21
d. Kelompok speculator
Kelompok ini menyukai perusahaan yang sedang berkembang karena dianggap bisa berkembang dengan baik.
3. Lembaga Penunjang a. Penjamin Emisi
Merupakan lembaga yang diminta oleh emiten untuk menjamin agar penerbitan sekuritas di pasar perdana terjual semua.
b. Penanggung Guarantor
Posisi penanggung adalah sebagai penengah antara yang memberikan kepercayaan dana dan yang membutuhkan
kepercayaan.
c. Wali Amanat Trustee
Jasa wali amanat diperlukan pada emisi obligasi. Lembaga ini bertindak sebagai wali dari si pemberi amanat. Pemberi amanat
adalah pemodal. Jadi wali amanat mewakilkan kepentingan modal.
d. Perantara perdagangan efek Pialang, broker
Merupakan pihak yang menawarkan jasa untuk menjualbelikan saham dan memberikan informasi emiten kepada para calon
pembeli saham.
e. Pedagang efek dealer
Pihak yang melakukan transaksi jual beli saham dimana bila harga efek naik atau turun yang mendapat keuntungan atau kerugian
adalah pedagang itu sendiri.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
f. Perusahaan Surat Berharga Securities Cmpanies
Perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan saham – saham yang tercatat di Bursa Efek.
g. Perusahaan Pengelolaan Dana Investment Company
Perusahaan yang menolong pemodal jika mereka kesulitan dalam menghitung resiko yang dihadapi.
h. Kantor Biro Administrasi Efek
Merupakan pihak yang melaksanakan aktifitas yang diminta oleh emiten ataupun pemodal.
2.2.3.4. Bentuk Pasar Modal
Dalam perdagangan efek dikenal 2 macam pasar, yaitu :
a. Pasar Perdana
Pasar Perdana adalah bursa tempat perusahaan pertama kali menerbitkan dan menjual saham baru untuk menambah modalnya
Weston, Bringham, 1993:73. Menurut Tandelilin 2001:35, pasar perdana adalah pasar dimana untuk pertama kalinya sekuritas baru
dijual kepada investor oleh emiten. Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pasar
perdana merupakan tempat dikeluarkannya saham untuk pertama kali.
b. Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah bursa tempat sekuritas dan aktiva keuangan lainnya diperdagangkan oleh para investor setelah
diterbitkan melalui pasar perdana. Menurut Tandelilin 2001:35. Pasar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
sekunder adalah pasar dimana para investor memperdagangkan saham dari pasr perdana.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pasar sekunder adalah pasar yang memperdagangkan saham dari saham
perdana. Ada 2 dua tempat terjadinya pasar sekunder, yaitu :
1 Bursa Reguler Bursa Reguler adalah bursa efek resmi yang menempati suatu
tempat yang terorganisasi dalam arti memiliki lokasi pusat dimana sekuritas itu diperdagangkan.
2 Bursa Paralel Over The Counter Market OTC Bursa Paralel adalah semua kegiatan penjualan dan pembelian
surat berharga yang tidak terjadi di bursa saham, tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.
2.2.3.5. Instrumen Pasar Modal
Sekuritas yang diperjualbelikan dipasar modal tidak hanya jenis saham saja. Menurut Tandelilin 2001:18, sekuritas yang biasanya
diperdagangkan adalah saham, obligasi, reksadana dan instrument derivative.
1. Saham Merupakan surat bukti kepemilikan atas asset – asset perusahaan yang
menerbitkan saham. Dengan memilik saham, maka investor maka mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
2. Obligasi Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam
jumlah tetap kepada pemiliknya. 3. Reksadana
Reksadana atau mutual fund adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana
untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar modal. 4. Instrument Derivatif
Instrument Derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari sekuritas lain, sehingga nilai instrument derivative sangat
tergantung dari hasil seuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan.
2.2.3.6. Peranan Pasar Modal
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001:2 peranan pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu :
1. Fungsi Ekonomi Merupakan pasar yan menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana investor dan pihak yang memerlukan dana issuer. Maka
dengan adanya pasar modal pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
return sedangkan pihak issuer dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari operasi perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2. Fungsi Keuangan Merupakan pasar modal yang memberikan kemungkinan dan
kesempatan memperoleh imbalan return bagi pemilik dan sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
2.2.3.7. Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal
Menurut Husnan 1998:6, factor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal :
1. Supply sekuritas, dimana banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal
2. Demand sekuritas, dimana terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan
membeli sekuritas yang ditawarkan. 3. Kondisi politik dan ekonomi, merupakan syarat perkembangan
dunia bisnis. 4. Masalah hukum dan peraturan, merupakan peraturan yang
melindungi para pemodal dari kecurangan abuse pihak emiten. 5. Peran lembaga pendukung pasar modal seperti BAPEPAM, calon
emiten, bursa efek, pialang, underwriter, akuntan, ahli hukum, dan sebagainya harus bisa bekerja secara professional untuk
mendukung beroperasinya pasar modal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
2.2.4. Investasi
2.2.4.1. Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin 2001:3, Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat ini dengan tujuan mendapatkan sejumlah keuntugan di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Arifin 2005:21, Investasi adalah
kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan nilai konsumsi yang lebih besar di masa yang akan datang.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah dana atau sumber dana yang digunakan untuk mendapatkan
keuntungan di masa yang akan datang.
2.2.4.2. Proses Investasi
Menurut Husnan 1998:12, Pasar investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas
seperti seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi dilakukan, proses tersebut adalah :
a. Menentukan kebijakan investasi Pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak
investasi tersebut akan dilakukan. b. Analisis Sekuritas
Pemodal melakukan analisis dengan menggunakan analisis fundamental atau teknikal. Dalam penelitian ini, menggunakan analisis
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
fundamental untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang.
c. Pembentukan Portofolio Merupakan identifikasi sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa
proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing – masing sekuritas tersebut.
d. Melakukan revisi portofolio Merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya.
e. Evaluasi kinerja portofolio Pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio baik dalam
aspek tingkat keuntungan yang didapat ataupun resiko yang ditanggung.
Investasi dilakukan untuk memperoleh pendapatan. Seseorang akan tertarik untuk menginvestasikan dananya dalam suatu asset. Jika asset
trsebut memberikan keuntungan yang memadai, keuntungan yang didapat adalah kenaikan saham.
2.2.5. Saham
2.2.5.1. Pengertian Saham
Menurtu Darmadji dan Fakhruddin 2001:5 saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup diperjualbelikan di pasar modal. Porsi
kepemilikan yang ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Sedangka menurut Tandeliln 2001:18 saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas
asset – asset perusahaan yang menerbitkan saham. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa saham merupakan
sekuritas berupa surat tanda kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang diperjualbelikan di pasar modal.
2.2.5.2. Jenis – Jenis Saham
Saham merupakan surat berharga yang paling popular dan dikenal luas di masyarakat, maka saham dapat terbagi atas :
1. Saham Biasa Common Stock Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior
terhadap pembagian dividend dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi Darmadji dan Fakhruddin,
2001:6. Menurut Jogiyanto 2000:73, saham biasa adalah saham dikeluarkan perusahaan dalam satu kelas saham saja.
Apabila ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham biasa dapat dikategorikan atas :
a. Blue-chip stocks LQ 45 Merupakan saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi
tinggi, sebagai leader di industry sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen tunai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
b. Income Stocks Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar dividen lebuh tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c. Growth Stocks Merupakan saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d. Speculative Stocks Merupakan saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun
belum pasti e. Counter Cyclical Stocks
Merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
2. Saham Preferen Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi juga biasa tidak mendapatkan hasil seoerti yang dikehendaki
investor. Menurut Jogiyanto 2006:67, saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun
beberapa macam saham preferen telah dibentuk, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
a. Convertible preferren stocks Merupakan saham yang memungkinkan pemegangnya untuk
menukar saham ini denga saham biasa rasio penukaran yang sudah ditentukan.
b. Callable preferren stocks Merupakan saham yang memberikan hak kepada perusahaan yang
mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu.
c. Floating preferren stocks Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat
dividen yan dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas Treasury bill.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yaitu :
a. Dividen Merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
berbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan saham di pasar sekunder.
b. Saham treasuri Saham treasuri merupakan saham milik perusahaan uang sudah
pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
perusahaan untuk disimpan sebagai sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali.
2.2.5.3. Nilai Saham
Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham merupakan hal yang perlu dan berguna, karena dapat digunakan untuk mengetahui saham-
saham mana yang bertumbuh growth dan mana yang murah undervalued.
Ketiga konsep nilai saham yang akan dibahas adalah : 1. Nilai Buku
Menurut Jogiyanto 2000:79 nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Sedangkan menurut Zaenal
Arifin 2005:151, nilai buku merupakan jumlah rupiah yang akan diterima dari setiap lembar saham biasa jika asset perusahaan dijual
seharga nilai bukunya. Menurut Setia Atmadja 2003:412, nilai buku atau book value merupakan pencatatan aktiva di Neraca berdasarkan
harga perolehannya Historical Cost yang telah disesuaikan dengan depresiasi.
2. Nilai Pasar Menurut Jogiyanto 2000:79 nilai pasar adalah harga diri saham di
pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
3. Nilai Instrinsik Menurut Jogiyanto 2000:79 nilai intrinsik adalah nilai yang
seharusnya dari suatu saham, yang terdiri dari dua macam analisis yaitu analisis sekuritas fundamental dan analisis teknis untuk
menentukan nilai dari saham. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa apabila harga pasar lebih
besar dari nilai instrinsiknya, maka saham tersebut layak untuk dijual, karena overvalued dengan harga yang mahal. Sebaliknya, apabila
harga pasar lebih kecil dan nilai instrinsiknya, maka saham tersebut layak untuk dibeli, karena undervalued dengan harga murah, Halim
2003:16. 2.2.5.4.
Keuntungan Investasi Dalam Bentuk Saham
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor yang berinvestasi pada saham yaitu :
1. Deviden Pembagian keuntungan yang diberikan oleh emiten atas
keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Deviden diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa deviden uang tunai yaitu deviden yang
diberikan kepada setiap pemegang saham berupa uang tunai dala jumlah rupiah tertentu untuk setiap pemegang saham berupa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
jumlah saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki oleh investor akan bertambah.
2. Capital Gain Capital gain merupaka selisih antara harga jual dan harga beli yang
disebut dengan selisi kenaikan kurs. Capital gain terjadi bila pemilik saham atau nvestor menjual saham dengan kurs yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kurs pada waktu membeli.
2.2.5.5. Risiko Investasi Dalam Bentuk Saham
Seseorang investor yang melakukan investasi akan menghadapi risiko sebagai berikut :
1. Tidak mendapatkan deviden Deviden dibagikan jika operasi perusahaan menghasilkan
keuntungn. Sehingga jika perusahaan mengalami kerugian, maka investor tidak memperoleh deviden.
2. Capital Loss Dalam investasi saham seseorang investor tidak selalu
mendapatkan capital gain, ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli sehingga investor
mengalami capital loss. 3. Perusahaan bangkrut atau likuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut. Pada perusahaan yang
dilikuidasi, pemegang saham akan menempati posisi yang lebih rendah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
dari pada kreditor atau pemegang saham preferen. Artinya setelah semua asset perusahaan tersebut dijual, hasilnya terlebih dahulu
dibagikan kepada kreditor atau pemegang obligasi dan jika masih ada sisanya barulah dibagikan kepada para pemegang saham.
4. Saham didelist dari bursa Suatu saham didelist atau dikeluarkan dari pencatatan dari bursa
efek karena kinerja saham tersebut buruk, misalnya menjalani kerugian selama beberapa tahun, selama beberapa waktu tertentu tidak pernah
diperdagangkan, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa efek. Saham ini telah didelist tidak lagi
diperdagangkan diluar bursa tetapi tetap dapat diperdagangkan bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika
terjual biasanya harganya jauh lebih rendah dari harga sebelumnya.
2.2.5.6. Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 merupakan salah satu dari lima macam indeks harga saham. Indeks harga saham merupakan ukuran yang didasarkan pada
perhitungan statistic yang menggambarkan pergerakan harga – harga saham terhadap tahun dasarnya. Saat ini PT. Bursa Efek Indonesia memeliki lima
macam indeks harga saham yaitu IHSG, Indeks Sekuritas, Indeks LQ 45, Jakarta Islamis Index JII, Indeks individual, berikut ini akan dijelaskan
secara singkat mengenai salah satu indeks harga saham LQ 45. Indeks LQ 45 pertama kali diperkenalkan pada 24 Februari 1997
dengan nilai awal 100 dan menggunakan hari dasar bulan juni 1994 dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
terpilih 45 emiten yang meliputi 72 dari total kapitalisasi pasar dan 72,5 dari nilai transaksidi pasar regular. Indeks ini terdiri dari 45 saham
yang diseleksi melalui beberapa criteria penilaian yang memiliki likuiditasm kapitalisasi pasar perdagangan yang tertinggi serta memilik
prospek dan frekuensi pertumbuhan dan kondisi keuangan baik. Untuk dapat masuk dalam indeks LQ 45, suatu saham harus memenuhi criteria
berikut ini : a. Harga termasuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di
pasar regular rata – rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir. b. Harga termasuk dalam urutan 60 terbesar berdasarkan kapitalisasi
pasar rata –rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir. c. Telah tercatat di PT. Bursa Efek Indonesia minimal selama 3 tahun.
Saham yang telah memenuhi criteria diatas kemudian dinilai dengan memberikan peringkat antara 1 sampai 45. Untuk peringkat 1
sampai 35 masuk dalam perhitungan indeks, sedangkan peringkat 36 sampai 45 belm tentu masuk dalam perhitungan indeks kecuali saham
tersebut telah masuk criteria selama tiga kuartal berturut – turut.
2.2.6. HARGA SAHAM
Di dalam suatu pasar modal terjadi tawar – menawar harga atas suatu efek atau sekuritas, maka harga yang terjadi di pasar modal tersebut
adalah harga saham atau kurs saham. Harga saham akan selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu karena harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
penawaran pasar. Hal ini akan terus terjadi selama saham tersebut terdaftar di bursa.
Menurut Widoatmodjo 1996:43, harga saham adalah nilai dari penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan dalam
bentuk sekuritas atau surat – surat berharga. Ada beberapa macam harga saham dalam pasar modal Indonesia di
antaranya adalah : a. Harga Nominal
Merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
b. Harga Perdana Merupakan harga sebelum saham dicatat di bursa efek. Setelah
bernegosiasi dengan underwriter, akan diketahui berapa saham perusahaan emiten itu akan dijual ke masyarakat.
c. Harga Pasar Merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.
Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. d. Harga Pembukaan
Merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli saham pada saat jam bursa dibuka.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
e. Harga Penutupan Merupakan harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir
hari bursa. f. Harga Tertinggi
Merupakan harga trtinggi yang terjadi dalam satu hari. g. Harga Terendah
Merupakan harga yang terjadi di bursa, pada suatu saham mencapai harga yang terendah.
h. Harga Rata – rata Merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah. Harga ini bisa
dicatat untuk transaksi harian,bulanan atau tahunan.
2.2.7 Net Profit Margin NPM
Menurut Alexandri 2008:200 Net Profit Margin NPM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Sedangkan Menurut Kasmir 2008:200 Net Profit Margin NPM adalah ukuran
keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Menurut Bastian dan Suhardjono 2006:
299 Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.
Berdasarkan uraian tersebut , maka dapat disimpulkan bahwa Net Profit Margin NPM merupakan suatu cara untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan membandingkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.
Kasmir, 2008
2.2.8 Return On Assets ROA
Menurut Mardiyanto 2009: 196 ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
berasal dari aktivitas investasi. Sedangkan menurut Dendawijaya 2003: 120 rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Menurut Lestari dan Sugiharto 2007: 196 ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Return on Assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan Sutrisno, 2000:266. ROA sering
disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya. Rasio ini
menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor
Riyanto, 1995. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang
dimilikinya. Arifin 2002;65.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ROA Return On Assets merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan yang diperoleh dari penggunaan aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Kasmir, 2008
2.2.9 Return On Equity ROE
Menurut Tandelilin 2001:240, ROE adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang bisa diperoleh oleh pemegang saham. Menurut Syamsuddin 2004:64, ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan income
yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Menurut Mardiyanto 2009: 196 ROE
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap
sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. Menurut Riyadi 2006: 155 Return On Equity ROE adalah perbandingan
antara laba bersih dengan modal modal inti perusahaan. Menurut Tambunan 2007: 179 ROE digunakan untuk mengukur rate of return
tingkat imbalan hasil ekuitas.. Menurut Harahap 2007: 156 ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para
pemegang saham. Menurut Lestari dan Sugiharto 2007: 196 ROE adalah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE
diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ROE
merupakan suatu cara untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba untuk para pemegang saham.
Kasmir, 2008
2.2.10 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001: 10 harga saham dibentuk karena adanya pemintaan dan penawaran atas saham. Permintaan
dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut kinerja perusahaan dan industri
dimana perusahaan tersebut bergerak maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial dan politik, maupun
informasi-informasi yang berkembang, selanjutnya Husnan dan Pudjiastuti 1998: 134 mengatakan apabila kemampuan perusahaan menghasilkan
laba meningkat, harga saham akan meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Faktor yang bersifat fundamental
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
Merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya.
Faktor-faktor ini meliputi: a. Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional
perusahaan. b. Prospek bisnis perusahaan di masa datang.
c. Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan. d. Perkembangan teknologi yang digunakan dalam kegiatan
operasi perusahaan. e. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
2. Faktor yang bersifat teknis Faktor teknis menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran
suatu efek, baik secara individu maupun secara kelompok. Para analis teknis dalam menilai harga saham banyak memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: a. Perkembangan kurs
b. Keadaan pasar modal c. Volume dan frekuensi transaksi suku bunga
d. Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham perusahaan.
3. Faktor sosial politik a. Tingkat inflasi yang terjadi
b. Kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
c. Kondisi perekonomian d. Keadaan politik suatu Negara
Dalam penelitian ini, faktor analisis yang digunakan adalah faktor fundamental. Dalam investasi saham para investor harus menganalisis
faktor - faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang agar memperoleh
keuntungan. Analisis fundamental merupakan salah satu cara menilai saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait
kondisi ekonomi dan kondisi industri perusahaan termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan
2.2.11. Pengaruh Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham
Net Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai
Sutrisno, 2003:254. Menurut Bastian dan Suhardjono 2006: 299, Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif,
sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar
persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam
mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan
mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Menurut Syamsuddin 1998:62, merupakan rasio antara laba bersih net profit yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh
expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi suatu perusahaan dan akan
menaikkan harga saham. Suatu Net Profit margin dikatakan baik akan sangat tergantung dari jenis industry. Menurut jurnal Rajio Suwahyono
dan Hening Widi Oetomo 2003 menunjukkan Net Profit Margin NPM mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan jika perbandingan antara laba bersih dari penjualan semakin besar profit
margin, maka semakin baik kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini adalah suatu indicator yang mempengaruhi harga saham, karena para
investor percaya bahwa nila suatu saham akan tergantung dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersihnya.
Pencapaian tingkat NPM yang tinggi akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan
semakin besar pula deviden yang akan dibagikan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
2.2.12. Pengaruh Return On Assets ROA Terhadap Harga Saham
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Menurut Dendawijaya
2003: 120 rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar
ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari
segi penggunaan asset. Menurut Lestari dan Sugiharto 2007: 196 semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan
kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian
akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat
sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Menurut Ang 1997:18.33, Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang semakin besar. Menurut Astuti 2004:37, rasio ini mengukur pengembalian atas total
aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan
mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. Hasil pengembalian ini dapat dibandingkan dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
penggunaan alternative dari dana tersebut. Sebagai salah satu ukuran keefektifan, maka semakin tinggi hasil pengembalian akan semakin
efektiflah perusahaan dan akan meningkatkan harga saham. Berdasarkan atas uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ketika
semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini akan meningkatkan daya tarik
perusahaan kepada investor sehingga menjadikan perusahaan makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar maka
dapat berdampak pada harga saham akan semakin meningkat dari perusahaan tersebut di Pasar Modal.
2.2.12.1. Pengaruh Return On Equity ROE Terhadap Harga Saham
Return On Equity ROE menunjukkan tingkat pengembalian terhadap modal pemilik jika menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.
Tingkat pengembalian modal disini mempunyai kecenderungan dapat mempengaruhi perilaku investor dalam berinvestasi. Para investor lebih
melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Menurut Husnan 1998:317, jika
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, harga saham akan meningkat, dengan kata lain profitabilitas akan mempengaruhi harga
saham. Menurut Harahap 2007 Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar
pula harga saham karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu menyebabkan
harga pasar saham cenderung naik. Menurut Riyadi 2006: 155, ROE
sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan memperoleh dividen yang
tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan
saham.menurut Tambunan 2007: 179, Para analis sekuritas dan
pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi ROE yang dihasilkan perusahaan, akan semakin tinggi harga
sahamnya. Menurut Syamsuddin 2004:74, Return On Equity mengukur
tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan semakin tinggi penghasilan yang diperoleh
semakin baik kedudukan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapt disimpulkan jika suatu
perusahaan mempunyai tingkat ROE yang tinggi, maka investor menganggap bahwa perusahaan tersebut telah menggunakan modal dengan
baik dimana akan membuat meningkatnya harapan investor akan pendapatan yang diterima. Dengan adanya harapan meningkatnya ROE,
maka akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut dimana hal tersebut akan menyebabkan harga saham meningkat di
pasar modal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
2.3. Kerangka Konseptual
Kecenderungan harga saham yang berfluktuasi pada perusahaan pertambangan yang tercantum dalam indeks LQ 45
Permasalahan : 1. Apakah terdapat pengaruh Net Profit Margin NPM, Return On Assets ROA dan Return On Equity
ROE secara serempak bersama-sama terhadap harga saham ? 2. Apakah terdapat pengaruh Net Profit Margin NPM, Return On Assets ROA dan Return On Equity
ROE secara parsial masing-masing terhadap harga saham ?
Teori Pendukung : Menurut Syamsuddin 1998:62, merupakan rasio antara laba bersih net profit yaitu penjualan
sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi suatu perusahaan dan akan menaikkan
harga saham. Suatu Net Profit margin dikatakan baik akan sangat tergantung dari jenis industry. Menurut Lestari dan Sugiharto 2007: 196 semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan
tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin
meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Menurut Harahap 2007 Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga saham karena besarnya ROE memberikan
indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.
ROE X3
NPM X1 ROA X2
HARGA SAHAM Y
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
2.4. Hipotesis