Meminang atau Khitbah Melihat Calon Istri atau Suami

F Fi i k k ki ih K Ku ri k k ku u lu u m m m 2 20 01 1 1 13 79 “Hai kaum pemuda, apabila diantara kamu kuasa untuk kawin, maka kawinlah, Sebab kawin itu lebih kuasa untuk menjaga mata dan kemaluan, dan barangsiapa tidak kuasa hendaklah ia berpuasa, sebab puasa itu jadi penjaga baginya HR. Al- Bukhari dan muslim . Wajib ukum ini berlaku bagi siapapun yang telah mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, memiliki bekal untuk mena kahi istri, dan khawatir dirinya akan terjerumus dalam pebuatan keji zina jika hasrat kuatnya untuk menikah tak diwujudkan. . Makruh ukum ini berlaku bagi seseorang yang belum mempunyai bekal untuk mena kahi keluarganya, walaupun dirinya telah siap secara isik untuk menyongsong kehidupan berumah tangga, dan ia tidak khawatir terjerumus dalam praktik perzinaan hingga datang waktu yang paling tepat untuknya. Untuk seseorang yang mana nikah menjadi makruh untuknya, disarankan memperbanyak puasa guna meredam gejolak syahwatnya. Kala dirinya telah memiliki bekal untuk mena kahi keluarga, ia diperintahkan untuk bersegera menikah. . aram ukum ini berlaku bagi seseorang yang menikah dengan tujuan menyakiti istrinya, mempermainkannya serta memeras hartanya.

II. PERSIAPAN PELAKSANAAN PERNIKAHAN

a. Meminang atau Khitbah

Khitbah artinya pinangan, yaitu permintaan seorang laki-laki kepada seorang perempuan untuk dijadikan istri dengan cara-cara umum yang sudah berlaku di masyarakat. Terkait dengan permasalahan khitbah Allah Swt. ber irman: ْ ُœ ِسُفْن َ أ ِFG ْ ُ4ˆْنَن ْك َ أ ْو َ أ ِءا َسِّنلا ِةَبْط ِخ ْن ِم ِهِب ْ ُ4ˆ ْض+رَع ا َمْ3ىِف ْ ُœْي َلَع َحاَن ُج َ-َو “Dan tak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran yang baik atau harus menyembunyikan keinginan mengawini mereka dalam hatimu … QS. Al-Baqarah : 235. Di unduh dari : Bukupaket.com B B B u u u k ku u u S S S S is sw w wa K K e el a s X X X I 80 a. . Cara mengajukan pinangan - Pinangan kepada gadis atau janda yang sudah habis masa iddahnya dinyatakan secara terang-terangan. - Pinangan kepada janda yang masih berada dalam masa iddah thalaq bain atau ditinggal mati suami tidak boleh dinyatakan secara terang-terangan. Pinangan kepada mereka hanya boleh dilakukan secara sindiran. al ini sebagaimana Allah terangkan dalam surat al-Baqarah ayat di atas. a. . Perempuan yang boleh dipinang Perempuan-perempuan yang boleh dipinang ada tiga, yaitu : - Perempuan yang bukan berstatus sebagai istri orang. - Perempuan yang tidak dalam masa ’iddah. - Perempuan yang belum dipinang orang lain. Rasulullah Saw. bersabda: ىراخبلا هاور ُ َ† َنَذ ْ„ َ3 ْوَا ُ َnْبَق ُبِطاَFْا َكُ ْ4_َي +45َح ِهْي ِخَا ِةَبْط ِخ َuَع ْ ُÑ ُدَحَا ُبُطْ َ3 َ- ?سمو Artinya: “Janganlah salah seorang diantara kamu meminang atas pinangan saudaranya, kecuali peminang sebelumnya meninggalkan pinangan itu atau memberikan ijin kepadanya HR.Bukhari dan Muslim Tiga kelompok wanita di atas boleh dipinang, baik secara terang-terangan atau sindiran.

b. Melihat Calon Istri atau Suami

Melihat perempuan yang akan dinikahi disunnahkan oleh agama. Karena meminang calon istri merupakan pendahuluan pernikahan. Sedangkan melihatnya adalah gambaran awal untuk mengetahui penampilan dan kecantikannya, hingga pada akhirnya terwujud keluarga yang bahagia. Beberapa pendapat tentang batas kebolehan melihat seorang perempuan yang akan dipinang yaitu: a. Jumhur ulama berpendapat boleh melihat wajah dan kedua telapak tangan, karena dengan demikian akan dapat diketahui kehalusan tubuh dan kecantikannya. b. Abu Dawud berpendapat boleh melihat seluruh tubuh. Di unduh dari : Bukupaket.com F Fi i k k ki ih K Ku ri k k ku u lu u m m m 2 20 01 1 1 13 81 c. mam Abu anifah membolehkan melihat dua telapak kaki, muka dan telapak tangan. Terdapat sebuah riwayat bahwa Mughirah bin Syu ban telah meminang seorang perempuan, kemudian Rasulullah bertanya kepadanya, apakah engkau telah melihatnya? Mughirah berkata Belum Rasulullah bersabda: ا َ ُßَنْيَب َم ِدْؤُي ْن َ أ ى َر ْحَا ُه+نِاَف اَ ْ3َلِا ْر ُظْنُا Artinya: “Amat-amatilah perempuan itu, karena hal itu akan lebih membawa kepada kedamaian dan kemesrasaan kamu berdua” H.R. Turmu żi

III. MAHRAM ATAU PEREMPUAN YANG HARAM DINIKAHI