. Oleh karena itu, setiap perusahaan hendaknya dapat menghilangkan kebisingan tersebut, setidak-tidaknya mengurangi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat peredam suara bilamana mungkin mengusahakan sedemikian rupa sehingga kebisingan menjadi berkurang.

Menurut Moekijat dalam bukunya Tata Laksana kantor (1989:145), adapun pengaruh suara yang bising:

a. Gangguan mental dan syaraf pegawai

b. Kesulitan dalam konsentrasi, mengurangi hasil, kesalahan yang lebih banyak

c. Kesulitan dalam menggunakan telepon, dan ketidakhadiran yang lebih banyak

d. Kesalahan yang bertambah dan semangat kerja pegawai yang berkurang

6. Bau-Bauan

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Temperatur dan


(31)

kelembaban mempengaruhi tingkat ketajaman penciuman seseorang. Oleh karena itu, penggunaan Air Conditioning yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu di sekitar tempat kerja.

7. Getaran Mekanis

Getaran mekanis diartikan debagai getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekuensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat frekuensi alam ini beresonansi dengan frekuensi dari getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal: konsentrasi kerja; b. datangnya kelelahan; c. timbulnya beberapa penyakit diantaranya karena gangguan terhadap mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain.

8. warna

Menurut Gie dalam bukunya berjudul Administrasi Perkantoran Modern (1991: 216), warna merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja para pegawai. Khususnya warna akan mempengaruhi keadaan jiwa mereka. Warna yang tepat juga akan mencegah kesilauan yang timbul karena cahaya yang berlebih-lebihan.

Penggunaan cahaya dalam ruangan maksudnya adalah bagaimana pengaruh warna terhadap gairah dan semangat kerja karyawan. Untuk ruangan


(32)

kerja hendaknya dipilihkan warna-warna lembut dan dingin, misalnya cokelat muda atau krem, abu-abu, abu-abu muda, hijau muda, dan sebagainya. Untuk warna putih dapat memberikan kesan ruang yang sempit menjadi tampak luas dan bersaih serta membantu pekerjaan yang membutuhkan ketelitian.

9. Musik

Musik digunakan untuk membantu pekerjaan, karena penggunaan musik dapat membentuk pola tingkah laku yang baik (Moekijat, 1989:144). Musik menghasilkan beberapa keuntungan diantaranya membantu meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja pegawai dengan menghilangkan rasa bosan dan monoton dalam melakukan pekerjaan kantor. Tipe musik yang dimainkan akan mempengaruhi kinerja pegawai.

Meskipun demikian, dalam perusahaan bila musik yang diperdengarkan tidak menyenangkan, maka lebih baik tanpa musik sama sekali. Sebaiknya bila musik diperdengarkan menyenangkan, maka akan menimbulkan suasana gembira dan mengurangi kelelahan dalam bekerja. Perlu ditegaskan lagi musik yang menyenangkan disini tergantung kesenangan karyawan.

10. Dekorasi

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga


(33)

dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.

11. Keamanan

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan ( SATPAM). Rasa aman bagi karyawan sangat berpengaruh terhadap semangat dan gairah kerja karyawan. Jika di tempat kerja tidak aman, karyawan tersebut akan menjadi gelisah, tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya serta semangat kerja karyawan akan mengalami penurunan. Keamanan disini sebenarnya lebih luas dari semua itu, sehingga disini konstruksi gedung tempat mereka bekerja, konstruksi gedung yang sudah tua, tanpa adanya perbaikan sewaktu-waktu gedung itu bisa roboh dan bisa memakan korban jiwa. Suatu perusahaan hendaknya terus berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan suatu keadaan dan suasana aman tersebut agar karyawan tersebut tidak merasa terganggu dalam melaksanakan pekerjaannya.

I.5.1.6 Indikator Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:26), indikator lingkungan kerja fisik sebagai berikut:

1. Temperatur 2. Sirkulasi udara 3. Pencahayaan


(34)

4. Kebisingan 5. Bau tidak sedap 6. Tata warna 7. Keamanan

I.5.1.7 Penilaian Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik dapat mendorong kegairahan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Lingkungan kerja fisik yang aman, sehat dan nyaman merupakan syarat penting sehingga karyawan dapat mengerjakan pekerjaanya dengan kondisi yang prima. Untuk menjamin kearah ini diperlukan penilaian terhadap lingkungan tempat kerja.

Menurut Anies (2005:121) penilaian lingkungan kerja fisik terhadap semua unit perusahaan bertujuan untuk:

a. Memastikan apakah lingkungan kerja (tempat kerja) tersebut telah memenuhi persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Sebagai pedoman untuk bahan perencanaan dan pengendalian terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh faktor-faktor yang ada di setiap tempat kerja.

c. Sebagai data pembantu untuk mengkorelasikan hubungan sebab akibat terjadinya suatu penyakit akibat kerja maupun kecelakaan.

d. Bahan dokumen untuk mengembangkan program-program K3 selanjutnya. Untuk mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya di lingkungan kerja fisik ditempuh tiga langkah utama, yakni:


(35)

1. Pengenalan lingkungan kerja, ini biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal, dan ini merupakan langkah dasar yang pertama kali dilakukan dalam upaya mewaspadai faktor bahaya.

2. Evaluasi lingkungan kerja, merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya yang mungkin timbul, sehingga bisa untuk menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan.

3. Pengendalian lingkungan kerja, dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan keadaan berbahaya di lingkungan kerja. Kedua tahapan sebelumnya, pengenalan dan evaluasi, tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi hanya dapat dicapai dengan teknologi pengendalian memadai untuk pencegahan yang dapat merugikan karyawan.

I.5.2Kinerja

I.5.2.1 Pengertian Kinerja

Menurut Keban dalam (Tangkilisan 2003: 1), kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atau the degree of accompolishment dapat didefinisikan sebagai tingkat hasil pencapaian atau dengan kata lain, kinerja merupakan tingkatan pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Simamora (2003:1), kinerja adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Pamungkas dalam Tjandra (2005:38) kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktivitas dicapai dengan suatu unjuk rasa.

Pengertian kinerja telah dirumuskan oleh beberapa ahli manajemen dalam ( Tika 2006 : 121 ) adalah sebagai berikut:


(36)

1. Stoner mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.

2. Bernadin dan Russel secara definitive menjelaskan kinerja merupakan catatan

outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kinerja suatu jabatan keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan.

3. Prawiro Suntoro mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang yang dihasilkan oleh kemampuannya yang dilakukan berdasarkan kecakapan, pengalaman sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

I.5.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi kinerja

Menurut Mathias (2002:78), kinerja karyawan adalah hal-hal yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi, antara lain:

1. Kualitas kerja, yaitu kerapian, ketelitian, keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume kerja

2. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal


(37)

3. Kerjasama, yaitu kemampuan pegawai dalam membina hubungan dengan pegawai lain dan pimpinan

4. Pemanfaatan waktu, sesuai tidaknya dengan waktu yang sudah direncanakan

I.5.2.3 Tolok Ukur Kinerja

Menurut Hasibuan (2002:56), kinerja pegawai dapat dikatakan baik dinilai dari beberapa hal:

1. Kesetiaan

Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan kesadaran dan tanggungjawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dengan sikap dan perilaku pegawai yang bersangkutan dalam kegiatannya sehari-hari serta dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

2. Prestasi Kerja

Prestai kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pada umumnya, prestasi kerja seorang pegawai dipengaruhi kecakapan, pengalaman, dan kesanggupan pegawai dalam bekerja.

3. Kedisplinan

Kedisplinan adalah kesanggupan pegawai untuk mentaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan dan peraturan organisasi yang diberikan oleh yang berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan baik tertulis maupun lisan.


(38)

4. Kreativitas

Kreativitas adalah kesanggupan pegawai dalam mengembangkan dan mengeluarkan potensi atau ide-ide yang ada dalam menyelesaikan suatu pekerjaan ataupun permasalahan dalam suatu organisasi.

5. Kerjasama

Kerjasama adalah kemampuan seorang pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan berhasil guna yang sebesar-besarnya. 6. Kecakapan

Kecakapan adalah keterampilan pegawai dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya dilihat dari pelaksanaan kerjanya sesaui dengan hasil yang dicapai. 7. Tanggungjawab

Tanggungjawab adalah kesanggupan seorang pegawai dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu maka serta berani memikul resiko atau keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan serta atas penanggungjawaban fasilitas yang ada.

8. EFektivitas dan Efisiesensi

Efektivitas dan efisiensi dalam hal ini menyangkut tentang pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dapat berhasil guna sesuai dengan kualita s yang ditentukan dan dapat berdayaguna sesuai dengan kuantitas yang ditetapkan.


(39)

.5.2.4 Penilaian Kinerja

Evaluasi kinerja atau penilaian kinerja karyawan yang dikemukakan oleh Mengginson dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2006:10) adalah sebagai berikut: “penilaian kinerja adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan

tugas dan tanggungjawabnya”. Selanjutnya, pengertianevaluasi kinerja oleh Sikula

yang dikutip dalam Mangkunegara (2006:10) mengemukakan bahwa “ penilaian kinerja merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai pegawai dan

potensi yang dapat dikembangkan” .

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja yang dilakukan secara sistematis bertujuan untuk mengetahui hasil pekerjaan pegawai dan kinerja organisasi. Prestasi yang dicapai itu akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya berpengaruh terhadap tingkat imbalan. Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberitahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada.

1.5.2.5 Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja sumber daya manusia organisasi, dalam penilaian kinerja tidak hanya semata-mata menilai hasil fisik tetapi


(40)

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut berbeagi bidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan tugasnya semua layak untuk dinilai.

Tujuan penilaian kinerja karyawan menurut Rivai (2011:552) pada dasarnya meliputi:

1. Meningkatkan etos kerja 2. Meningkatkan motivasi kerja

3. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan selama ini 4. Untuk mendorong pertanggungjawaban dari karyawan

5. Pemberian imabalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa dan kenaikan utang

6. Untuk pembeda antar karyawan yang satu dengan karyawan yang lain

7. Pengembangan sumber daya manusia yang masih dapat dibedakan lagike dalam:penugasan kembali, seperti diadakannya mutasi atau transfer, rotasi perusahaan, kenaikan jabatan, pelatihan

8. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja

9. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi baik

10.Untuk mendorong pertanggung jawaban dari karyawan

11.Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier selanjutnya


(41)

13.Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan kerja mereka.

14. Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pekerjaan

I.5.2.6 Pelaku Penilaian Kinerja

Menurut Robbins (2006:687) dalam penilaian kinerja terdapat beberapa pilihan dalam penentuan mengenai yang sebaiknya melakukan penilaian tersebut adalah:

1. Atasan Langsung

Semua hasil evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah pada umumnya dilakukan oleh atasan langsung dari karyawan tersebut.

2. Rekan Sekerja

Evaluasi ini merupakan salah satu sumber paling handal dari penilaian. Alasan rekan sekerja yang tindakan dimana interaksi sehari-hari member pandangan menyeluruh terhadap kinerja dalam pekerjaannya

3. Pengevaluasi diri sendiri

Mengevaluasi kinerja mereka sendiri apakah sudah konsisiten dengan nilai-nilai, dengan sukarela dan pemberian kuasa.

4. Bawahan langsung

Evaluasi bawahan langsung dapat memberikan informasi yang tepat dan rinci mengenai perilaku seorang manajer, karena lazimnya penilaian y yang mempunyai kontak yang sering dinilai.


(42)

5. Pendekatan menyeluruh

Pendekatan ini memberikan umpan balik kinerja dari lingkungan penuh kontas sehari-hari yang mungkin dimiliki karyawan, yang disekitar personal, ruang surat sampai kepelanggan atasan rekan sekerja.

1.5.2.7 Prinsip Dasar Penilaian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2010:13) secara singkat dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar evaluasi kinerja sebagai berikut:

1. Fokusnya adalah membina kekuatan untuk menyelesaikan setiap persoalan yang timbul dalam pelaksanaan evaluasi kinerja. Jadi bukan semata-mata menyelesaikan persoalan itu sendiri, namun pimpinan dan karyawan mampu menyelesaikan persoalannya dengan baik setiap saat, setiap ada persoalan baru. Jadi yang penting adalah kemampuannya.

2. Selalu didasarkan atas suatu pertemuan pendapat, misalnya dari hasil diskusi antar karyawan dengan penyelia langsung, suatu diskusi yang kontruktif untuk mencari jalan yang terbaik dalam meningkatkan mutu dan baku yang tinggi. 3. Suatu proses manajemen yang alami, jangan merasa dan menimbulkan kesan

terpaksa, namun dimasukan secara sadar ke dalam corporate planning,

dilakukan secara periodik, terarah dan terprogram, bukan hanya kegiatan yang dilakukan setahun sekali atau kegiatan yang dilakukan jika manajer ingat saja.

I.5.3 Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Nitisemito (1984: 183) lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam


(43)

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik yang dapat mencakup temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, warna, dekorasi, musik, dan keamanan di tempat kerja.

Menurut Keban dalam (Tangkilisan 2003: 1), kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atau the degree of accompolishment dapat didefinisikan sebagai tingkat hasil pencapaian atau dengan kata lain, kinerja merupakan tingkatan pencapaian tujuan organisasi. Tolok ukur kinerja dapat dinilai dari kesetiaan, prestasi kerja, kedisplinan, kreativitas, kerjasama, kecakapan, tanggungjawab, dan efektivitas dan efisiensi.

Lingkungan kerja fisik merupakan suatu alat ukur yang akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan jika lingkungan kerja fisik yang ada di dalam sebuah organisasi itu baik. Lingkungan kerja fisik yang menyenangkan bagi karyawan lewat sarana dan prasarana yang mendukung dan memadai yang ada di tempat kerja akan membawa dampak yang positif bagi karyawan, sehingga kinerja karyawan meningkat.

Menurut Bambang (1991:122), lingkungan kerja fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan kerja fisik yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang pegawai bekerja dalam lingkungan kerja fisik yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja karyawan akan rendah.


(44)

I.6 Penelitian Terdahulu

Pratama (2009) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh

Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Nyonya Meneer Semarang. Hasil penelitian menunjukkan Kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan bagian produksi PT Nyonya Meneer Semarang baik secara simultan maupun parsial. Variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh lebih besar terhadap semangat kerja karyawan bagian produksi PT. Nyonya Meneer Semarang, dengan korelasi parsial sebesar 58,7%.

Septianto (2010) dalam Skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada Pt. Pataya

RayaSemarang”. Pada skripsi tersebut didapati kesimpulan bahwa lingkungan

kerjapada PT. Pataya Raya Semarang mempunyai pengaruh positif signifikan terhadapkinerja karyawan ditolak. Karena dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikanlebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,102. Stres kerja pada PT. Pataya RayaSemarang mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan ditolak. Karena dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,173. Berdasarkan nilai Adjusted R Square dapat diketahui pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan bagian karyawan operasional pada PT. Pataya Raya Semarang sebesar 4,5%.

Juniasta (2012) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pemberian

Indentif Dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Semangat Kerja

Karyawan Pada Balai Latihan Pendidikan Tehnik Sumatera Utara.” Penelitian ini


(45)

studi pustaka. Tehnik analisis data menggunakan deskriptif dan metode regresi linear berganda menunjukkan bahwa pemberian insentif mempunyai hubungan yang kuat dengan semangat karyawan sebesar 64,9% dan sisanya sebesar 35,1 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. Dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada Balai Latihan Pendidikan dan Teknik Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan secar parsial, variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap semangat kerja karyawan pada Balai Latihan Pendidikan dan Teknik Provinsi Sumatera Utara.

Kaffatin (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara

persepsi terhadap lingkungan kerja dengan kecenderungan BURNOUT pada

perawat Rumah Sakit Umum daerah Sidoarjo”. Skripsi ini berisi dua persoalan

yang hendak dikaji dalam penelitian ini, yaitu persepsi terhadap lingkungan kerja dengan Kecenderungan Burnout. Persepsi terhadap Lingkungan kerja adalah pandangan atau penilaian terhadap segala situasi dan kondisi yang berada di sekitar tempat karyawan bekerja yang dapat mempengaruhi diri karyawan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. burnout adalah penderitaan psikologis yang terjadi pada orang yang bekerja pada bidang pelayanan kemanusiaan (human service) yang disebabkan kelelahan emosi dan tingginya tuntutan pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antarapersepsi terhadap lingkungan kerja dengan kecenderungan burnout pada perawat Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo. ini menggunakan pendekatan manajemen.


(46)

I.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. (Sugiyono, 2005:70).

Adapun hipotesis yang dirumuskan peneliti dalam penelitian ini adalah:

Hipotesa Alternatif (Ha) : Yaitu terdapat pengaruh positif antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan

Hipotesa Nol (Ho) : Yaitu tidak terdapat pengaruh positif antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan

I.8 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:33), adalah abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian.

Maka, berdasarkan judul yang dipilih peneliti, yang menjadi konsep Dari peneliti ini adalah:

1. Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang berbentuk fisik yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bekerja.

2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang yang dihasilkan oleh kemampuannya yang dilakukan berdasarkan kecakapan, pengalaman sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.


(47)

I.9 Definisi Operasional

Berdasarkan pendapat Singarimbun (1995:96), definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Adapun yang menjadi definsi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) Lingkungan Kerja fisik diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

a.Temperatur/ Suhu udara, yaitu pertukaran udara yang berganti melalui ventilasi maupun AC yang terdapat pada suatu kantor

b. Sirkulasi Udara, adalah Pertukaran udara yang terjadi pada suatu ruangan untuk menghasilkan rasa sejuk dan segar.

c. Penerangan atau cahaya, adalah sesuatu yang dapat memberikan cahaya, bisa dari sinar matahari yang masuk maupun cahaya lampu yang terdapat di dalam ruangan.

d. Kebisingan, adalah suara-suara yang dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja

e. Bau-Bauan, adalah sesuatu yang terdapat di sekitar tempat kerja dan dapat dianggap sebagai pencemaran dan dapat mengganggu konsentrasi.

f. Warna, adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi jiwa seseorang dalam bekerja g. Keamanan, yaitu perasaan yang menimbulkan ketenangan dalam melakukan

tugasnya

2. Variabel Terikat (Y) penelitian ini adalah kinerja karyawan dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:


(48)

1. Kuantitas 2. Kualitas 3. Kerjasama


(49)

I.10 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesa, definisi konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

BABIII : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi dan struktur organisasi.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat penyajian data yang dilakukan dengan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan menganalisanya berdasarkan metode yang digunakan.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab-bab sebelumnya.


(50)

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak yang membutuhkannya.


(51)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk menemukan gambaran mengenai hubungan sebab akibat antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Pendekatan kuantitatif diterapkan dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh.

II.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Bank Perkreditan Rakyat Solider, Jalan Sisingamangaraja Nomor 85 K Pematangsiantar.

II.3 Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2005:90), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada pada Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar yang berjumlah 20 orang.


(1)

5

5

5

5

3

5

5

4

5

5

5

4

128

4,57

5

5

5

5

5

2

5

5

5

5

5

3

130

4,64

5

5

5

5

4

4

5

5

5

5

5

4

128

4,57

5

5

5

5

2

5

5

5

5

5

5

3

126

4,50

5

5

5

5

3

5

5

4

5

5

5

5

127

4,54

4

4

5

5

5

4

4

5

5

5

5

4

121

4,32

5

5

5

4

4

4

4

4

4

5

5

5

124

4,43

4

4

5

4

4

3

4

4

4

5

5

4

121

4,32

5

5

4

4

4

4

4

4

4

4

4

2

116

4,14

5

5

5

5

3

4

4

4

4

4

4

4

119

4,25

5

5

4

5

4

4

4

5

5

4

5

5

123

4,39

5

5

5

5

3

4

5

5

5

4

5

5

127

4,54

4

5

4

5

4

4

4

4

4

5

5

4

122

4,36

5

5

5

4

3

4

5

5

4

5

5

5

128

4,57

2

4

4

4

4

2

4

4

4

4

4

4

101

4,61

4

4

4

4

4

4

5

5

4

5

5

4

124

4,43

5

5

5

5

4

4

5

5

5

5

5

4

128

4,57

4

4

5

4

4

3

4

4

4

5

5

4

120

4,29


(2)

Tabel Jawaban Responden Variabel Y (Kinerja )

No

Y1 Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8 Y9

Y10

Y11

Y12 Jumlah

Rata-Rata

1

5

5

5

5

5

4

5

5

5

5

5

1

55

4,58

2

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

1

56

4,67

3

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

1

56

4,67

4

4

4

4

5

4

5

5

4

4

5

5

1

50

4,17

5

5

4

5

5

4

5

5

5

5

5

4

5

57

4,75

6

5

3

4

4

4

5

5

5

5

5

4

4

53

4,42

7

4

5

4

5

4

5

5

5

5

5

5

1

53

4,42

8

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

4

4

58

4,83

9

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

48

4,00

10

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

1

45

3,75

11

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

3

46

3,83

12

4

5

5

4

5

5

5

5

5

5

4

3

55

4,58

13

4

4

4

4

5

5

5

5

5

4

5

1

51

4,25

14

5

3

4

4

4

5

5

5

5

4

5

3

48

4,33

15

4

4

5

5

5

5

5

5

5

4

5

3

55

4,58

16

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

1

45

3,75

17

5

4

4

4

4

4

4

4

4

4

5

2

48

4,00

18

5

3

4

5

4

5

5

4

4

4

5

3

48

4,25

19

4

4

4

4

4

4

5

4

5

4

4

2

51

4,00

20

4

4

4

5

4

5

4

5

4

4

5

2

48

4,17


(3)

Tabel X dan Y

N0

X

Y

XY

1

137

55

18769

3025

7535

2

128

56

16384

3136

7168

3

130

56

16900

3136

7280

4

128

50

16384

2500

6400

5

126

57

15876

3249

7128

6

127

53

16129

2809

6731

7

121

53

14641

2809

6413

8

124

58

15376

3364

7192

9

121

48

14641

2304

5808

10

116

45

13456

2025

5220

11

119

46

14161

2116

5474

12

123

55

15129

3025

6765

13

127

51

16129

2601

6477

14

122

48

14884

2304

5856

15

128

55

16384

3025

7040

16

101

45

10201

2025

4545

17

124

48

15376

2304

5952

18

128

51

16384

2601

6528

19

120

48

14400

2304

5760

20

119

50

14161

2500

5950


(4)

Tabel r Product Moment Pada Sig.0,05

N

r

N

R

N

r

N

R

N

r

N

r

1

0.997

41

0.301

81

0.216

121

0.177

161

0.154

201

0.138

2

0.95

42

0.297

82

0.215

122

0.176

162

0.153

202

0.137

3

0.878

43

0.294

83

0.213

123

0.176

163

0.153

203

0.137

4

0.811

44

0.291

84

0.212

124

0.175

164

0.152

204

0.137

5

0.754

45

0.288

85

0.211

125

0.174

165

0.152

205

0.136

6

0.707

46

0.285

86

0.21

126

0.174

166

0.151

206

0.136

7

0.666

47

0.282

87

0.208

127

0.173

167

0.151

207

0.136

8

0.632

48

0.279

88

0.207

128

0.172

168

0.151

208

0.135

9

0.602

49

0.276

89

0.206

129

0.172

169

0.15

209

0.135

10

0.576

50

0.273

90

0.205

130

0.171

170

0.15

210

0.135

11

0.553

51

0.271

91

0.204

131

0.17

171

0.149

211

0.134

12

0.532

52

0.268

92

0.203

132

0.17

172

0.149

212

0.134

13

0.514

53

0.266

93

0.202

133

0.169

173

0.148

213

0.134

14

0.497

54

0.263

94

0.201

134

0.168

174

0.148

214

0.134

15

0.482

55

0.261

95

0.2

135

0.168

175

0.148

215

0.133

16

0.468

56

0.259

96

0.199

136

0.167

176

0.147

216

0.133

17

0.456

57

0.256

97

0.198

137

0.167

177

0.147

217

0.133

18

0.444

58

0.254

98

0.197

138

0.166

178

0.146

218

0.132

19

0.433

59

0.252

99

0.196

139

0.165

179

0.146

219

0.132

20

0.423

60

0.25

100 0.195

140

0.165

180

0.146

220

0.132

21

0.413

61

0.248 101 0.194

141

0.164

181

0.145

221

0.131

22

0.404

62

0.246 102 0.193

142

0.164

182

0.145

222

0.131

23

0.396

63

0.244 103 0.192

143

0.163

183

0.144

223

0.131

24

0.388

64

0.242 104 0.191

144

0.163

184

0.144

224

0.131

25

0.381

65

0.24

105

0.19

145

0.162

185

0.144

225

0.13

26

0.374

66

0.239 106 0.189

146

0.161

186

0.143

226

0.13

27

0.367

67

0.237 107 0.188

147

0.161

187

0.143

227

0.13

28

0.361

68

0.235 108 0.187

148

0.16

188

0.142

228

0.129

29

0.355

69

0.234 109 0.187

149

0.16

189

0.142

229

0.129


(5)

32

0.339

72

0.229 112 0.184

152

0.158

192

0.141

232

0.128

33

0.334

73

0.227 113 0.183

153

0.158

193

0.141

233

0.128

34

0.329

74

0.226 114 0.182

154

0.157

194

0.14

234

0.128

35

0.325

75

0.224 115 0.182

155

0.157

195

0.14

235

0.127

36

0.32

76

0.223 116 0.181

156

0.156

196

0.139

236

0.127

37

0.316

77

0.221 117

0.18

157

0.156

197

0.139

237

0.127

38

0.312

78

0.22

118 0.179

158

0.155

198

0.139

238

0.127

39

0.308

79

0.219 119 0.179

159

0.155

199

0.138

239

0.126

40

0.304

80

0.217 120 0.178

160

0.154

200

0.138

240

0.126


(6)

Tabel Uji t

α untuk uji satu pihak ( one tail test )

df

0,25

0,10

0.05

0.025

0,01

0,005

α Untuk uji dua pihak ( two tail test )

0,51

0,20

0,10

0,05

0,02

0,01

1

1,000

3,078

6,314

12,706

31,821

63,657

2

0,816

1,886

2,920

4,303

6,965

9,925

3

0,765

1,638

2,353

3,182

4,541

5,841

4

0,471

1,533

2,132

2,776

3,747

4,604

5

0,727

1,476

2,015

2,571

3,365

4,032

6

0,718

1,440

1,943

2,447

3,143

3,707

7

0,711

1,415

1,895

2,365

2,998

3,499

8

0,706

1,397

1,860

2,306

2,896

3,355

9

0,703

1,383

1,833

2,262

2,821

3,250

10

0,700

1,371

1,812

2,228

2,764

3,169

11

0,697

1,363

1,796

2,201

2,718

3,106

12

0,695

1,356

1,782

2,179

2,681

3,055

13

0,692

1,350

1,771

2,160

2,650

3,012

14

0,691

1,345

1,761

2,145

2,624

2,977

15

0,690

1,341

1,753

2,131

2,602

2,947

16

0,689

1,337

1,746

2,120

2,583

2,921

17

0,688

1,333

1,740

2,110

2,567

2,898

18

0,688

1,330

1,734

2,101

2,552

2,878

19

0,687

1,328

1,729

2,093

2,539

2,861

20

0,687

1,325

1,725

2,086

2,528

2,824

21

0,686

1,323

1,721

2,080

2,518

2,831

22

0,686

1,321

1,717

2,074

2,508

2,829

23

0,685

1,319

1,714

2,069

2,500

2,807

24

0,685

1,318

1,711

2,064

2,492

2,797

25

0,684

1,316

1,708

2,060

2,485

2,787

26

0,684

1,315

1,706

2,056

2,479

2,779

27

0,684

1,314

1,703

2,052

2,473

2,771

28

0,683

1,313

1,701

2,048

2,467

2,763

29

0,683

1,311

1,699

2,045

2,462

2,756

30

0,683

1,310

1,697

2,042

2,457

2,750

40

0,681

0,681

1,684

2,021

2,423

2,704

60

0,679

1,296

1,671

2,000

2,390

2,660

120

0,677

1,289

1,658

1,980

2,358

2,617

0,647

1,282

1,645

1,960

2,326

2,576