Fee Audit Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Fee Audit

29 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah merupakan kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh akuntan di bidang auditing dan akuntansi yang diperolehnya melalui pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium dan pengalaman praktik dalam auditing. guna memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh kliennya.

2.2.4. Fee Audit

Menurut surat keputusan No. KEP.024IAPIVII2008 tentang kebijakan penentuan fee audit dijelaskan bahwa panduan ini dimaksudkan untuk membantu anggota dalam menetapkan imbalan jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional akuntan publik yang berlaku. Imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan auditorakuntan pendahulu atau diajukan oleh auditorakuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku. Menueurt Holmes dan Burns 1993 : 206 Biaya audit adalah honorarium yang diberikan klien kepada auditor atas jasa yang diberikan. Honorarium yang pantas dan memadai adalah honorarium yang bisa memberikan taraf hidup sebanding dengan taraf hidup profesional lain didalam masyarakat Holmes dan Burns, 1993:206. 30 Sementara audit fee menurut Mulyadi 1998 : 37 menyatakan profesi akuntan publik memperoleh honorium dari kliennya dalam menjalankan keahliannya dengan kata lain akuntan tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikan tersebut. Besarnya fee yang diterima oleh anggota KAP dapat bervariasi tergantung penugasan, komplektisitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi Media Akuntansi, 2000 : 54. .

2.2.5. Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Fee Audit

Seorang Auditor selain harus ahli di bidang auditing juga harus punya kompetensi yang memadai sehingga ia mampu melaksanakan audit dan dapat mengumpulkan bukti kompeten dimana bukti yang kompeten digunakan auditor sebagai dasar dalam pemberian opini audit Christiawan, 2002. Setiap auditor bertanggung jawab menilai kemampuan mereka, mengevaluasi apakah pendidikan, pengalaman dan pertimbangannya cukup untuk suatu bentuk tanggung jawab yang dimaksudkan. Besarnya fee anggota KAP tergantung pada penugasan, komplektisitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian dan pertimbangan profesional lainnya. Media Akuntansi, 2000 : 54. Sebagaimana halnya dengan profesi medis dan hukum, auditor independen bekerja berdasarkan imbalan fee. Para pengguna mengandalkan jasa auditor independen serta menarik manfaat yang benilai dengan adanya kenyataan bahwa auditor 31 tidak memihak klien yang sedang di audit Boynton, 2002 :8, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin berkompeten seorang auditor dalam menerima penugasan, maka fee yang akan diterima akan semakin besar, hal ini sesuai dengan Teori dua faktor two factors dari Fredrick Herzberg yang mengatakan bahwa sejumlah kondisi intrinsik pekerjaan, yang apabila kondisi tersebut ada dapat berfungsi sebagai motivator yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Indriyo dan I Nyoman, 2000 : 28

2.3. Kerangka Pikir

Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir, ynag disajikan pada gambar 2.1 sebagai berikut. Uji Statistik Regresi Linier Sederhana Fee Audit Y Kompetensi Auditor X 1 Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Diduga ada pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Fee Audit pada Kantor Akuntan Publik KAP di Surabaya.