ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan oleh : Zulfa Rizkiana 0513010358/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2010  


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh : Zulfa Rizkiana 0513010358/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2010  


(3)

BURSA EFEK INDONESIA

yang diajukan Zulfa Rizkiana 0513010358/FE/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Harymami. MM Tanggal : ………..

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP : 030 194 437  


(4)

   

BURSA EFEK INDONESIA Disusun Oleh :

Zulfa Rizkiana 0513010358/FE/EA

telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 03 September 2010

Pembimbing Utama Tim Penguji :

Ketua

Dra. Ec. Harymami, MM Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi Sekretaris

Dra. Ec. Harymami, MM Anggota

Dra. Ec. Sari A. MAks

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Ec. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM NIP : 030 202 389


(5)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun skripsi ini, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsannuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, selaku Ketua Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(6)

ii 

 

Jawa Timur.

5. Bapak Drs. Ec. Syafi’i, MM, Ak, selaku Dosen Wali penulis di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak, Ibu dosen dan staf pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Ibu, Bapak, Kakak, dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian dan pengorbanan yang begitu besar. Terima kasih untuk semuanya.

8. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan, tetapi penulis berharap semoga hasilnya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Surabaya, Juli 2010


(7)

iii 

 

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

ABSTRAKSI xii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 5

1.3. Tujuan Penelitian 5

1.4. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu 7

2.2. Landasan Teori 11

2.2.1. Bank 11

2.2.1.1. Pengertian Bank 11

2.2.1.2. Fungsi Bank 12

2.2.1.3. Jenis Bank 13


(8)

iv 

 

2.2.2.3. Pemakai Laporan Keuangan 16 2.2.2.4. Jenis-jenis Laporan Keuangan 17 2.2.2.5. Karakteristik Laporan Keuangan 19 2.2.3. Analisis Laporan Keuangan 20 2.2.3.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan 20 2.2.3.2. Teknik Analisis Laporan Keuangan 21

2.2.4. Analisis Rasio Keuangan 22

2.2.4.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan 22 2.2.4.2. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan 23 2.2.4.3. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan 23 2.2.4.4. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan Bank 24

2.2.5. Laba 26

2.2.5.1. Pengertian Laba 26

2.2.5.2. Relevansi Konsep Laba 27

2.2.5.3. Perubahan Laba 27

2.2.5.4.Hubungan Laporan Keuangan dengan Prediksi Laba 28 2.2.5.5. Hubungan Rasio Likuiditas terhadap Laba 31 2.2.5.6. Hubungan Rasio Solvabilitas terhadap Laba 31 2.2.5.7. Hubungan Rasio Rentabilitas terhadap Laba 32

2.3. Kerangka Pikir 32


(9)

 

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 36

3.1.1. Definisi Operasioanal 36

3.1.2. Pengukuran Variabel 40

3.2. Teknik Penentuan Sampel 43

3.2.1. Populasi 43

3.2.2. Sampel 43

3.3. Teknik Pengumpulan Data 45

3.3.1. Jenis Data 45

3.3.2. Sumber Data 45

3.3.3. Pengumpulan Data 45

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 45

3.4.1. Teknik Analisis 45

3.4.2. Uji Kualitas Data 46

3.4.2.1. Uji Normalitas 46

3.4.3. Uji Asumsi Klasik 46

3.4.4. Uji Hipotesis 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 51

4.1.1. Deskripsi Bank Umum yang go public 51 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 64


(10)

vi 

 

4.2.3. Banking Ratio (BR) 65

4.2.4. Assets to Loan Ratio (ALR) 66

4.2.5. Cash Ratio (CR) 67

4.2.6. Loan to Deposit Ratio (LDR) 68

4.2.7. Primary Ratio (PR) 69

4.2.8. Risk Assets Ratio (RAR) 69

4.2.9. Capital Adequacy Ratio 2 (CAR 2) 70 4.2.10.Capital Adequacy Ratio 3 (CAR 3) 71 4.2.11.Gross Profit Margin (GPM) 72

4.2.12.Return on Equity (ROE) 73

4.2.13.Gross Yield on Total Assets (GYTA) 73 4.2.14.Rate Return on Loans (RRL) 74

4.2.15.Leverage Multiplier (LM) 75

4.2.16.Perubahan Laba 76

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis 77

4.3.1. Uji Kualitas Data 77

4.3.1.1. Uji Normalitas 77

4.3.1.2. Uji Normalitas – Setelah Transformasi Data 78

4.3.2. Uji Asumsi Klasik 78

4.3.2.1. Uji Multikolinieritas 78


(11)

vii 

 

4.3.2.5. Uji Multikolinieritas – lterasi 5 83 4.3.2.6. Uji Multikolinieritas – lterasi 6 84 4.3.2.7. Uji Multikolinieritas – lterasi 7 85 4.3.2.8. Uji Multikolinieritas – lterasi 8 86

4.3.2.9. Uji Autokorelasi 86

4.3.2.10.Uji Heteroskedastisitas 87 4.3.3. Analisis Regresi Linier Berganda 88

4.3.4. Analisis Uji Hipotesis 92

4.3.4.1. Uji F 92

4.3.4.2. Uji t 93

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 95

4.5. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu 98

4.6. Keterbatasan Penelitian 102

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 104

5.2. Saran 104

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

Gambar 2.3.Kerangka Pikir 34


(13)

Tabel 3.4.3.b. Daerah Distribusi Keputusan Autokorelasi 47

Tabel 4.2.1. Data Quick Ratio Tahun 2005-2007 64

Tabel 4.2.2. Data Investing Policy Ratio Tahun 2005-2007 65

Tabel 4.2.3. Data Banking Ratio Tahun 2005-2007 66

Tabel 4.2.4. Data Assets to Loan Ratio Tahun 2005-2007 66

Tabel 4.2.5. Data Cash Ratio Tahun 2005-2007 67

Tabel 4.2.6. Data Loan to Deposit Ratio Tahun 2005-2007 68

Tabel 4.2.7. Data Primary Ratio Tahun 2005-2007 69

Tabel 4.2.8. Data Risk Assets Ratio Tahun 2005-2007 70

Tabel 4.2.9. Data Capital Adequacy Ratio 2 Tahun 2005-2007 70

Tabel 4.2.10. Data Capital Adequacy Ratio 3 Tahun 2005-2007 71

Tabel 4.2.11. Data Gross Profit Margin Tahun 2005-2007 72

Tabel 4.2.12. Data Return On Equity Tahun 2005-2007 73

Tabel 4.2.13. Data Gross Yield on Total Assets Tahun 2005-2007 73

Tabel 4.2.14. Data Rate Return on Loans Tahun 2005-2007 74

Tabel 4.2.15. Data Leverage Multiplier Tahun 2005-2007 75

Tabel 4.2.16. Data Perubahan Laba Tahun 2005-2007 76

Tabel 4.3.1.1. Uji Normalitas 77

Tabel 4.3.1.2. Uji Normalitas – Setelah Transformasi Data 78

Tabel 4.3.2.1. Uji Multikolinieritas–lterasi 1(setelah perbaikan normalitas data)79 Tabel 4.3.2.2. Uji Multikolinieritas – lterasi 2 (hapus X6) 80

viii 


(14)

ix 

 

Tabel 4.3.2.5. Uji Multikolinieritas – lterasi 5 (hapus X4) 83

Tabel 4.3.2.6. Uji Multikolinieritas – lterasi 6 (hapus X15) 84

Tabel 4.3.2.7. Uji Multikolinieritas – lterasi 7 (hapus X14) 85

Tabel 4.3.2.8. Uji Multikolinieritas – lterasi 8 (hapus X11) 86

Tabel 4.3.2.9. Uji Autokorelasi 87

Tabel 4.3.2.10. Uji Heteroskedastisitas 88

Tabel 4.3.3.1. Uji Regresi Linear Berganda 89

Tabel 4.3.3.2 : Uji Koefisien Determinasi 91

Tabel 4.3.4.1 : Hasil Uji F 92

Tabel 4.3.4.2 : Hasil Uji t 93


(15)

Lampiran 1. Uji Normalitas

Lampiran 2. Data Perhitungan Rasio Keuangan. Lampiran 3. Tabel Pengujian Nilai F.

Lampiran 4. Tabel Pengujian Nilai t. Lampiran 5. Tabel Durbin-Watson. Lampiran 6. Data Perusahaan Perbankan

xi 


(16)

Oleh : Zulfa Rizkiana

Abstraksi

Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis terhadap laporan keuangan sangat dibutuhkan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Informasi keuangan menjadi berarti apabila bisa digunakan sebagai alat prediksi bagi pemakainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh rasio-rasio keuangan secara simultan dan parsial dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2004-2007. Ada 15 rasio keuangan yang digunakan yaitu, Quick Ratio (QR), Investing Policy Ratio (IPR),

Banking Ratio (BR), Assets to Loan Ratio (ALR), Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Primary Ratio (PR), Risk Assets Ratio (RAR), Capital Adequacy Ratio 2 (CAR 2), Capital Adequacy Ratio 3 (CAR 3), Gross Profit Margin (GPM), Return on Equity (ROE), Gross Yield on Total Assets (GYTA), Rate Return on Loans (RRL), Leverage Multiplier (LM). Analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi cocok dan mampu menjelaskan variabel Perubahan Laba (Y), dimana pengaruhnya sebesar 55,3% sedang sisanya dijelaskan oleh variabel lain selain Quick Ratio, Investing Policy

Ratio, Banking Ratio, Cash Ratio, Risk Assets Ratio, Capital Adequacy Ratio2, Return On Equity, dan Gross Yield on Total Assets. Sedangkan pengujian secara

individual, variabel Return on Equity dan Gross Yield on Total Assets berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Perubahan Laba (Y).

Keywords : rasio keuangan, regresi linier berganda.

xii 


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting untuk menunjang kesejahteraan rakyat. Dengan pembangunan ini, kemakmuran yang adil dan merata dapat diwujudkan dan tentu saja pembangunan tidak akan terlepas dari adanya sumber dana. Disini peran lembaga perbankan sangat diperlukan.

Fungsi bank diantaranya sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran. Bank dalam UU No. 7 Tahun 1992 yang kemudian disempurnakan menjadi UU No. 10 Tahun 1998 mempunyai arti yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang surut dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Krisis perbankan yang terjadi pada tahun 1997 telah menghadapi sejumlah permasalahan mendasar. Masalah tersebut meliputi buruknya manajemen risiko, tingginya kredit bermasalah yang timbul akibat pemberian pinjaman yang tidak berhati-hati


(18)

serta adanya pinjaman luar negeri sektor swasta dalam jumlah besar. Sistem perbankan yang rentan berpengaruh terhadap kinerja bank, banyak debitur yang tidak mampu membayar yang akhirnya dikategorikan sebagai kredit macet. Puncaknya pada saat Indonesia mengalami krisis moneter 1997, beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas yang mengharuskan Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan untuk melikuidasinya. Pada kondisi sekarang, perbankan di Indonesia dihadapkan pada situasi krisis keuangan global. Krisis tersebut mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia, namun pengaruhnya belum terlalu signifikan khususnya di sektor perbankan (Hamonangan dan Siregar, 2009).

Pada beberapa tahun terakhir, perolehan laba di sejumlah bank mengalami fluktuasi yang dapat disebabkan oleh banyak hal. Laba setiap tahun dapat mengalami kenaikan atau penurunan baik dalam jumlah besar maupun kecil. Dengan kondisi yang berubah-ubah, lembaga perbankan memperoleh tantangan dalam mengelola bisnisnya agar dapat bertahan. Berkaitan dengan kesinambungan dan stabilitas bisnis perbankan, laba menjadi faktor penting. Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dengan tingkat laba yang memadai, menjamin pendapatan untuk para kreditor dan pemegang saham. Semakin besar tingkat laba, maka akan menambah kepercayaan pihak deposan dan investor.


(19)

Salah satu tujuan bank adalah memperoleh profitabilitas yang nantinya akan dipergunakan untuk membiayai segala kegiatan operasional dan aktivitas perbankan yang dilakukan. Dengan adanya profitabilitas tersebut, bank akan dapat berkembang dan bertahan sampai kegiatan dimasa yang akan datang. Mengukur tingkat profitabilitas merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan informasi yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perbankan.

Sebelum menanamkan modalnya, para investor membutuhkan laporan keuangan guna menilai kinerja perbankan, yang selanjutnya dipergunakan untuk pengambilan keputusan investasi.

Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis terhadap laporan keuangan sangat dibutuhkan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan (Zainuddin dan Hartono, 1999)

Analisa rasio merupakan salah satu cara pemrosesan dan penginterprestasikan informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan yang lain dari suatu laporan keuangan. Dengan analisa


(20)

rasio, dapat disajikan kondisi keuangan, kesehatan, dan prestasi usaha yang dalam hal ini sebuah bank. Analisis ini sangat diperlukan bagi penilaian prestasi usaha yang telah dilakukan oleh sebuah bank, terutama bagi manajemen penyusun kebijaksanaan strategi bank.

Kondisi keuangan dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dapat dipandang dari berbagai aspek yaitu likuiditas, kualitas aktiva, solvabilitas, dan rentabilitas (Widodo, 2001). Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Jika likuiditas ini bermasalah, kepercayaan masyarakat akan menurun khususnya para nasabah bank yang bersangkutan. Solvabilitas atau struktur modal merupakan komposisi utang dan equitas, yang mempunyai arti kemampuan jangka panjang perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang sedangkan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Aspek-aspek tersebut dapat dianalisis melalui rasio-rasio keuangan. Hasil dari perhitungan rasio tersebut apakah dapat dipergunakan untuk memprediksi perubahan laba untuk sejumlah bank.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisa Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.


(21)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah rasio-rasio keuangan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah rasio-rasio keuangan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh rasio-rasio keuangan secara simultan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh rasio-rasio keuangan secara parsial dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pertimbangan pengambilan keputusan investasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(22)

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perbankan khususnya mengenai rasio keuangan perbankan.

3. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya dan sebagai referensi dalam mempelajari masalah yang berkaitan dengan rasio keuangan perbankan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Hasil Penelitian Terdahulu

a. Hamonangan dan Siregar (2009)

Penelitian yang dilakukan mengambil judul “Pengaruh Capital

Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, dan Loan to Deposit Ratio terhadap Return on Equity (ROE)

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

Permasalahan yang diambil adalah “Apakah Capital Adequacy

Ratio, Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Return On Equity (ROE)

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.

Hipotesis yang diajukan adalah diduga Capital Adequacy Ratio,

Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, dan Loan to Deposit Ratio mempunyai pengaruh terhadap Return On Equity (ROE)

baik secara parsial maupun secara simultan.

Melalui hasil pengujian hipotesis penelitian dan pengujian regresi berganda diperoleh :

1) Secara parsial dapat diambil kesimpulan, bahwa CAR dan DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE, sementara itu, NPL, OR, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE dengan arah negatif.


(24)

2) Secara simultan dapat diambil kesimpulan, bahwa CAR, DER,

NPL, OR, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE dengan arah negatif.

3) Nilai Adjusted R Square sebesar 0,360. Hal ini berarti bahwa 36% variasi atau perubahan dalam return on equity dapat dijelaskan oleh variasi dari capital adequacy ratio, debt to equity ratio, non

performing loan, operating ratio, dan loan to deposit ratio,

sedangkan sisanya (64%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

b. Eko Widodo (2001)

Penelitian yang dilakukan mengambil judul “Rasio Keuangan Untuk Mengukur Asosiasi Likuiditas, Struktur Modal, Dan Kualitas Aktiva Dengan Profitabilitas Bank: Analisis Korelasi Kanonikal.”

Permasalahan yang diambil adalah “Apakah terdapat asosiasi antara likuiditas, kualitas aktiva, dan struktur modal terhadap profitabilitas?”

Variabel penelitian yang digunakan berupa rasio keuangan profitabilitas (LOPO, ROA, ROE, dan NIM), Likuiditas (LDR dan GWM), Kualitas Aktiva (APTTAP dan PBDPHB), Struktur Modal (CAR).

Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Principal component analysis dengan penentuan jumlah komponen

secara apriori sebanyak enam komponen dan menggunakan pendekatan variabel pengganti menghasilkan enam variabel yang


(25)

dianalisis oleh teknik analisis berikutnya, yaitu variabel LOPO,

LDR, PBDPHB, ROE, GWM, dan CAR.

2) Analisis korelasi kanonikal terhadap dua variabel independen – LOPO dan ROE- dan empat variabel independen –LDR, GWM, PBDPHB, dan CAR- menunjukkan adanya korelasi kanonikal yang signifikan sebesar 0,32165 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,01666. Variabel PBDPHB (rasio pendapatan bunga dalam penyelesaian terhadap hasil bunga) merupakan variabel yang paling dominan dalam berkorelasi dengan variabel-variabel dependen yang merupakan construct profitabilitas. Urutan besaran pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen LOPO (Profitabilitas) dan ROE (Profitabilitas) adalah variabel PBDPHB (Kualitas Aktiva), CAR (Struktur modal), LDR (Likuiditas), dan GWM.

c. Zainuddin dan Hartono (1999)

Penelitian yang dilakukan mengambil judul “Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.”

Permasalahan yang diambil adalah “Apakah rasio keuangan berpengaruh dan bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan perbankan antara berbagai periode?”


(26)

Hipotesis yang diajukan adalah:

1) Diduga pertumbuhan rasio keuangan Capital, Assets, Earnings, dan Liquidity telah berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan.

2) Diduga kekuatan prediksi rasio keuangan Capital, Assets, Earning, dan Liquiditas terhadap pertumbuhan laba perusahaan perbankan tidak akan berbeda untuk periode dua tahun ke depan dibandingkan periode satu tahun ke depan.

Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa hasil analisis AMOS (Analysis Moment Of Structure) menunjukakan bahwa construct rasio keuangan Capital, Assets, Earnings, dan Liquidity signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan perbankan untuk periode satu tahun ke dapan. Sedangkan untuk periode dua tahun ke depan ditemukan bahwa rasio keuangan tingkat individual tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Namun demikian hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tidak terdapat rasio keuangan yang signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba baik untuk periode satu tahun ke depan ataupun untuk periode dua tahun ke depan. Perbandingan manfaat rasio keuangan pada tingkat construct dengan tingkat individual menunjukkan bahwa penggunaan AMOS (Analisis

Moment Of Structure) akan lebih tepat dibandingkan dengan

penggunaan analisis regresi dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan.


(27)

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah diaplikasikannya rasio-rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba. Selain itu, penelitian ini juga merupakan pengembangan dari penelitian yang pernah dilakukan dengan perbedaan yaitu penambahan jumlah variabel dalam penelitian.

2.2Landasan Teori 2.2.1 Bank

2.2.1.1Pengertian Bank

Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu Banca, yang berarti meja yang dipergunakan oleh para penukar uang di pasar. Pada dasarnya bank merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalu lintas pembayaran (Sardjono permono, 1997: 50)

Ada beberapa definisi bank yang dikemukakan, dan definisi yang satu dengan lainya terdapat perbedaan karena dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

Beberapa pendapat tentang pengertian bank, yaitu:

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).


(28)

2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

3. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat (PSAK No.31).

4. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2003:11)

Dari definisi di atas, fungsi utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan kembali dana masyarakat, dan memberikan jasa bank lainnya.

2.2.1.2Fungsi Bank

Menurut Martono (2002: 20), fungsi bank pada umumnya adalah: a. Menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat.


(29)

b. Memberikan kredit, baik bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya untuk menciptakan tenaga beli baru.

c. Memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Secara lebih spesifik (Budisantoso dan Triandaru, 2006: 9) bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, yakni lembaga yang landasannya adalah kepercayaan baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana; agent of development, yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi; agent of service, yakni memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.

Penjelasan di atas selaras dengan UU No.7 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat.

2.2.1.3Jenis Bank

Menurut UU Pokok Perbankan nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari dua jenis bank yaitu:

a. Bank Umum

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(30)

b. Bank Perkreditan Rakyat

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.2.2 Laporan Keuangan

2.2.2.1Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi. Kelompok besar ini merupakan laporan keuangan (SAK 2009: 9)

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter (Kieso et al, 2002: 3).

Kekhususan kegiatan perbankan, membuat Bank Indonesia dan IAI menerbitkan panduan penyusunan laporan keuangan perbankan dan proses akuntansinya yang lebih dikenal dengan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), disini laporan keuangan bank harus disajikan dalam mata uang rupiah. Dalam hal bank memiliki aktiva, kewajiban dan komitmen serta kontinjensi dalam valuta asing, harus dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang berlaku pada


(31)

tanggal laporan. Untuk modal yang disetor dalam valuta asing dijabarkan dengan menggunakan kurs konversi Bank Indonesia pada saat modal tersebut disetor (Martono, 2002: 65).

2.2.2.2Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK 2009: 3).

Tujuan penyusunan laporan keuangan bank (Martono, 2002: 62) secara umum adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan modal bank pada waktu tertentu.

b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.

c. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode.


(32)

2.2.2.3Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Muljono (1992: 9), pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui hasil interprestasi laporan keuangan bank diantaranya: a. Kepentingan masyarakat

Masyarakat mempercayakan dananya untuk disimpan secara aman dan terjamin akan kerahasiannya pada bank . Oleh karena itu, pemerintah melalui Bank Indonesia mewajibkan setiap 3 bulan sekali di setiap bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mengumumkan neraca dan laporan perhitungan laba/ruginya di media cetak.

b. Kepentingan pemegang saham/pemilik

Bagi pemegang saham, laporan keuangan digunakan untuk melihat kemajuan bank dan menilai apakah manajemen yang mengelola bank telah sukses atau tidak.

c. Kepentingan perpajakan

Pihak pajak akan dapat lebih mudah menjalankan tugasnya dalam menetapkan besarnya pajak perseroan bagi bank yang bersangkutan.

d. Kepentingan pemerintah

Pemerintah menganggap bank sebagai kesatuan usaha yang vital dengan tugas untuk membantu mengatur kegiatan perekonomian negara pada umumnya dan kegiatan moneter pada khususnya. Bank pemerintah merupakan alat untuk melaksanakan mekanisme


(33)

kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter sehingga kedudukannya sangat strategis.

e. Karyawan

Karyawan berkepentingan untuk mengetahui posisi dan kondisi keuangan di mana ia bekerja, karena para karyawan mengharapkan agar sawah dan ladangnya dapat berkembang secara subur hingga mampu untuk menjamin hidupnya sampai masa hari tuanya.

f. Manajemen bank

Para pajabat bank perlu mengatur sebaik-baiknya posisi likuiditasnya, mengatur semaksimal mungkin pemanfaatan earning assetnya serta mengatur apakah permodalan yang diperlukan telah memadai atau tidak.

2.2.2.4Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2003: 242), jenis- jenis laporan keuangan bank adalah sebagai berikut:

a. Neraca

Merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan equitas) suatu bank. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.


(34)

b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi

Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

c. Laporan laba rugi

Merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.

d. Laporan arus kas

Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan ini harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.

e. Catatan atas laporan keuangan

Berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.

f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun luar


(35)

negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

2.2.2.5Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik kualitataif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, (SAK 2009: 5) yaitu:

a. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, dan kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.


(36)

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan yang material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.2.3 Analisis Laporan Keuangan

2.2.3.1Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan (financial statement analisys) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan (Wild et al, 2005: 3).


(37)

Menurut Prastowo dan Julianty (2005: 63) analisis laporan keuangan merupakan suatu proses penuh pertimbangan. Salah satu tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan pokok pada trend, jumlah, hubungan dan alasan-alasan perubahan tersebut. Perubahan-perubahan tersebut seringkali merupakan tanda peringatan awal terjadinya pergeseran menuju keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan.

2.2.3.2Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Muljono (1992: 34), beberapa teknik analisis laporan keuangan bank meliputi:

a Analisis Komparatif yang meliputi Analisa Trend/Analisa Horizontal dan Analisa Vertikal (Analisa Common Size) dari suatu laporan keuangan bank.

b Analisa Bank Environment yang bertujuan untuk mengetahui sampai berapa jauh peran serta kegiatan suatu bank/cabang bank terhadap kegiatan perbankan yang ada.

c Analisa Laporan Keuangan pada tingkat inflasi yang tinggi, untuk menghindarkan pengambilan kesimpulan yang salah atau hasil analisa dan juga mengingat adanya basic assumption dalam akuntansi yaitu stable monetary unit assumption, maka laporan keuangan bank pada masa inflasi tersebut perlu dievaluasi terlebih dahulu/ditata kembali agar dapat diperoleh hasil evaluasi yang memuaskan.


(38)

d Analisa Titik Pulang Pokok/Break Even Point Analysis dalam pengetrapannya dalam dunia perbankan.

e Analisa Variansi, yaitu perbandingan antara target yang ditetapkan dalam anggaran dengan realisasi yang dicapai apakah menguntungkan atau terjadi penyimpangan yang merugikan.

f Factor Separation Analysis, yaitu suatu analisa untuk mengetahui

faktor-faktor yang menyebabkan turun naiknya earning pershare dari saham yang dikeluarkan suatu bank yang telah go public.

2.2.4 Analisis Rasio Keuangan

2.2.4.1Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Menurut Horne (1986: 131) rasio keuangan adalah alat yang dipakai untuk menganalisis kondisi dan prestasi keuangan. Rasio ini dapat dibagi empat macam: likuiditas, pinjaman (debt), keuntungan (profitabilitas), dan kemampuan memenuhi kewajiban (leverage). Dengan satu rasio saja kita tidak dapat dan tidak cukup untuk mendapatkan gambaran kondisi dan prestasi keungan yang realistis. Namun demikian dengan sejumlah rasio kita dapat memberikan pertimbangan yang dapat diandalkan.

Sedangkan menurut Prastowo dan Julianty (2005: 80) rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan. Rasio ini merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dengan menggambarkan gejala-gejala yang tampak suatu keadaan.


(39)

Jika diterjemahkan secara tepat, rasio juga dapat menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih dalam.

2.2.4.2Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya (Harahap, 2002: 298), keunggulan tersebut adalah:

a Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

b Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.

e Menstandarisir size perusahaan.

f Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time

series”.

g Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.2.4.3Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Martono (2002: 93) beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan adalah:


(40)

a Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

b Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

c Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

d Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

2.2.4.4Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan Bank

Menurut Kasmir (2003: 263), jenis-jenis analisa rasio keuangan perbankan meliputi:

a. Rasio Likuiditas

Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis rasio yaitu:

a. Quick Ratio

b. Investing Policy Ratio c. Banking Ratio

d. Assets to Loan Ratio


(41)

f. Cash Ratio

g. Loan to Deposit Ratio h. Investment Risk Ratio i. Liquidity Risk Ratio j. Credit Risk Ratio k. Deposit Risk Ratio

b. Rasio Solvabilitas

Rasio ini bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a. Primary Ratio b. Risk Assets Ratio

c. Secondary Risk Ratio

d. Capital Ratio e. Capital Risk

f. Capital Adequacy Ratio

c. Rasio Rentabilitas

Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a. Gross Profit Margin b. Net Profit Margin

c. Return on Equity Capital d. Gross Yeild on Total Assets


(42)

e. Gross Profit Margin on Total Assets f. Net Income on Total Assets

g. Rate Return on Loan

h. Interest Margin on Earning Assets i. Interest Margin on Loans

j. Leverage multiplier k. Assets utilization l. Interest Expense Ratio m. Cost of Fund

n. Cost of Money

o. Cost of Loanable Fund

p. Cost of Operable Fund

q. Cost of Efficiency

2.2.5 Laba

2.2.5.1Pengertian Laba

Menurut Suwardjono (2005: 509) definisi laba disebutkan sebagai tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu periode yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal periode).


(43)

2.2.5.2Relevansi Konsep Laba

Menurut Belkaoui (1987: 230) laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konsep. Laba umumnya dipandang sebagai:

a. Laba adalah dasar bagi perpajakan dan pembagian kembali kekayaan dikalangan pribadi.

b. Laba dianggap sebagai pedoman bagi kebijakan deviden dan penahanan laba suatu perusahaan.

c. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan pedoman pengambilan keputusan.

d. Laba dianggap sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. e. Laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi. Laba adalah suatu

ukuran kepengurusan manajemen atas sumber daya suatu kesatuan dan ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan.

2.2.5.3Perubahan Laba

Perubahan laba dalam penelitian ini diartikan sebagai perubahan persentase kenaikan atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kenaikan laba yang cepat dalam jangka panjang cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dari pada perusahaan yang memiliki perubahan laba yang menurun.


(44)

Menurut Suwardjono (2005: 509) laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan dimasa mendatang tentang kinerja perusahaan. Jika pertumbuhan labanya baik akan mencermikan kinerja perusahaan yang baik sehingga semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik pula kinerja perusahaan. Dengan demikian apabila rasio keuangan perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik.

2.2.5.4Hubungan Laporan Keuangan dengan Prediksi Laba

Weston dan Brigham (1997: 294) mengatakan nilai riil dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk meramalkan laba dan deviden perusahaan dimasa mendatang.

Statement of Financial Accounting Concepst No.2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (FASB 1980) juga menjelaskan

bahwa salah satu karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi agar tujuan pelaporan keuangan dapat tercapai adalah kemampuan prediksi. Hal ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor untuk saat ini dan investor potensial dalam melakukan prediksi penerimaan kas dan deviden serta bunga dimasa yang akan datang.


(45)

Deviden yang akan diterima investor akan tergantung pada jumlah laba yang diperoleh perusahaan dimasa mendatang. Oleh karena itu, prediksi laba perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan (Meythi, 2005: 254).

Dalam teori akuntansi positif, dibahas suatu prediksi mengapa para pemakai laporan keuangan berkepentingan dengan laba. Tegasnya, teori akuntansi positif membuat hipotesis mengapa mereka termotivasi menurunkan atau menaikkan laba. Prediksi yang dibuat teori akuntansi positif menurut formulasi Watt dan Zimmerman (1986) diorganisasi dalam 3 hipotesis:

1. Hipotesis bonus plan. Dalam hipotesis ini diformulasikan, semua yang

lainnya sama (ceteris paribus), manajer-manajer perusahaan dengan

bonus plan cenderung memilih prosedur-prosedur akuntansi yang

akan menggeser laba yang dilaporkan dari periode mendatang ke periode sekarang. Hipotesis ini tampak rasional bahwa para manajer perusahaan, seperti halnya kebanyakan orang pada umumnya menyukai tingginya remunerasi (pemberian upah). Jika remunerasi setidaknya bergantung pada bonus yang dilaporkan dalam laba bersih, maka mereka dapat menaikkan bonus tahun berjalan dengan melaporkan laba bersih setinggi mungkin.

2. Hipotesis debt covenant (kovenan hutang). Dalam hipotesis ini


(46)

perusahaan cenderung melanggar accounting-based debt covenants, para manajer perusahaan cenderung memilih prosedur-prosedur akuntansi yang akan menggeser laba yang dilaporkan dari periode mendatang ke periode sekarang. Alasannya adalah meningkatkan laba bersih yang dilaporkan akan mengurangi kemungkinan kegagalan teknikal. Hampir semua perjanjian utang berisi kovenan-kovenan (kontrak) yang peminjamnya harus memenuhi isi kontrak atau perjanjian. Untuk mencegah atau menunda prospek pelanggaran kovenan(kontrak), manajemen mengadopsi kebijakan akuntansi untuk meningkatkan laba tahun sekarang.

3. Hipotesis political cost. Formulasi hipotesis ini adalah, semua yang

lainnya sama (ceteris paribus), semakin besar biaya politik yang dihadapi oleh suatu perusahaan, semakin besar kecenderungan manajer perusahaan tersebut memilih prosedur-prosedur akuntansi yang menunda laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode mendatang. Hipotesis ini mengenalkan suatu dimensi politik kedalam pemilihan kebijakan akuntansi. Dengan profitabilitas yang tinggi, menurut hipotesis ini akan menarik perhatian bagi media dan konsumen. Dengan demikian profitabilitas yang tinggi menyebabkan biaya politik yang tinggi.


(47)

2.2.5.5Hubungan Rasio Likuiditas terhadap Laba

Weston dan Brigham (1997: 295) mengatakan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, pembayara utang usahanya akan menjadi lebih lambat, pinjaman ke bank akan lebih banyak, dan sebagainya. Meningkatnya pinjaman ke bank akan menambah beban bunga perusahaan, sehingga akan mengurangi jumlah laba yang dihasilkan. Shim dan Siegel (1987: 24) menyatakan likuiditas sangat penting untuk mendukung aktivitas bisnis, terutama pada saat keadaan memburuk. Jika posisi likuiditas perusahaan memburuk akan mengakibatkan resiko kredit yang buruk, serta tidak mampu menghasilkan laba dan membayar biaya-biaya pokok pada waktunya. Dengan demikian semakin tinggi rasio likuiditas akan meningkatkan laba, yang dapat digambarkan adanya hubungan positif antara rasio likuiditas dengan laba.

2.2.5.6Hubungan Rasio Solvabilitas terhadap Laba

Helfert (1996: 10) mengatakan bahwa semakin tinggi proporsi hutang dalam struktur modal, maka semakin besar modal yang digunakan untuk membayar bunga, dan semakin besar resiko bagi kelangsungan hidup perusahaan. Helfert (1996: 162-163) juga mengatakan bahwa dengan adanya perluasan hutang ke struktur modal, maka pengembaalian atas modal akan melonjak tinggi, selama biaya bunga tidak melebihi daya penghasilan laba.


(48)

Dalam analisis laporan keuangan tampak bahwa penggunaan utang yang lebih tinggi akan memperbesar beban bunga sehingga akan menurunkan laba. Dengan demikian utang mempunyai hubungan negatif terhadap laba pada analisis laporan keuangan. Jika dilihat dari formulasi rasio solvabilitas dapat dikatakan bahwa rasio solvabilitas berhubungan positif terhadap utang. Maka rasio solvabilitas memiliki hubungan negatif pula terhadap laba.

2.2.5.7Hubungan Rasio Rentabilitas terhadap Laba

Shim dan Siegel (1987: 28) menyatakan rasio profitabilitas atau rentabilitas merupakan sebuah indikator dari kondisi keuangan dan efektifitas manajemen perusahaan dalam kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan pengembalian dari investasi. Keuntungan yang dihasilkan perusahaan mutlak memiliki hubungan sebanding yang signifikan dengan rasio profitabilitas atau rentabilitas. Dengan demikian rasio profitabilitas atau rentabilitas berpengaruh positif terhadap laba.

2.3Kerangka Pikir

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa premis sebagai berikut:

a. Premis 1

Construct rasio keuangna Capital, Assets, Earnings, dan Liquidity


(49)

untuk periode satu tahun ke depan. Sedangkan untuk periode dua tahun ke depan ditemukan bahwa rasio keuangan tingkat individual tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Namun demikian hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tidak terdapat rasio keuangan yang signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba baik untuk periode satu tahun ke depan ataupun untuk periode dua tahun ke depan. (Zainuddin dan Hartono, 1999:66-90).

b. Premis 2

Semakin tinggi banking ratio, assets to loan ratio maka tingkat likuiditas bank semakin rendah (Kasmir, 2003:269-270).

c. Premis 3

Kenaikan rasio ROE berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan dan kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Dendawijaya, 2003).

d. Premis 4

Semakin tinggi rasio CAR, maka semakin tinggi pula tingkat modal yang dimiliki oleh bank (Dendawijaya, 2003).


(50)

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3. Kerangka Pikir

2.4Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga bahwa rasio-rasio keuangan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Rasio Likuiditas:

1. X1 : Quick Ratio

2. X2 : Investing Policy Ratio 3. X3 : Banking Ratio

4. X4 : Assets to Loan Ratio 5. X5 : Cash Ratio

6. X6 : Loan to Deposit Ratio Rasio Solvabilitas:

7. X7 : Primary Ratio 8. X8 : Risk Assets Ratio

9. X9 : Capital Adequacy Ratio 2 10.X10 : Capital Adequacy Ratio 3 Rasio Rentabilitas:

11.X11 : Gross Profit Margin 12.X12 : ROE

13.X13 : Gross Yield on Total Assets 14.X14 : Rate Return on Loans 15.X15: Leverage Multiplier

Y : Perubahan Laba


(51)

2. Diduga bahwa rasio-rasio keuangan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian secara operasional berdasarkan teori-teori yang ada ataupun pengalaman-pengalaman empiris.

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Terikat (Y)

Perubahan laba (Y) sebagai variabel dependen diproksikan dengan laba bersih (net income) yang merupakan prosentase perubahan laba bersih yang diperoleh perusahaan dalam tahun t dibandingkan dengan tahun t0 (tahun dasar).

Laba tahun dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba tahun 2004, untuk mengukur kenaikan atau penurunan tingkat laba yang diperoleh bank antara periode tahun berjalan dengan periode tahun sebelumnya.


(53)

b. Variabel Bebas (X) 1. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih, yang meliputi:

a. Quick Ratio (X1)

Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. b. Investing Policy Ratio (X2)

Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank

dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya.

c. Banking Ratio (X3)

Banking Ratio bertujuan untuk mengukur tingkat

likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah tingkat likuiditas bank, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya.


(54)

d. Assets to Loan Ratio (X4)

Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur

jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank.

e. Cash Ratio (X5)

Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan bank melunasi kewajibannya yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut.

f. Loan to Deposit Ratio (X6)

Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur

komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan to Deposit Ratio menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110%.

2. Rasio Solvabilitas

Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya, yang meliputi:

a. Primary Ratio (X7)

Primary Ratio merupakan rasio untuk mengukur

apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai. Atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital equity.


(55)

b. Risk Assets Ratio (X8)

Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.

c. Capital Adequacy Ratio 2 (X9)

CAR merupakan kemampuan permodalan untuk

menutupi kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan pada investasi surat-surat berharga.

d. Capital Adequacy Ratio 3 (X10)

Diperoleh dari pembagian antara equity capital dan penjumlahan antara total loans dengan securities.

3. Rasio Rentabilitas

Digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan, yang meliputi:

a. Gross Profit Margin (X11)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui presentasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya.

b. Return on Equity (X12)

ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income.


(56)

c. Gross Yield on Total Assets (X13)

Untuk mengukur kemampuan manajemen menghasilkan income dari pengelolaan aset.

d. Rate Return on Loans (X14)

Untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan perkreditannya.

e. Leverage Multiplier (X15)

Untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya, karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan aktiva.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel terikat (Y) adalah perubahan laba, dengan skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dan dinyatakan dalam prosentase, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

b. Variabel bebas (X) adalah rasio keuangan perbankan, terdiri dari: 1. Rasio Likuiditas, yang meliputi:

a. Quick Ratio (X1)


(57)

b. Investing Policy Ratio (X2)

Rumus untuk mencari Investing Policy Ratio sebagai berikut:

 

c. Banking Ratio (X3)

Rumus untuk mencari Banking Ratio sebagai berikut:

 

d. Assets to Loan Ratio (X4)

Rumus untuk mencari Assets to Loan Ratio sebagai berikut:

 

e. Cash Ratio (X5)

Rumus untuk mencari Cash Ratio sebagai berikut:

 

f. Loan to Deposit Ratio (X6)

Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:

2. Rasio Solvabilitas, yang meliputi: a. Primary Ratio (X7)


(58)

 

b. Risk Assets Ratio (X8)

Rumus untuk mencari Risk Assets Ratio sebagai berikut:

 

c. Capital Adequacy Ratio 2 (X9)

Rumus untuk mencari CAR 2 sebagai berikut:

 

d. Capital Adequacy Ratio 3 (X10) Rumus untuk mencari CAR 3 adalah:

 

3. Rasio Rentabilitas, yang meliputi:

a. Gross Profit Margin (X11)

Rumus untuk mencari:

b. Return on Equity (X12) Rumus untuk mencari:


(59)

c. Gross Yield on Total Assets (X13) Rumus untuk mencari:

 

d. Rate Return on Loans (X14)

Rumus untuk mencari:

 

e. Leverage Multiplier (X15) Rumus untuk mencari:

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang menarik bagi peneliti untuk diinvestigasi (Sekaran, 2006: 121). Populasi yang digunakan dalam penelitan ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI sebanyak 30 bank. Satuan pengamatan yang akan menjadi objek dari penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan bank untuk periode tahun 2004-2007.

3.2.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Adapun ketentuan dalam penentuan


(60)

sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel diambil dari data populasi dengan memperhatikan kelengkapan laporan keuangan perusahaan. Metode purposive sampling adalah kemungkinan tujuan atau target tertentu dalam memilih sampel yang tidak acak.

Pertimbangan kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan

keuangan dari tahun 2004-2007 yang lengkap dan sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

2) Tahun buku laporan keuangan ini adalah yang berakhir pada 31

Desember.

Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang terpilih adalah 12 bank umum yang terdaftar di BEI yaitu:

- PT. Bank Pan Indonesia, Tbk - PT. Bank Central Asia, Tbk

- PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk - PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk - PT. Bank Bukopin, Tbk

- PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk - PT. Bank Lippo, Tbk

- PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk - PT. Bank Mega, Tbk


(61)

- PT. Bank NISP, Tbk

3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank yang terdaftar di BEI untuk periode tahun 2004-2007.

3.3.2. Sumber Data

Data laporan keuangan yang ada merupakan data yang telah diolah dan disajikan dalam Indonesian Capital Market Directory 2007 dan 2008.

3.3.3. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi dari laporan keuangan yang terdapat di Indonesian Capital Market Directory 2007 dan 2008.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka kaitan antar variabel penelitian dapat digambarkan secara spesifik ke dalam model analisis regresi linear berganda, dimana model ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh-pangaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Y = b0+b1X1+b2X2+b3X3+...+bnXn+ei (Anonim, 2008: L-21)


(62)

Dimana:

Y = Perubahan laba

X1-Xn = Rasio keuangan dari X1-Xn b0 = Konstanta

b1-bn = Koefisien regresi variabel X1-Xn ei = Kesalahan baku

3.4.2. Uji Kualitas Data 3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005: 110). Dalam penelitian ini untuk pengujian normalitas digunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Dalam pengambilan keputusan apakah distribusi data mengikuti distribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikan <0,05 maka distribusi adalah tidak normal. 2) Jika nilai signifikan >0,05 maka distribusi adalah normal.

3.4.3. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier berganda yang terbentuk harus bersifat BLUE

(Best Linier Unbiased Estimator), artinya untuk pengambilan keputusan

tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang tidak bersifat bias atau BLUE, maka harus dipenuhi:


(63)

a. Uji Multikolinieritas

Menurut Imam Ghozali (2005: 91), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi Multikolinieritas bisa dilakukan dengan melihat:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen.

2) Nilai VIF (Variation Inflation Factor) kurang dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF>10.

b. Uji Autokorelasi

Menurut Imam Ghozali (2005: 95), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW Test). Daerah distribusi keputusan autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.3.b. Daerah Distribusi Keputusan Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika


(64)

positif

Tidak ada autokorelasi positif

No desicison dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d <4

Tidak ada korelasi negatif No desicison 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl

Tidak ada autokorelasi. Positif atau negatif

Tidak ditolak du < d < 4 - du

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2005: 105), uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas. Dalam penelitian ini pendeteksian Heteroskedastisitas adalah dengan pengujian Korelasi Rank dari Spearman, dengan ketentuan sebagai berikut (Gujarati, 1995: 188):

1) Jika nilai probabilitas <0,05 maka terkena Heteroskedastisitas. 2) Jika nilai probabilitas >0,05 maka bebas Heteroskedastisitas.

3.4.4. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikan F (Uji F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama/simultan atau mempunyai kecocokan terhadap variabel dependen.

Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah semua parameter dalam model regresi sama dengan nol, atau:


(65)

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 =...= bk = 0, berarti variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel terikat atau tidak ada kecocokan model.

Sedangkan hipotesis alternatife (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:

Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ ...≠ b k ≠ 0, berarti variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat atau ada kecocokan model.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) H0 diterima dan Ha ditolak jika nilai signifikan ≥0,05. 2) H0 ditolak dan Ha diterima jika nilai signifikan <0,05.

Nilai F hitung bisa dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Anonim, 2008: L-22)

Keterangan:

k = Banyaknya variabel bebas. n = Jumlah data.

R2 = Koefisien determinasi. b. Uji Signifikan t (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual/parsial untuk menerangkan variasi variabel dependen dalam model regresi.


(66)

Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau:

Ho : bi = 0, berarti variabel-variabel bebas yang terdiri dari X1, X2, X3, X4, X5,..., Xn secara parsial tidak terdapat pengaruh terhadap variabel terikat.

Hipotesis alternatif (Ha) adalah bahwa parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

Ha : bi ≠ 0, berarti variabel-variabel bebas yang terdiri dari X1, X2, X3, X4, X5,..., Xn secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

1) H0 diterima dan Ha ditolak jika nilai signifikansi ≥0,05. 2) H0 ditolak dan Ha diterima jika nilai signifikansi <0,05.

Nilai t hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

               (Anonim, 2008: L-21) 

Keterangan:

t

hitung = t hasil perhitungan.

bi = Koefisien regresi.


(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Bank Umum yang go public a. PT. Bank Pan Indonesia, Tbk

PT. Bank Pan Indonesia, Tbk didirikan dengan Akta No. 85 tanggal 17 Agustus 1971 dari Notaris Juliaan Nimrod Siregar Gelar Mangaradja, SH. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. J.A.5/81/24 tanggal 19 April 1972 serta diumumkan dalam Berita Negara RI No. 45 tanggal 6 Juni 1972, Tambahan No. 210. Anggaran Dasar PT. Bank Pan Indonesia, Tbk telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 10 tanggal 10 September 1999 dari Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta.

PT. Bank Pan Indonesia, Tbk mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1971, sesuai dengan izin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan RI dalam surat Keputusan No. KEP-205/DDK/II/8/1971 tanggal 18 Agustus 1971. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 5/2-Kep. Dir. tanggal 21 April 1972, PT. Bank Pan Indonesia, Tbk telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa.

PT. Bank Pan Indonesia, Tbk berkedudukan di Jakarta dengan 34 kantor cabang di Indonesia, 1 kantor perwakilan di Singapura, 1 cabang di Cayman Island. Kantor pusat bank beralamat di Gedung Panin Centre Jl.


(68)

Jendral Sudirman Kav. 1, Senayan, Jakarta 10270. Ruang lingkup PT. Bank Pan Indonesia, Tbk adalah menjalankan usaha bank umum dalam arti kata seluas-luasnya di dalam maupun di luar negeri.

b. PT. Bank Central Asia, Tbk

PT. Bank Central Asia, Tbk didirikan dengan akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama NV. Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama bank telah diubah beberapa kali berdasarkan akta Wargio Suhardjo, SH pengganti notaris Ridwan Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No. 144, nama bank diubah menjadi PT. Bank Central Asia.

Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan yang dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham Bank pada bulan Mei 2000, yang antara lain, mengubah status bank menjadi perusahaan terbuka dan nama bank menjadi PT. Bank Central Asia Tbk. Perubahan ini dilakukan dengan akta Notaris Hendra Karyadi,SH, tanggal 29 Desember 1999 No. 62, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. C-21020.HT.01.04.TH.99 tanggal 31 Desember 1999 dan diumumkan dalam Tambahan No. 1871 pada Berita Negara No. 30 tanggal 14 April 2000.


(69)

Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, bank beroperasi sebagai bank umum. Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh ijin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh ijin untuk melakukan kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 9/110/Kep/Dir/UD tanggal 28 Maret 1977. Kantor pusat bank berada di Jl. Jenderal Sudirman Kav 22-23 Jakarta 12920.

c. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk

PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk berdiri pada tanggal 15 Mei 1959. Sebelumnya perusahaan melakukan merger dengan PT. Bank Tabungan untuk Umum 1859, Surabaya. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk go public pada tanggal 18 Juli 1990 dan berstatus sebagai bank devisa.

d. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai bank sentral dengan nama Bank Negara Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946 dan statusnya menjadi bank umum milik negara.


(70)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29 April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi perusahaan perseroan. Penyesuaian bentuk hukum menjadi Persero dinyatakan dalam Akta No. 131 tanggal 31 Juli 1992, dibuat dihadapan Muhani Salim, SH, yang telah diumumkan dalam Berita Negara RI No. 1A. Anggaran Dasar BNI telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan Akta No. 27 tanggal 17 Desember 2003, dibuat dihadapan Fathiah Helmi,SH, notaris di Jakarta berdasarkan keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 15 Desember 2003. Kantor pusat bank beralamat di Jl. Jenderal Sudirman Kav. 1 Jakarta 10220. Saat ini BNI mempunyai 914 kantor cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga mempunyai unit perbankan syariah.

e. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk didirikan pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29 April 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992, bentuk badan hukum BRI diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pengalihan BRI menjadi Persero diaktakan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992 Notaris Muhani Salim, SH, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C2-6584.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73, Tambahan No. 3A tanggal 11 September 1992. Anggaran Dasar BRI telah mengalami


(71)

beberapa kali perubahan, antara lain dengan akta No. 7 tanggal 4 September 1998 Notaris Imas Fatimah, SH, pasal 2 tentang “Jangka Waktu Berdirinya Perseroan” dan pasal 3 tentang “Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha” untuk menyesuaikan dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 tentang “Perseroan Terbatas” dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C2-24930.HT.01.04.TH.98 tanggal 13 November 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86, Tambahan No. 7216 tanggal 26 Oktober 1999 dan akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 Notaris Fathiah Helmi, SH, antara lain tentang status perusahaan dan penyesuaian dengan Undang-undang Pasar Modal dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-23726.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Oktober 2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 88, Tambahan No. 11053 tanggal 4 November 2003.

Berdasarkan akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 Notaris Fathiah Helmi, SH, telah dilakukan perubahan terhadap Anggaran Dasar BRI, antara lain untuk penyesuaian dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang “Perseroan Terbatas” dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) No. IX J.I tentang “Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik”, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan


(72)

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-48353.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 6 Agustus 2008.

Selanjutnya, Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan program Management Stock Option Plan (MSOP) berdasarkan jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi.

Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav.44-46, Jakarta 10210.

f. PT. Bank Bukopin, Tbk

PT. Bank Bukopin, Tbk didirikan pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin) yang disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Koperasi No. 13/Dirjen/Kop/70 dan didaftar dalam Daftar Umum Direktorat Jenderal Koperasi dengan No.8251 pada tanggal yang sama. Bank mulai melakukan usaha sebagai Bank Umum Koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971 dengan izin Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. 78/DDK/II/3/1971 tanggal 16 Maret 1971. Menurut anggaran dasarnya, usaha Bank mencakup segala kegiatan bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Perbankan dengan tujuan utama memperhatikan dan melayani kepentingan gerakan koperasi di Indonesia sesuai dengan Undang-undang Perkoperasian yang berlaku. Dalam perkembangannya, Bank telah melakukan peleburan usaha dengan beberapa bank umum koperasi. Perubahan nama Bank Umum Koperasi


(73)

Indonesia (Bukopin) menjadi Bank Bukopin disahkan dalam Rapat Anggota Bank Umum Koperasi Indonesia yang dituangkan dalam surat No. 03/RA/XII/89 tanggal 2 Januari 1990.

Dalam Rapat Khusus Anggota Bank Bukopin, yang dinyatakan dengan akta No. 4 Notaris Muhani Salim, SH tanggal 2 Desember 1992, para anggota menyetujui untuk mengubah status badan hukum Bank Bukopin dari koperasi menjadi perseroan terbatas. Akta pendirian yang berkaitan dengan perubahan status badan hukum Bank Bukopin dinyatakan dengan akta No. 126 Notaris Muhani Salim, SH, tanggal 25 Februari 1993 beserta pembetulannya, dengan akta No. 118 tanggal 28 Mei 1993 dari notaris yang sama dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-5332.HT.01.01.TH.93 tanggal 29 Juni 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 3633, Tambahan No. 64 tanggal 10 Agustus 1993. Perubahan ini juga telah disetujui oleh Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. S-1382/MK.17/1993 tanggal 28 Agustus 1993. Sesuai dengan perubahan akta pendirian tersebut, pendirian Bank dalam bentuk perseroan terbatas terjadi dengan memasukkan seluruh aktiva dan kewajiban dari Bank. Bank memutuskan untuk memulai kegiatan usaha dalam bentuk perseroan terbatas pada tanggal 1 Juli 1993. Kantor pusat Bank berlokasi di Jalan M.T. Haryono Kav. 50-51, Jakarta 12770.


(74)

g. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 berdasarkan akta Notaris Meester Raden Soedja,SH No. 134. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/40/8 tanggal 24 April 1957 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 664, pada Berita Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1957.

Bank memperoleh ijin usaha sebagai bank umum, bank devisa dan bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah masing-masing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 161259/U.M.II tanggal 30 September 1958, surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 21/10/Dir/UPPS tanggal 5 Nopember 1988 dan Surat Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan No. 3/744/DPIP/Prz tanggal 31 Desember 2001. Anggaran Dasar bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan dengan akta notaris No. 6 tanggal 9 Januari 2008, dibuat dihadapan P. Sutrisno A. Tampubolon, Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum-Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-AH.01.10-1193 tanggal 16 Januari 2008 serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan tanggal 24 Januari 2008. Perubahan Anggaran Dasar tersebut sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor


(75)

Bank dalam rangka Program Kompensasi Karyawan/Manajemen Berbasis Saham dan perubahan komposisipemegang saham Bank.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan bank adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah tersebut sejak tahun 2002. Sejak Maret 2004, Bank mulai melakukan kegiatan usaha mikro dengan nama Danamon Simpan Pinjam.

Kantor pusat Bank berlokasi di gedung Menara Bank Danamon Jl. Prof. DR. Satrio Kav E4/6 Mega Kuningan, Jakarta 12950.

h. PT. Bank Lippo, Tbk

PT. Bank Lippo, Tbk berdiri pada tanggal 11 Maret 1948 berdasarkan akta Notaris Meester Karel Eduard Krijgsman No. 51. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. J.A.5/11/24 tanggal 3 April 1948 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 36, Tambahan No. 96 tanggal 4 Mei 1948. Anggaran Dasar Bank telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH No. 21 tanggal 19 Juli 2004 mengenai perubahan beberapa pasal dalam Anggaran Dasar antara lain mengenai perubahan susunan pemegang saham kelas C ke kelas B sehubungan dengan divestasi saham BPPN (qq Pemerintah Republik Indonesia) ke Konsorsium Swissasia Global. Perubahan terakhir ini telah


(1)

102    ratio, sedangkan sisanya (64%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. dominan dalam berkorelasi dengan variabel-variabel dependen yang merupakan construct profitabilitas. Urutan besaran pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen LOPO (Profitabilitas)

dan ROE

(Profitabilitas) adalah

variabel PBDPHB (Kualitas Aktiva), CAR (Struktur modal), LDR (Likuiditas), dan GWM menunjukkan bahwa penggunaan AMOS (Analisis Moment Of Structure) akan lebih tepat dibandingkan dengan penggunaan analisis regresi dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan.

Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu 4.6 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat diperbaiki pada penelitian berikutnya yaitu :

a. Perusahaan perbankan yang dipilih dalam penelitian ini sebagai sampel jumlahnya terlalu sedikit.


(2)

103   

c. Pemilihan variabel yang digunakan dalam penelitian kemungkinan kurang banyak dan kurang sesuai.


(3)

   

104   

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tentang analisa rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan 2007 adalah sebagai berikut:

Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi cocok dan mampu menjelaskan perubahan variabel Perubahan Laba (Y), sedangkan pengujian secara individual, variabel Return on Equity dan Gross Yield on Total Assets berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

5.2. Saran

Beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya antara lain:

a. Sebaiknya dilakukan penambahan jumlah sampel sehingga hasil penelitian yang diperoleh semakin baik.

b. Sebaiknya dilakukan penambahan periode pengamatan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2000, Edisi Kedua, Analisis Regresi, Teori, Kasus Dan Solusi, BPFE, Yogyakarta.

Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

_______, 2002, Undang-Undang Perbankan (UU No. 10 Tahun 1998), Cetakan ketiga, Penerbit Sinar Grafita, Jakarta.

Belkaoui, Ahmed, 1987, Teori Akuntansi, Edisi Kedua, Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Budisantoso, T. dan Sigit Triandaru, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Dendawijaya, Lukman, 2003, Manajemen Perbankan, Cetakan Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Ghozali, H. Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Penerbit Badan Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati D, 1999, Ekonometrika Dasar, Alih bahasa Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hamonangan dan Siregar, 2009, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, dan Loan to Deposit Ratio terhadap Return on Equity (ROE) Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Akuntansi 13, Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hasibuan, Malayu, 2002, Dasar-dasar Perbankan, Cetakan kedua, Penerbit PT

Bumi Aksara, Jakarta.

Helfert, Erich A, 1996, Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan, Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama, Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta.


(5)

Horne, James C. Van, 1986, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir, 2003, Manajemen Perbankan, Edisi Revisi, Cetakan Keempat, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Kieso, Donald E, Weygandt, Warfield, 2002, Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Martono, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Cetakan Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

Meythi, 2005, Rasio Keuangan yang paling baik untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol XI, No.2, September, Hal 254-271.

Muljono, Teguh Pudjo, 1992, Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan, Edisi Revisi II, Cetakan Keempat, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Prastowo D dan Julianty R, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sardjono permono, Iswardono, 1997, Uang dan Bank, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi Keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Shim, Jae K, and Siegel, Joe G, 1987, Scaum’s Outline of Theory and Problem of Manajerial Finance, International Edition, Mc. Hill Inc, Singapore. Suwardjono, 2005, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi

Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman, 1986, Positive Accounting Theory, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall., Inc.

Weston, J. Fred, and Brigham, Eugene F, 198I, Manajemen Keuangan, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Widodo, 2001, Rasio Keuangan untuk Mengukur Asosiasi Likuiditas, Struktur Modal, dan Kualitas Aktiva dengan Profitabilitas Bank: Analisis Korelasi


(6)

Kanonikal, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 3 No.1, April, Hal 315-334.

Wild, John J, Subramanyam, Halsey, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Zainuddin dan Hartono, 1999, Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 2, No.1, Januari, Hal 66-90.


Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 39 105

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 14

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 16

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 15

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 21

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011.

0 0 102

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 115

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 25

ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 22