Sumber Hukum Ilmu Mawaris

F Fi i k k ki ih K Ku ri k k ku u lu u m m m 2 20 01 1 1 13 121 dalam melaksanakan syariat slam yang terkait dengan pembagian harta waris. Menyodorkan solusi terbaik terhadap berbagai permasalahan seputar pembagian harta waris yang sesuai dengan aturan Allah ta ala. Menyelamatkan harta benda si mayit hingga tidak diambil orang-orang dzalim yang tidak berhak menerimanya.

f. Sumber Hukum Ilmu Mawaris

Sumber hukum ilmu mawaris adalah al-Qur an dan al-adis. Berikut beberapa teks al-Qur an yang menjelaskan tentang ketentuan pembagian harta waris. • Firman Allah ta ala dalam surat an-Nisa ayat : َنوُب َرْق َ„ -ْاَو ِنا َدِلاَوْلا َكَ َ4r ا+ ِّò ٌبي ِصَن ِءآ َسِّنلِل َو َنوُب َرْق َ„ -ْاَو ِنا َدِلاَوْلا َكَ َ4r ا+ ِّò ٌبي ِصَن ِلا َجِّرلِل ۷ :ءاسنلا ا ًضو ُرْف +م اًبي ِصَن َ ُg_َك ْوَأ ُهْنِم +لَق ا+ ِò Artinya: Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.QS. an-Nisa’ : 7 • Firman Allah dalam surat an-Nisa ayat - : اَثُل ُ ث +ن ُهَلَف ِF ْ3“َتَن ْ ثا َقْوَف ًءآ َسِن +ن ُك نِإ َف ِF ْ3“َيَثنُ„-ْا ِّظَح ُلْثِم ِرَك +ذلِل ْ ُÑِدَ-ْوَأ 3 ِFG ُ0 ُ ُœي ِصوُي َن َ¶ نِإ َكَ َ4r ا+ ِò ُس ُد سلا اَمُ ْF ِّم ٍد ِحاَو ُِّùِل ِهْي َوَبَ„-َو ُف ْصِّنلا اَهَلَف ًة َد ِحاَو ْتَن َ¶ نِإَو َكََ4rاَم ن ِم ُس ُد سلا ِه +م ُ„ ِdَف ٌةَو ْخِإ ُ َ† َن َ¶ ْنِإَف ُثُلثلا ِهِّمُ„dَف ُهاَوَبَأ ُهَثِرَوَو ُدَلَو ُ+† نُكَي ْ +ž نِإَف . ُدَلَو َُ† ِ0 َن ِّم ًة َضي ِر َف اًعْفَن ْ ُœَل ُبَرْقَأ ْمُ 3®َأ َنوُر ْدَتَ- ْ ُÑ ُؤاَنْبَأَو ْ ُÑ ُؤêَاَء ٍF ْ3mَدْوَأ آَِ® ِ|وُي ٍة+ي ِصَو ِدْعَب +ن ُ َÕ َن َ¶ نِإ َف ُُدَلَو +نُ+Õ نُكَي ْ +ž نِإ ْ ُœ ُجاَوْزَأ َكََ4rاَم ُف ْصِن ْ ُœَلَو .اًم3ىِكَح اًم3ىِلَع َن َ¶ َ0 +نِإ نُكَي ْ +ž نِإ ُ4ˆْكَ َ4r ا+ ِò ُعُب رلا +نُ َÕَو ٍF ْ3mَدْوَأ آَِ® َF ْ3“ ِصوُي ٍة+ي ِصَو ِدْعَب نِم َنْكََ4r ا+ ِò ُعُب رلا ُ ُœَلَف ُُدَلَو َن َ¶ نِإ َو ٍF ْ3mَدْو َ أ آَ ِ® َنو ُصوُت ٍة+ي ِصَو ِدْعَب نِّم ُ4ˆْكَ َ4r ا+ ِò ُنُمثلا +نُهَلَف ُُدَلَو ْ ُœَل َن َ¶ نِإَف ُُدَلَو ْ ُœ+ل ن ِم َ َg_ْكَأ اوُن َ¶ نِإَف ُس ُد سلا اَمُْFِّم ٍد ِحاَو ُِّùِلَف ُُت ْخُأْوَأ ٌخَأ َُ†َو ُةَأَرْما ِوَأ ً4َ†َ َú ُثَروُي ُُل ُجَر ُ0 َو ِ0 َن ِّم ًة+ي ِصَو ٍّرآ َض ُم َ ْ3_ َغ ٍF ْ3mَدْوَأ آَِ® َ|وُي ٍة+ي ِصَو ِدْعَب نِم ْثُلثلا 3 ِFG ُءêَ¶َ ُgØ ْمَُF َكِلَذ ۱۲-۱۱ :ءاسنلا ُ 3ˆِل َح ٌ 3ˆِلَع Di unduh dari : Bukupaket.com B B B u u u k ku u u S S S S is sw w wa K K e el a s X X X I 122 Artinya: Allah mensyariatkan bagimu tentang pembagian pusaka untuk anak- anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu bapanya saja, maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya memperoleh seperenam. Pembagian- pembagian tersebut di atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau dan sesudah dibayar hutangnya. Tentang orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan bagimu suami-suami seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri- istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau dan sesudah dibayar hutangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau dan sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki seibu saja atau seorang saudara perempuan seibu saja, maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat kepada ahli waris. Allah menetapkan yang demikian itu sebagai syariat yang benar-benar dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. QS. An-Nisa’ [4]: 11-12 Adapun beberapa teks hadis yang terkait dengan pembahasan warisan adalah: • Sabda Rasulullah Saw.: Di unduh dari : Bukupaket.com F Fi i k k ki ih K Ku ri k k ku u lu u m m m 2 20 01 1 1 13 123 ِ45 +م ُا ْن ِم ُعَفْ ُ3r ٍ„ ْ35 َش ُل+وَا َوُهَو َûْنُي َوُهَو ِْ?ِعْلا ُفْصِن اَ+F®ِاَف اَهْوُ+pَعَو َضِئ اَرَفْلا اوُ+pَعَت F5طقردلاو هجام F mا هاور Artinya: ”Belajarlan ilmu faraidh warisan dan ajarkanlah ilmu tersebut. Karena sesungguhnya ia merupakan setengah dari ilmu, dan ia akan dilupakan, dan ia merupakan ilmu yang pertama kali dicabut dari umatku.” .R. bnu Majah, ad- Daruqutni

g. Kedudukan Ilmu Mawaris