Uji Normalitas dan Sebaran Linieritas Evaluasi atas Outlier

a. Pertanyaan pertama mengenai upah yang diterima di perusahaan lain lebih besar dari pada upah yang diterima responden sekarang sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan tersebut hal tersebut dapat dilihat dari skor terbanyak ada pada skor 6 sebanyak 45 jawaban atau 41,7 b. Pertanyaan kedua mengenai kondisi temapt kerja responden sekarang yang kurang baik sebagian besar responden menjawab setuju hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada skor 5 yaitu sebanayk 32 jawaban atau 29,6 c. Pertanyaan ketiga mengenai adanya permasalahan dengan atasan sebagian besar responden tidak setuju hal ini dapat dilihat dari skor terbanyak ada pada skor 1 yaitu sebanyak 58 orang atau 53,7 d. Pertanyaan keempat mengenai kondisi organisasi perusahaan lain yang lebih baik sebagian besar responden menjawab setuju hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada skor jawaban 5sebanyak 37 jawaban atau 34,3

4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Normalitas dan Sebaran Linieritas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1] yaitu sebesar ± 2,58. Hasil pengujian normalitas pada penelitian ini akan ditampilkan pada tabel berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Variable min max kurtosis c.r. X11 3 7 0,102 0,217 X12 1 7 -0,555 -1,177 X13 1 7 -1,156 -2,453 X14 1 7 -1,039 -2,204 X21 4 7 1,470 3,118 X22 1 7 0,390 0,827 X23 3 7 0,232 0,491 X24 4 7 -0,206 -0,436 Y1 1 7 0,448 0,949 Y2 1 7 0,580 1,231 Y3 1 7 -0,507 -1,075 Y4 1 7 -0,339 -0,719 Multivariate -2,855 -0,809 Batas Normal ± 2,58 Sumber : Lampiran 3 Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di dalam ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya

4.3.2. Evaluasi atas Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi Hair,1998. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [ 2] pada df sebesar jumlah variabel Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bebasnya df = 12. Ketentuan : bila Mahalanobis dari nilai 2 adalah multivariate outlier . Pada penelitian ini terdapat outlier apabila nilai Mahalanobis distancenya 32.090. Untuk lebih memperjelas uraian mengenai evaluasi outlier multivariate berikut ini akan disajikan tabel Uji Outlier Multivariate : Tabel 4.8. Hasil Pengujian Outlier Multivariate Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 17,220 88,384 54,500 17,078 108 Std. Predicted Value -2,183 1,984 0,000 1,000 108 Standard Error of Predicted Value 6,046 13,426 9,542 1,560 108 Adjusted Predicted Value 18,189 91,559 54,634 17,388 108 Residual -64,048 57,553 0,000 26,255 108 Std. Residual -2,299 2,065 0,000 0,942 108 Stud. Residual -2,380 2,154 -0,002 1,002 108 Deleted Residual -68,690 62,618 -0,134 29,721 108 Stud. Deleted Residual -2,442 2,197 -0,003 1,010 108 Mahalanobis Distance [MD] 4,047 23,851 11,889 4,230 108 Cooks Distance 0,000 0,058 0,010 0,013 108 Centered Leverage Value 0,038 0,223 0,111 0,040 108 a Dependent Variable : NO. RESP Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan tabel di atas, setelah dilakukan pengujian diketahui nilai MD maksimum adalah 23,581 lebih kecil dari 32,090. Oleh karena itu diputuskan dalam penelitian tidak terdapat outlier multivariate antar variabel. 4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity Dengan mengamati Determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 kecil, maka terjadi multikolinieritas dan singularitas Tabachnick Fidell, 1998. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program AMOS 4.0 diperoleh hasil Determinant of Sample Covariance Matrix adalah 0 yaitu sebesar 1.875.402.943 0mengindikasikan tidak terjadi multikolinieritas dan singularitas dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. 4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel construct akan diuji dengan melihat faktor loading faktor dari hubungan antara setiap observed variabel dan latent variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted. Dari hasil pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis Faktor Loading Konstrak Indikator 1 2 3 4 X11 0,384 X12 0,630 X13 0,767 Job Insecurity X14 0,517 X21 0,619 X22 0,484 X23 0,639 Organizational Commitment X24 0,504 Y1 0,289 Y2 0,511 Y3 0,539 Turnover Intention Y4 0,764 Sumber: Lampiran 5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loading masing-masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik. Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala variabel atau indikator observarian. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan. Hasil pengujian reliabilitas Consistency Internal dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10 Pengujian Reliability Consistency Internal Konstrak Indikator Item to Total Correlation Koefisien Cronbachs Alpha X11 0,525 X12 0,763 X13 0,799 Job Insecurity X14 0,702 0,660 X21 0,640 X22 0,797 X23 0,673 Organizational Commitment X24 0,636 0,601 Y1 0,557 Y2 0,702 Y3 0,715 Turnover Intention Y4 0,741 0,615 Sumber : Lampiran 6 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan cukup baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair et.al.,1998]. Tidak terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya ≥ 0,5. Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama. Construct reliability dan Variance-extracted dihitung dengan rumus sebagai berikut:      j ading dardize Lo S Loading Stadardize liability Construct       2 2 tan Re     j ading dardize Lo S Loading Stadardize xtracted Variance E      2 2 tan Sementara  j dapat dihitung dengan formula  j = 1 – [Strespondenrdize loading] secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah  0,5 Hair at, 1998. Strespondenrdize loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat estimasi setiap construct strespondenrdize regression weight terhadap setiap butir sebagai indikatornya.   2 tan 1 ading dardize Lo S j    Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hasil pengujan Construct Reliability dan Variance Extraced dalam penelitian ini akan ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 4.11 Construct Reliability Variance Extrated Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [ εj] Construct Reliability Variance Extrated X11 0,384 0,147 0,853 X12 0,630 0,397 0,603 X13 0,767 0,588 0,412 Job Insecurity X14 0,517 0,267 0,733 0,670 0,350 X21 0,619 0,383 0,617 X22 0,484 0,234 0,766 X23 0,639 0,408 0,592 Organizational Commitment X24 0,504 0,254 0,746 0,650 0,320 Y1 0,289 0,084 0,916 Y2 0,511 0,261 0,739 Y3 0,539 0,291 0,709 Turnover Intention Y4 0,764 0,584 0,416 0,614 0,305 Sumber : Lampiran 7 Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang- dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,7 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,5.

4.3.5. Pengujian Model Dengan