41
data sangat dipengaruhi oleh temuan-temuan yang terjadi selama penelitian. Dalam grounded theory, jika ingin memahami atau ingin mengetahui apa yang
sedang dikerjakan oleh subyek penelitian, maka peneliti harus turun ke lapangan Basrowi, 2002 : 24. Oleh sebab itu, peneliti memilih observasi dan wawancara
langsung untuk teknik pengumpulan data. Berikut adalah penjelasan kedua teknik tersebut.
3.5.1 Observasi
Sebelum melakukan wawancara terhadap pastisipan, yang pertama kali peneliti lakukan adalah observasi. Kartono dalam Gunawan, 2013 : 143
berpendapat bahwa pengertian observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan. Observasi peneliti lakukan selama melaksanakan PPL atau Program pengalaman Lapangan di SD Suka selama 3 bulan, yakni sejak tanggal 18 Juli
2016 sampai dengan 22 Oktober 2016. Sedangkan menurut Herdiansyah 2010 : 131 observasi didefinisikan
sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu
kegiatan mencari yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi pembelajaran
matematika di kelas IV B SD Suka sebanyak tiga kali untuk menemukan partisipan selanjutnya.
Tujuan peneliti menggunakan teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pokok permasalahan sebelum melakukan teknik wawancara
42
yang lebih dalam. Observasi ini melibatkan peneliti secara langsung, dimana peneliti terlibat langsung dalam situasi dan kondisi yang sedang diamati. Dengan
terjun ke lapangan secara langsung diharapkan peneliti mendapatkan banyak informasi tentang peristiwa yang terjadi sebagaimana adanya.
3.5.2 Wawancara
Sebagaimana dicantumkan dalam bagian Pemilihan Partisipan, wawancara pertama dilakukan terhadap wali kelas IV B SD Suka selaku informan I. Salah
satu teknik pengumpulan data yang lazim digunakan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam Afrizal, 2014 : 135. Wawancara
mendalam adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber informan
atau informan kunci untuk mendapat informasi yang mendalam Yaniawati, 2014 : 136.
Alasan peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur adalah supaya narasumber dapat memberikan jawaban yang fleksibel sesuai dengan
keadaannya saat ini, namun tetap tidak keluar dari topik penelitian. Peneliti tetap membuat pedoman wawancara, namun pertanyaan-pertanyaan selanjutnya
bergantung pada jawaban yang diungkapkan narasumber, tidak terpaku pada pedoman wawancara yang telah disusun. Peneliti merekam dan mencatat segala
yang diucapkan narasumber untuk mengurangi resiko hilangnya data atau bukti.
3.6 Instrumen Penelitian