Memberi pengikat atau penyatu antar tiap massa bangunan melalui elemen
yang memberi efek menutupi, melingkupi dan menciptakan sebuah ruang terbuka di bawahnya koridor, yaitu selasar. Kesan atau efek meruang yang
dihadirkan elemen tersebut pada obyek perancangan, merupakan aturan tidak langsung yang menggiring feel pengguna untuk tetap merasa dan
berada di dalam satu kesatuan wilayah.
Gambar 6.4.Pergola Sebagai Penghubung Antar Bangunan Sumber : Berkas Tugas Akhir, 2010
6.1.1. Aplikasi Pola Tatanan Massa
Pola penataan massa secara keseluruhan berdasarkan atas pembagian daerah atau zoning. Berdasarkan penzoningan tersebut maka pola tatanan massa pada bangunan
berupa pola tatanan linier, yaitu pola tatanan yang berurutan atau menerus mulai dari entrance hingga menuju kamr lansia. Pola penataan ini juga berdasarkan tema rancangan.
Pusat atau inti dari massa-massa bangunan yang ada berada pada area tengah yang merupakan pusat orientasi dari seluruh massa-massa yang ada. Pola penataan setiap
massa pada site memakai prinsip statis.
91
A C
E E
E
D B
B B
B
G F
Zona Privat Zona Semi Publik
Zona Publik
Gambar 6.5.Pola Taatanan massa Sumber : Berkas Tugas Akhir, 2010
6.2.1 Aplikasi Pola Sirkulasi
Pola sirkulasi pada perancangan bangunan ini menggunakan pola linier dengan alur yang memusat, dimana ruang serbaguna merupakan pusat atau inti dari massa bangunan
lainnya yang merupakan pusat kegiatan para lansia. Obyek rancangan memiliki satu bangunan penerima utama, namun dari bangunan penerima tersebut office pengguna
dapat memilih alur sirkulasinya sendiri menuju ke tempat fasilitas umum ataukah langsung menuju tipe hunian yang mereka pilih. Dimana sikuen awal dimulai dari pintu
masuk ME menuju ke kantor pengelola hingga ke massa bangunan lansia atau ruang bersama yang terjadi secara menerus dan berurutan. Penataan pola sirkulasi demikian
bertujuan untuk memudahkan pencapaian pada massa bangunan yang dituju bagi pengguna, mengingat pengguna bangunan ini adalah para lansia. Sebagai pengarah
sirkulasi atau sikuen jalan dengan memberikan tanda-tanda seperti pohon-pohon, lampu- lampu, dan sclupture .
Untuk sirkulasi kendaraan juga menggunakan pola sirkulasi linier, dimana antara pintu masuk dan keluar memiliki letak yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk keamanan
dan menjaga tingkat kepadatan kendaran pada salah satu sisi site.. Sedangkan untuk sirkulasi pejalan kaki menggunkan jalur sirkulasi yang berbeda . ketinggian dengan jalur
92
sirkulasi kendaraan bermotor, dimaksudkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki.
A C
E E
E
D B
B B
B
G F
Fasilitas Hunian Fasilitas Penunjang
Gambar 6.6.Pola Sirkulasi Sumber : Berkas Tugas Akhir, 2010
6.2. Aplikasi Bangunan