75
nilai harga saham terendah adalah perusahaan PT. Energi Mega Persada Tbk
dengan nilai sebesar 130 pada tahun 2010.
4.2.2. Data NPM
Net Profit Margin
Merupakan margin laba bersih pada perusahaan pertambangan dengan periode dari tahun 2006 sampai dengan 2010, yaitu dihitung dengan ukuran
keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Satuan pengukuran yang dgunakan adalah
persentase. Dari penelitian yang dilakukan NPM Net Profit Margin terhadap 7 perusahaan pertambangan yang go publik di Bursa Efek mulai tahun tahun 2006-
2010, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2. Hasil NPM
Net Profit Margin Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Go Public Periode Tahun 2006-2010
No Nama perusahaan
Tahun NPM
No Nama perusahaan
Tahun NPM
1 PT. Aneka
Tambang Tbk 2006
2007 2008
2009 2010
27,58 42,74
14,26 6,94
19,25 5
PT. Medco Energi International Tbk
2006 2007
2008 2009
2010 4,82
0,61 21,83
2,88 8,93
2 PT. Bumi
Resources Tbk 2006
2007 2008
2009 2010
12,01 34,83
11,00 5,20
7,12 6 PT.
Perusahaan Gas
Negara Persero Tbk 2006
2007 2008
2009 2010
28,54 13,24
4,95 34,56
31,57 3
PT. Energi Mega Persada Tbk
2006 2007
2008 2009
2010 18,05
10,17 1,88
119,74 4,99
7 PT. Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk
2006 2007
2008 2009
2010 13,74
17,61 23,67
30,48 25,40
4 PT. International
Nickel Indonesia Tbk
2006 2007
2008 2009
2010 38,38
50,43 27,38
22,40 34,27
Sumber : Data PT. Bursa Efek Indonesia diolah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
76
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa dari 7 perusahaan pertambangan LQ 45 yang memiliki nilai NPM Net Profit Margin tertinggi adalah perusahaan
pertambangan yaitu PT. Medco Energi International Tbk dengan nilai NPM Net Profit Margin
0,61 pada tahun 2007, sedangkan yang memiliki nilai NPM Net Profit Margin
tertinggi adalah PT. International Nickel Indonesia Tbk 50,43 pada tahun 2007.
4.2.3. Data ROA
Return On Assets
Merupakan pendapatan setelah pajak terhadap seluruh aset. Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan total aktiva dalam menghasilkan
keuntungan. Dapat dihitung dengan memperbandingkan antara EAT dengan total aktiva. Satuan pengukuran yang digunakan adalah persentase, dan skalanya
adalah skala rasio. Dari penelitian yang dilakukan ROA Return On Assets terhadap 7 perusahaan pertambangan yang go publik di Bursa Efek mulai tahun
tahun 2006-2010, diperoleh hasil sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
77
Tabel 4.3. Hasil ROA
Return On Assets Pada Perusahaan Petambangan Yang
Go Public Periode Tahun 2006-2010
No Nama perusahaan
Tahun ROA
No Nama perusahaan
Tahun ROA
1 PT. Aneka
Tambang Tbk 2006
2007 2008
2009 2010
21,29 42,64
13,35 6,08
13,67 5
PT. Medco Energi International Tbk
2006 2007
2008 2009
2010 2,07
0,30 14,15
0,94 3,65
2 PT. Bumi
Resources Tbk 2006
2007 2008
2009 2010
8,84 27,98
7,10 2,59
3,55 6 PT.
Perusahaan Gas
Negara Persero Tbk 2006
2007 2008
2009 2010
12,52 5,70
2,48 21,73
19,44 3
PT. Energi Mega Persada Tbk
2006 2007
2008 2009
2010 3,00
1,23 0,28
16,87 0,53
7 PT. Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk
2006 2007
2008 2009
2010 15,63
18,25 27,96
33,77 23,03
4 PT. International
Nickel Indonesia Tbk
2006 2007
2008 2009
2010 24,18
62,16 19,50
8,41 19,97
Sumber : Data PT. Bursa Efek Indonesia diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat ketahui bahwa dari 7 perusahaan pertambangan LQ 45 yang memiliki nilai ROA Return On Assets tertinggi
adalah perusahaan PT. International Nickel Indonesia Tbk dengan nilai 62,16 pada tahun 2007, sedangkan 7 perusahaan pertambangan yang memiliki nilai
ROA Return On Assets terendah adalah perusahaan PT. Medco Energi International Tbk dengan nilai 0,94 pada tahun 2009.
4.2.4. Data ROE