F Fi
i k
k ki
ih K
Ku ri
k k
ku u
lu u
m m
m 2
20 01
1 1
13
125
d. Sebab Kesamaan Agama
F 3mدلا دا 4ا
Ketika seorang muslim meninggal sedangkan ia tidak memiliki ahli waris, baik ahli waris karena sebab nasab, nikah, ataupun wala memerdekakan
budak maka harta warisannya dipasrahkan kepada baitul mal untuk maslahat umat slam. al tersebut disandarkan pada sabda Rasulullah Saw.:
دوواد وباو دzا هاور ُ َ َثِراَو َ- ْنَم ُثِراَو َFا
Artinya: ”Aku adalah ahli waris bagi orang yang tidak mempunyai ahli waris.” HR. Ahmad dan Abu Dawud
Maksud hadis di atas, Rasulullah menjadi perantara penerima harta waris dari siapapun yang meninggal sedangkan ia tidak mempunyai ahli waris,
kemudian Rasulullah gunakan harta waris tersebut untuk maslahat kalangan muslimin.
III. HAL-HAL YANG MENYEBABKAN SESEORANG TIDAK MENDAPATKAN HARTA
WARIS
Dalam kajian ilmu faraidh, hal-hal yang menyebabkan seseorang tidak mendapatkan harta warisan masuk dalam pembahasan mawani’ul irs penghalang-
penghalang warisan . Penghalang yang dimaksud disini adalah hal-hal tertentu yang menyebabkan seseorang tidak mendapatkan warisan, padahal pada awal mulanya
ia merupakan orang-orang yang semestinya mendapatkan harta waris.
Orang yang terhalang mendapatkan warisan disebut dengan mamnu’ al-irs atau mahjub bil wash i terhalang karena adanya sifat tertentu . Mereka adalah;
pembunuh, budak, murtad, dan orang yang berbeda agama dengan orang yang meninggalkan harta warisnya. Berikut penjelasan singkat ketiga kelompok manusia
yang masuk dalam kategori mamnu’ al-irs tersebut:
a. Pembunuh
ﻞﺗﺎﻘﻟا
Orang yang membunuh salah satu anggota keluarganya maka ia tidak berhak mendapatkan harta warisan dari yang terbunuh. Dalam salah satu qaidah
iqhiyah dijelaskan:
ِهِنا َمْر ِ ِ َبِقوُع ِهِناَو َ
أ َلْبَق َء ْ3 +gûلا َل َجْعَت ْسا ْنَم
Artinya: ”Barangsiapa yang tegesa-gesa untuk mendapatkan sesuatu, maka ia tidak diperbolehkan menerima sesuatu tersebut sebagai bentuk hukuman untuknya.”
Di unduh dari : Bukupaket.com
B B
B u
u u
k ku
u u
S S
S S
is sw
w wa
K K
e el
a s
X X
X I
126 Rasulullah Saw. dalam salah satu sabdanya, menegaskan bahwa seorang
pembunuh tidak akan mewarisi harta yang terbunuh. Beliau Saw. bersabda:
F5طقرادلاو Éاسنلا هاور ٌ ْ35 َش ِثاَ ْ3_ِْÁا َنِم ِلِتاَقْلِل َسْيَل
“Bagi pembunuh tidak berhak mendapatkan warisan sedikitpun”.HR. an-Nasa’i dan al-Daruqutni
Dalam masalah tidak berhaknya pembunuh mendapatkan harta warisan orang yang terbunuh, sebagiain ulama memisahkan sifat pembunuhan yang
terjadi. Jika pembunuhan yang dilakukan masuk dalam kategori sengaja, maka pembunuh tidak mendapatkan harta warisan sepeser pun dari korban. Adapun
jika pembunuhannya bersifat tersalah maka pelakunya tetap mendapatkan harta waris. Pendapat ini dianut oleh imam Malik bin Anas dan pengikutnya.
b. Budak
ﺪﺒﻌﻟا
Seseorang yang berstatus sebagai budak tidak berhak mendapatkan harta warisan dari tuannya. Demikian juga sebaliknya, tuannya tidak berhak
mendapatkan warisan dari budaknya karena ia memang orang yang tidak mempunyai hak milik sama sekali. Terkait dengan hal ini Allah ber irman:
٧٥ :لخنلا ٍء ْ3 َgý َuَع ُر ِدْقَي َ- ً¶وُلْ َò ا ًدْبَع ًdَثَم ُ0 َبَ َFþ
Artinya: “Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun.”
QS. An-Naḥl:
c. Orang Murtad
Murtad artinya keluar dari agama slam. Orang murtad tidak berhak mendapat warisan dari keluarganya yang beragama slam. Demikian juga
sebaliknya. Rasulullah Saw. bersabda:
هيلع قفتم ِ? ْس ُ ْHا َرِف َ£ْلا ُثِ َ3r َ-َو َرِف َ£ْلا ُ ِ? ْسُ ْHا ُثِ َ3r َ-
“Orang Islam tidak bisa mewarisi harta orang ka ir, dan orang ka ir tidak bisa mewarisi harta dari orang Islam
Muttafaq Alaih
d. Perbedaan Agama