Literasi TIK Landasan Teori

sistem informasi keuangan desa, sistem informasi desa, sistem informasi profil desa, dan sistem informasi administrasi penduduk. Dari beberapa jenis e -desa tersebut hanya sistem informasi keuangan desa yang diterapkan secara menyeluruh artinya semua desa diwajibkan dan harus menggunakan sistem informasi keuangan desa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti lebih fokus membahas penggunaan sistem informasi keuangan desa oleh perangkat desa.

2.1.3. Literasi TIK

Menurut Sirait 2007 salah satu tahap awal yang diperlukan dalam pengembangan e-government adalah tingkat literasi TIK, baik pada SDM pengelola e-government, pejabat pemerintah, maupun masyarakat luas sebagai konsumen e-government. Hal serupa juga disampaikan oleh Purnawingwulan et al., 2015 bahwa dalam penerapan e-government unsur pertama yang harus dipenuhi adalah kemampuan penggunaan TIK. Karena e - desa merupakan salah satu wujud penerapan dari e-government maka literasi TIK penting dimiliki oleh perangkat desa. Literasi TIK terdiri dari 2 bagian kata yaitu literasi dan TIK, literasi adalah kemampuanpengetahuanmelek. Sedangkan TIK adalah istilah yang memayungi segala peralatan dan aplikasi, antara lain: radio, television, HP, komputer, hardware dan software, sistem satellite, dan sebagainya, juga bermacam-macam aplikasi yang berkaitan dengan mereka seperti video conference dan belajar jarak jauh. TIK juga sering diperbincangkan dalam konteks yang khusus, misalnya TIK dalam bidang pendidikan, kesehatan, atau perpustakaan Siswanto, 2012. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Sirait 2007 literasi adalah serangkaian atribut yang berkaitan dengan pemahaman, nilai-nilai, keterampilan yang dimiliki. Sedangkan literasi TIK adalah satu kombinasi dari kemampuan intelektual, konsep fundamental, dan keterampilan kontemporer yang harus dimiliki seseorang untuk berlayar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif. Literasi TIK sendiri secara konseptual terminologis sebenarnya merupakan sebuah variabel mayor. Variabel mayor literasi TIK berkaitan dengan alat-alat teknik yang memungkinkan orang terfasilitasi untuk bertindak informatif dan komunikatif. Sebagai variabel mayor di dalamnya terkandung variabel minor seperti literasi digital, literasi komputer, literasi informasi dan literasi internet Rustam, 2014. Variabel minor juga disampaikan oleh Sirait dan Siswanto 2012, 2007 untuk sampai ketahap literasi TIK ada 4 tahap yang harus ditempuh ; 1 literasi digital, 2 literasi komputer, 3 literasi informasi dan 4 literasi internet. Literasi informasi adalah kemampuan mengakses informasi dari berbagai bentuk, seperti buku, surat kabar, video, CD-ROMs, atau WEB. Literasi komputer adalah kemampuan menggunakan komputer untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau kumpulan keterampilan, pengetahuan, pemahaman, nilai, dan hubungan yang mengizinkan seseorang berfungsi sebagai warga negara yang produktif dalam masyarakat yang berkiblat pada komputer. Literasi digital adalah kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber ketika disajikan melalui alat digital. Dan Literasi internet adalah kemampuan menggunakan pengetahuan teoritis dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI praktis mengenai internet sebagai satu media komunikasi dan informasi retrieval . Setelah mengetahui apa itu Literasi TIK dan apa saja tahapan yang harus dipenuhi, maka selanjutnya sangat penting untuk mengetahui bagaimana mengukur tingkat literasi TIK yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Syarifuddin 2014 untuk mengetahui literasi masyarakat terhadap TIK dapat dilakukan dari tingkat pengetahuan, pengalaman, penggunaan, dan tujuan menggunakan TIK. Dalam penelitian ini untuk mengukur literasi TIK perangkat desa akan dilihat dari 3 aspek literasi TIK yaitu literasi informasi, literasi komputer, dan literasi internet dari segi persepsi penggunaan. Peneliti tidak mengukur secara riil dari segi pengetahuan, pengalaman, penggunaan praktik menggunakan, dan tujuan karena mempertimbangkan waktu untuk mengumpulkan data yang cukup lama. Terutama subjek dari penelitian ini adalah perangkat desa lebih dari satu desa yang letak keberadaan desanya menyebar dari satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu untuk mengukur literasi TIK perangkat desa peneliti akan mengikuti metode yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu sebagai berikut. 2.1.3.1. Literasi Informasi Untuk mengukur literasi informasi dari perangkat desa peneliti menggunakan aspek menurut frekuensi penggunaan mediaproduk TIK Telepon Sellular, Komputer, Internet, TV, Radio, Surat KabarMajalah, Buku dalam seminggu Sirait, 2007. 2.1.3.2. Literasi Komputer PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk mengukur literasi komputer peneliti dari perangkat desa peneliti menggunakan aspek menurut frekuensi peruntukkan dalam penggunaan komputer mengetik, mengolah data, multimedia, game Sirait, 2007. 2.1.3.3. Literasi Internet. Untuk mengukur literasi internet dari perangkat desa peneliti akan menggunakan aspek yang digunakan oleh Sirait dan Rustam 2007, 2014 yaitu 1 menurut tingkat keseringan mencari informasi di internet. 2 menurut tingkat keseringan menggunakan e-mail . 2.1.4. Technology Acceptance Model TAM Menurut Fatmawati 2015 sebelum model TAM muncul, ada teori yang dikenal dengan nama Theory of Reasoned Action TRA yang dikembangkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen pada tahun 1980. Penekanan TRA waktu itu ada pada sikap yang ditinjau dari sudut pandang psikologi. Prinsipnya yaitu: menentukan bagaimana mengukur komponen sikap perilaku yang relevan, membedakan antara keyakinan ataupun sikap, dan menentukan rangsangan eksternal. Sehingga dengan model TRA menyebabkan reaksi dan persepsi pengguna terhadap sistem informasi akan menentukan sikap dan perilaku pengguna tersebut. Selanjutnya pada tahun 1986 Davis melakukan penelitian disertasi dengan mengadaptasi TRA tersebut. Lalu pada tahun 1989 Davis mempublikasikan hasil penelitian disertasinya pada jurnal MIS Quarterly , sehingga memunculkan teori TAM dengan penekanan pada persepsi manfaat perceived usefulness dan persepsi kemudahan penggunaan perceived ease of use yang memiliki hubungan untuk memprediksi sikap dalam menggunakan sistem informasi. Menurut Laihad 2013 persepsi kemanfaatan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem informasi maka dapat meningkatkan kinerja pengguna tersebut. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem informasi dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri. Menurut Davis, Bagozzi, Warshaw 1989 TAM adalah model yang memberikan penjelasan tentang faktor apa saja yang menentukan penerimaan teknologi yang mampu menjelaskan perilaku penggunanya. Davis menggunakan sebanyak 14 ukuran initial scale items sebagai indikator yang ada dalam persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan. Selanjutnya memulai dengan study ke-1 yang merupakan uji coba awal atau studi pra test untuk mengetahui reliabilitas maupun validitas. Kemudian diperoleh hasil berupa 10 macam indikator. Mengenai apa saja indikatornya seperti pada gambar 2.2 berikut: Gambar 2. 2. Indikator analisis TAM Davis, 1989 Selanjutnya pada study ke-2, Davis melakukan uji coba model dengan memperkecil indikator sehingga menjadi lebih baik dan lebih praktis. Analisis yang dilakukan dengan menghitung korelasi persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan. Mengenai indikator tersebut seperti pada gambar 2.3 berikut: Persepsi Kemanfaatan Persepsi Kemudahaan Penggunaan Indikator: 1. Kualitas kerja Quality of work 2. Kontrol atas pekerjaan Control over work 3. Mempercepat pekerjaan Work more quickly 4. Kritis terhadap pekerjaan Critical to my job 5. Meningkatkan produktivitas Increase productivity 6. Kinerja pekerjaan Job performance 7. Menyelesaikan banyak pekerjaan Accomplish more work 8. Efektivitas Effectiveness 9. Mempermudah pekerjaan Makes job easy 10. Bermanfaat Useful Indikator: 1. Cumbersome 2. Mudah dipelajari Ease of learning 3. Tidak membuat frustasi Frustrating 4. Dapat dikontrol Controllable 5. Tidak kaku dan fleksibel Rigid inflexible 6. Mudah untuk diingat Ease of membering 7. Usaha mental Mental effort 8. Dapat dipahami Understandable 9. Upaya untuk trampil Effort to skillfull 10. Mudah digunakan Easy to use Study 1 : Indikator analisis faktor persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2. 3. Final Indikator analisis TAM Davis, 1989 Davis mengemukankan bahwa faktor kemudahan penggunaan sistem informasi memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor kebermanfaatan. Logikanya bagaimana bisa bermanfaat untuk pengguna kalau sistem informasinya saja sulit digunakan atau tidak mudah penggunaannya. Berikut ini pada gambar 2.4 bentuk asli model TAM yang diajukan oleh Davis. Persepsi Kemanfaatan Persepsi Kemudahaan Penggunaan Indikator: 1. Mempercepat pekerjaan Work more quickly 2. Meningkatkan kinerja Improve job performance 3. Meningkatkan produktivitas Increase productivity 4. Efektivitas Effectiveness 5. Mempermudah pekerjaan Makes job easy 6. Bermanfaat Useful Indikator: 1. Mudah dipelajari Ease of learning 2. Dapat dikontrol Controllable 3. Jelas dapat dipahami Clear Understandable 4. Fleksibel flexible 5. Mudah untuk menjadi trampilmahir Easy to become skillfull 6. Mudah digunakan Easy to use Study 2 : Indikator analisis faktor persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2. 4. Final Model TAM Davis, 1996 Progres kronologi TAM dijelaskan dengan sangat rinci oleh Ariff et al., 2013 seperti pada tabel 2.1 berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 2. 1. Progres Kronologi TAM Ariff et al ., 2013 Versi TAM Penulis, Tahun Dimensi Temuan TAM Asli Davis,1986 1. Persepsi kemudahan penggunaan 2. Persepsi kemanfaatan 3. Sikap terhadap penggunaan 4. Penggunaan sistem secara aktual 1. Korelasi positif antara skala dan self-predicted penggunaan masa depan . 2. Intensitas perilaku penggunaan seharusnya dimasukkan Modifikasi Pertama TAM Davis, Bagozzi, Warshaw. 1989 1. Variabel eksternal 2. Persepsi kemanfaatan 3. Persepsi kemudahan penggunaan 4. Sikap terhadap penggunaan 5. Intensitas perilaku penggunaan 6. Penggunaan sistem secara aktual 1. Persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan memiliki pengaruh langsung terhadap intensitas perilaku penggunaan 2. Mengeliminasi sikap terhadap penggunaan Versi Final TAM Venkatesh and Davis, 1996 1. Variabel eksternal 2. Persepsi kemanfaatan 3. Persepsi kemudahan penggunaan 4. Intensitas perilaku penggunaan 5. Penggunaan sistem secara aktual 1. Menghapus sikap terhadap penggunaan menghilangkan pengaruh langsung dari karakteristik sistem terhadap sikap 2. Perlu diperluas model untuk memasukkan variabel lain seperti norma subjektif, motivasi ekstrinsik, playfulness dan sebagainya. TAM 2 Extended Venkatesh and Davis, 2000 1. Norma subjektif 2. Image 3. Relevansi Pekerjaan 4. Kualitas hasil 5. Result demonstrability 6. Pengalaman 7. Sukarela 8. Persepsi kemanfaatan 9. Persepsi kemudahan penggunaan 10. Intensitas perilaku penggunaan 1. Dihasilkan model yang baik dalam dimensi sukarela dan mandatory environment kecuali norma subjektif 2. Kritik untuk TAM Metodologi yang digunakan untuk pengujian model TAM, variabel dan hubungan yang ada dalam model TAM, dan landasan teoritis inti yang mendasari model TAM. Menurut Fatmawati 2015 variabel eksternal dalam model TAM dapat diganti dan disesuaikan dengan obyek dan topik penelitian. Seperti yang dilakukan oleh Venkatesh , Speier, Morris 2002 mengintegrasikan model TAM dengan memasukkan faktor intrinsik dan ekstrinsik sebagai variabel eksternal yang mempengaruhi penggunaan sistem. Faktor intrinsik dari dalam individu pengguna, sedangkan faktor ekstrinsik faktor lingkungan yang mendorong pengguna menggunakan sistem informasi. Pada penelitian ini variabel eksternal yang digunakan adalah literasi TIK. Literasi TIK akan dianalisis terhadap persepsi kemudahan penggunaan dan kemanfaatan, kemudian dari persepsi kemudahan penggunaan diprediksi akan mempengaruhi persepsi kemanfaatan. Selanjutnya persepsi kemanfaatan dan kemudahan penggunaan akan berpengaruh terhadap sikap dan intensitas perilaku penggunaan e -Desa. Setelah itu maka dapat dikatakan mempengaruhi penggunaan sistem secara aktual. Setelah diperkenalkan oleh Davis tahun 1986, model TAM banyak di gunakan dan dikembangkan oleh para peneliti lainnya. Misalnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Venkatesh dan Davis 1996 yang dikutip oleh Chuttur 2009 dan Gahtani 2001. Memodifikasi model TAM dengan mengeliminasi variabel sikap terhadap penggunaan attitude toward using . Kemudian menggabungkan variabel intensitas perilaku penggunaan behavioural intention to use dan penggunaan sistem secara aktual actual system use menjadi variabel penerimaan acceptance . Perubahan model TAM tersebut seperti gambar 2.5 berikut. Gambar 2. 5. Modifikasi Model TAM oleh Chuttur 2009 Gathani 2001 Liu, Meng, Yeali, David, Chin 2010 juga memodifikasi model TAM dengan menambahkan perceived interaction dan mengeliminasi variabel pengguna sistem secara aktual dan variabel sikap terhadap penggunaan. Modifikasi tersebut seperti pada gambar 2.6 berikut. Gambar 2. 6. Modifikasi Model TAM oleh Liu et al., 2010 Begitu juga dengan Teo, Wong, Chai 2008 memodifikasi model TAM dalam penelitiannya tidak memakai external variables dan actual system use, lebih jelasnya seperti gambar 2.7 berikut. Variabel eksternal Persepsi Interaksi Persepsi kemudahan penggunaan Persepsi kemanfaatan Intensitas Penggunaan Gambar 2. 7. Modifikasi TAM oleh Teo et al., 2008 Dari beberapa modifikasi model TAM peneliti akan mengikuti model yang dimodifikasi oleh Chuttur 2009 Ganthani 2001 dan Liu et al., 2010 dengan mengikuti bentuk asli TAM. Artinya dalam penilitian ini akan mengeliminasi variabel atttitude toward use dan actual system use. Mengapa? Karena dalam penelitian ini peneliti melihat sejauh mana pengaruh Literasi TIK terhadap persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan, dan dari kedua faktor tersebut terhadap intensitas perilaku pengguna. Tepatnya model yang digunakan dalam penelitian ini seperti gambar 2.8 berikut. Gambar 2. 8. Modifikasi model TAM yang digunakan dalam penelitian ini. Sikap terhadap penggunaan Persepsi kemudahan penggunaan Persepsi kemanfaatan Intensitas penggunaan Variabel eksternal Persepsi kemanfaatan Persepsi kemudahan penggunaan Intensitas penggunaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Intensitas perilaku penggunaan akan terpenuhi apabila e -desa yang digunakan oleh pengguna karena kemudahannya, sehingga e -desa tersebut memenuhi aspek dalam kemanfaatannya. Pada akhirnya secara aktual e -desa akan diterima oleh pengguna jika faktor kemudahan penggunaan dan kemanfaatan telah terpenuhi. Untuk menganalisis mengenai intensitas perilaku penggunaan e -desa dengan model TAM, beberapa variabel yang digunakan yaitu sebagai berikut: 2.1.4.1. Variabel eksternal Variabel eksternal yang akan digunakan adalah Literasi TIK dari perangkat desa. Literasi TIK diukur dari 3 aspek yaitu literasi informasi, literasi komputer, dan literasi internet. 2.1.4.2. Persepsi Kemudahan Penggunaan. Adalah pernyataan mengenai persepsi perangkat desa mengenai kemudahan dari penggunaan e -Desa. Hal ini bisa di ketahui dari berbagai indikator, antara lain: mudah untuk dipelajari, dapat dikontrol, jelas dan dapat dipahami operasionalnya, sistem informasi yang fleksibel, mudah untuk menjadi terampilmahir, adanya penilaian bahwa secara umum sistem informasi e -desa tersebut mudah digunakan. 2.1.4.3. Persepsi Kemanfaatan. Adalah pernyataan mengenai persepsi perangkat desa terhadap manfaat penerapan e -Desa. Indikatornya antara lain: mempercepat pekerjaan, meningkatkan kinerja, meningkatkan produktifitas kerja, meningkatkan efektifitas tugas, mempermudah pekerjaan, adanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penilaian kalau sistem informasi yang digunakan bermanfaat bagi Desa bersangkutan dan pengguna. 2.1.4.4. Intensitas Penggunaan. Adalah niatkemauankehendak perangkat desa untuk menggunakan e -desa sehingga menjadi kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan e -desa tersebut. Tingkat penggunaan e -desa pada perangkat desa dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap e - Desa. Jadi ada semacam motivasi untuk menggunakan dan keinginan untuk memotivasi pengguna lainnya. Indikatornya antara lain: kognitifcara pandang dari perangkat desa adanya ketertarikan terhadap penerapan e -Desa, afektif dengan pernyataan pengguna untuk menggunakan e -Desa, komponen yang berkaitan dengan perilaku yaitu adanya keinginan untuk tetap menggunakan e -Desa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2. Penelitian Terdahulu