Penyajian Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

48

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Variabel

Tottal Assets Turn Over X1 Total Assets Turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu . Satuan pengukuran yang dgunakan adalah persentase. Dari penelitian yang dilakukan Total Assets Turnover terhadap 5 perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek mulai tahun tahun 2007-2010, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Total Asset Tunrover Perusahaan Food and Beverage Di Bursa Efek Mulai Tahun Tahun 2007-2010 No Nama Perusahaan Tahun Total Asset Turn Over 2007 252,5283126 2008 257,7393824 2009 235,6768734 1 PT. Fast Food 2010 235,7203159 2007 149,4019306 2008 133,6871938 2009 147,1485468

2 PT. Mayora Indah, Tbk

2010 164,2157562 2007 157,3729366 2008 140,8196824 2009 162,6895764

3 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

2010 157,4349079 2007 74,24939944 2008 96,48759768 2009 97,40343273

4 PT. Delta Djakarta, Tbk

2010 77,31144471 2007 61,02436009 2008 48,10149485 2009 33,98677408

5 PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk

2010 36,4087884 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Total Asset Turn Over tertinggi ada pada perusahaan Fastfood pada tahun 2008 yakni sebesar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 49 257,7, Angka tersebut menunjukkan bahwa perusahaan Fastfood memiliki tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang masuk dalam kreteria sampel lainnya. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa untuk nilai Total Asset Turn Over paling rendah adalah yakni pada PT Tiga Pilar Sejahtera pada tahun 2009 hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu paling rendah dibandingkan dengan perusahaan yang masuk dalam kreteria sampel lainnya.

4.2.2. Variabel

Net Profit Margin X2 Variabel Net Profit Margin berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Pengukuran data menggunakan skala rasio . Satuan pengukuran yang dgunakan adalah persentase. Dari penelitian yang dilakukan Net Profit Margin terhadap 5 perusahaan Food and Beverage yang tergabung go publik di Bursa Efek mulai tahun tahun 2007-2010, diperoleh hasil sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 50 Tabel 4.2 Data Net Profit Margin Perusahaan Food and Beverage Yang Go Publik Di Bursa Efek Mulai Tahun Tahun 2007-2010 No Nama Perusahaan Tahun NPM 2007 6,450316203 2008 6,193313369 2009 7,415236574 1 PT. Fast Food 2010 6,85052389 2007 5,005904315 2008 5,021657385 2009 7,790333873 2 PT. Mayora Indah, Tbk 2010 6,700929492 2007 8,623032904 2008 16,76952102 2009 21,06450431 3 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 2010 24,74164378 2007 15,14745705 2008 17,47450911 2009 17,0794335

4 PT. Delta Djakarta, Tbk

2010 25,476951 2007 2,265471464 2008 5,864195007 2009 6,519799328

5 PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk

2010 10,66824396 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Net Profit Margin tertinggi ada pada perusahaan PT Delta Djakarta, Tbk pada tahun 2010 yakni sebesar 25,476951, Angka tersebut menunjukkan bahwa perusahaan PT Delta Djakarta, Tbk memiliki potensi presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang masuk dalam kreteria sampel lainnya. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa untuk nilai Net Profit Margin paling rendah adalah yakni pada perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Tbk pada tahun 2010 dengan nilai Net Profit Margin sebesar 2,265471464, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Tbk memiliki potensi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51 presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan paling buruk dibandingkan dengan perusahaan yang masuk dalam kreteria sampel lainnya.

4.2.3. Variabel

Return on Asset X3 Variabel Return on Asset digunakan untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang dipunyai perusahaan yang disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut. Satuan pengukuran yang dgunakan adalah persentase. Dari penelitian yang dilakukan Return on Asset terhadap 5 perusahaan Food and Beverage yang go publik di Bursa Efek mulai tahun tahun 2007-2010, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Data Return On Asset Perusahaan Food And Beverage Yang Go Publik Di Bursa Efek Mulai Tahun Tahun 2007-2010 No Nama Perusahaan Tahun ROA 2007 16,28887 2008 15,96261 2009 17,476 1 PT. Fast Food 2010 16,14808 2007 7,478918 2008 6,713313 2009 11,46336

2 PT. Mayora Indah, Tbk

2010 11,00398 2007 13,57032 2008 23,61479 2009 34,26975

3 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

2010 38,95198 2007 11,2469 2008 16,86073 2009 16,63595

4 PT. Delta Djakarta, Tbk

2010 19,6966 2007 4,984756 2008 2,820765 2009 2,215869

5 PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk

2010 3,884178 Sumber : Lampiran 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Return On Asset tertinggi tertinggi ada pada perusahaan Multi Bintang Indonesia pada tahun 2010 yakni sebesar 38,95198, Angka tersebut menunjukkan bahwa perusahaan Multi Bintang Indonesia memiliki kemampuan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang dipunyai perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang masuk dalam kreteria sampel lainnya. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa untuk nilai Return on Asset paling rendah adalah yakni pada perusahaan Tiga Pilar Sejahtera pada tahun 2009 cdengan nilai Return on Asset sebesar 2,215869. Angka tersebut menunjukkan bahwa perusahaan Tiga Pilar Sejahtera memiliki kemampuan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang dipunyai perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang masuk dalam kreteria sampel lainnya.

4.2.4. Variabel

Pertumbuhan Laba Y Pertumbuhan Laba merupakan kenaikan modal yang berasal dari transaksi- transaksi yang terjadi dari suatu badan usaha . Satuan pengukuran Pertumbuhan Laba yang dgunakan adalah persentase. Dari penelitian yang dilakukan Pertumbuhan Laba terhadap 5 perusahaan Food and Beverage yang go publik di Bursa Efek mulai tahun tahun 2007-2010, diperoleh hasil sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 53 Tabel 4.4 Data Pertumbuhan Laba Perusahaan Food and Beverage Go Publik Di Bursa Efek Mulai Tahun Tahun 2007-2010 No Nama Perusahaan Tahun Pertumbuhan Laba 2007 48,75741705 2008 22,16858305 2009 45,28610659 1 PT. Fast Food 2010 9,67103853 2007 51,30909635 2008 38,59127475 2009 89,65397748 2 PT. Mayora Indah, Tbk 2010 30,07539808 2007 14,68313831 2008 163,44374000 2009 53,14767416 3 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 2010 30,09416727 2007 9,34987524 2008 76,95379350 2009 50,50505051 4 PT. Delta Djakarta, Tbk 2010 10,72000889 2007 12023,07698308 2008 82,01776650 2009 31,72627763 5 PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk 2010 100,74893482 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Pertumbuhan Laba tertinggi ada pada perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Tbk pada tahun 2007 yakni sebesar 12023,07698308. Angka tersebut menunjukkan bahwa perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Tbk memiliki pertumbuhan laba lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang masuk dalam kreteria sampel lainnya. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa pertumbuhan laba terendah ada pada perusahaan PT Delta Djakarta tahun 2007 sebesar 9,34987524. Angka tersebut menunjukkan bahwa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 54 perusahaan Delta Djakarta Tbk memiliki pertumbuhan laba lebih buruk dibandingkan dengan perusahaan yang masuk dalam kreteria sampel lainnya

4.3. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 58 103

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 20

Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia.

0 0 25

RASIO KEUANGAN DAN PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ).

0 0 127

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 117

ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 123

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA USULAN PENELITIAN

0 0 25

ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 19

RASIO KEUANGAN DAN PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

1 1 29