51
kemudian dicek dengan menggunakan observasi partisipatif dan wawancara. Data dikatakan kredibel jika pengujian dati ketiga teknik tersebut menghasilkan data
yang sama. Berikut adalah bagan tentang triangulasi sumber.
3.7.3 Transferabilitas
Menurut Darmadi 2014 : 295 transferabilitas artinya mempertanyakan apakah hasil penelitian yang sedang dilakukan itu dapat diterapkan pada waktu
dan situasi yang lain. Sedangkan Moleong 1989 :146 menjelaskan transferabilitas atau keteralihan sebagai persoalan empirik bergantung pada
kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Dengan demikian, peneliti bertanggungjawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin
membuat keputusan tentang pengalihan tersebut.
3.8 Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan Grounded Theory sebagai design pengolahan data. Analisis data dalam penelitian grounded theory berlangsung selama penelitian
berproses, mulai wawancara awal hingga berakhir pada pengamatan Tohirin, 2011 : 33. Meskipun demikian, sering juga pendekatan ini digunakan untuk
Bagan 3.1 Triangulasi Wawancara mendalam
Siswa yang mengalami kecemasan belajar
Wali kelas dan guru matematika siswa yang mengalami kecemasan
Orang tua siswa yang mengalami kecemasan belajar
52
memperluas atau memodifikasi teori yang ada Tohirin, 2011 : 32. Analisis ini terdiri atas koding dan kategorisasi. Koding adalah proses pengidentifikasian dan
penanaman tema atau konsep dalam tahap analisis Tohirin, 2011 : 33. Menurut Tohirin 2011 : 33, proses koding mencakup tiga langkah, yaitu : pertama,
koding terbuka open coding, yaitu memilah-milah data. Kedua, koding aksial axial coding, yaitu memunculkan kembali data dalam bentuk baru. Yang ketiga
koding selektif selective coding, yaitu pemilihan kategori inti dan menghubungkannya dengan kategori lain. Open coding bersifat deskriptif, yaitu
mewakili nama, identitas, dan fenomena yang tertulis dalam teks Sarosa, 2012 : 142.
Glasser dan Strauss dalam Sarosa, 2012 : 143 menjelaskan tahapan analisis selanjutnya di dalam coding adalah interpretasi atas kode yang dihasilkan
proses open coding, tahapan ini disebut selective coding. Aktivitas utama di tahapan ini adalah membangun konsep yang dapat menjelaskan interaksi antara
berbagai kategori yang ada. Strauss dan Corbin dalam Sarosa, 2012 : 143 menyarankan adanya langkah axial coding setelah open coding, tapi sebelum
selective coding. Axial coding adalah sekumpulan prosedur dimana data ditata ulang dengan cara baru setelah open coding dengan cara saling menghubungkan
kategori yang ada Sarosa, 2012 : 144. Glasser dan Strauss dalam Sarosa, 2012 : 143 menjelaskan tahapan
ketiga dalam pembentukan teori adalah theoretical coding. Tujuan utama dalam tahapan ini adalah membuat pernyataan yang sifatnya menyimpulkan atau
prediktif bisa dalam bentuk hipotesis atau suatu fenomena. Peneliti secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
eksplisit menyatakan hubungan sebab akibat kausal atau korelasi antar kategori atau konsep. Teori yang muncul kemudian dibandingkan dengan data dan teori
yang relevan. Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, langkah pertama yang peneliti
lakukan adalah mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai siswa yang mengalami kecemasan belajar. Mulai dari observasi kelas, pembagian kuesioner
kecemasan, wawancara guru, wawancara partisipan, hingga wawancara orang tua partisipan. Kemudian peneliti memilih satu pernyataan pada seluruh hasil
wawancara yang mewakili jawaban atas kecemasan yang dialami oleh siswa untuk menyusun open coding.
Langkah kedua yakni selective coding atau focus coding. Dalam tahapan ini peneliti memunculkan kembali pernyataan tersebut dalam bentuk baru yang
lebih spesifik, yakni pernyataan demi pernyataan dikategorikan sesuai dengan pertanyaan coding. Baik pertanyaan coding maupun pernyataan, masing-masing
diberi warna yang berbeda-beda untuk memudahkan membaca hasil pengkodingan.
Langkah yang ketiga, peneliti membuat axial coding untuk merinci penyebab-penyebab kecemasan yang dialami oleh siswa berprestasi sesuai dengan
kedua langkah yang sebelumnya. Langkah yang keempat atau yang terakhir, peneliti merumuskan
theoretical coding berupa bagan teori mengenai penyebab kecemasan menghadapi matematika yang dialami oleh E beserta dampak yang ditimbulkannya.
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini peneliti membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berisi tentang partisipan penelitian, setting
penelitian, dan deskripsi partisipan penelitian. Pembahasan berisi tentang kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian serta sesuai dengan hasil triangulasi data.
4.1 Hasil Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di kelas IV SD Suka dengan jumlah siswa 33 orang, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 16 siswi perempuan. Penelitian
ini peneliti mulai dengan melakukan observasi. Observasi peneliti lakukan pada saat peneliti sedang melaksanakan PPL atau Program Pengalaman Lapangan di
SD Suka selama 3 bulan, yakni bulan Juli sampai dengan Oktober 2016. Minggu kedua PPL peneliti manfaatkan untuk observasi kelas. Hal tersebut dikarenakan
tanggal peneliti memulai PPL bersamaan dengan masuknya tahun ajaran baru, sehingga seminggu pertama di sekolah para siswa belum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Pertama kali melakukan observasi, peneliti mengobservasi pembelajaran matematika di kelas IV B. Pada hari yang sama juga peneliti
pertama kali berkenalan dengan siswa kelas 4 SD Suka. Pada saat observasi, peneliti belum menemukan hal yang peneliti cari, yakni siswa yang mengalami
kecemasan belajar. Sebab berdasarkan penelitian yang telah peneliti jalani selama ini, kecemasan tidak selalu dapat dilihat secara kasat mata, peneliti sadar bahwa