Latar Belakang Informan III

35 peneliti. Rasa cemas yang berlebihan menyebabkan peneliti selalu mendapatkan nilai yang rendah pada mata pelajaran matematika. Hal tersebut lalu mempengaruhi peneliti dalam menyimpulkan bahwa siswa yang mengalami kecemasan belajar adalah siswa yang nilainya rendah. Namun yang terjadi pada E sungguh menimbulkan kontradiksi atas pernyataan tersebut. Pak D mengatakan bahwa E tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia mengalami kecemasan menghadapi matematika. Menurut Pak D, E adalah siswa yang pandai dan pendiam di kelas. Peneliti juga bertanya tentang pendekatan yang dilakukan Informan II dalam mengajar Matematika. Hasil wawancara dengan Informan II akan dijelaskan pada bab IV.

3.4.3 Latar Belakang Informan III

Informan III dalam penelitian ini adalah Bu L, selaku orang tua siswa E yang mengalami kecemasan menghadapi matematika. Kamis, 9 Maret 2017 adalah kali pertama peneliti berkenalan dengan Bu L. Sebelum berkenalan dengan Bu L, peneliti telah lebih dahulu membuat janji dengan E untuk bertemu dengan Bu L. Peneliti sudah berada di SD Suka sejak pukul 09.00 WIB. Peneliti bersama dua orang teman yang lain menunggu jam pulang yakni pukul 13.00 untuk dapat bertemu dengan orang tua partisipan masing-masing. Ternyata ketika peneliti beserta teman-teman datang ke sekolah, disana sedang ada adik tingkat semester 6 yang sedang melaksanakan magang kepala sekolah atau probaling II. Peneliti kemudian teringat akan masa-masa PPL bersama teman-teman satu kelompok PPL di SD Suka, terbersit rindu yang mengharukan karena sebagian dari kami kini telah pendadaran dan mendapatkan pekerjaan, dan sebagian lagi masih 36 berjuang mengumpulkan data untuk tugas akhirnya. Terdapat 5 orang mahasiswa dan 1 orang mahasiswa yang ternyata adalah teman satu angkatan peneliti. Ia baru mengikuti probaling pada tahun ini karena tahun kemarin ia sedang ada halangan. Kemudian kami saling bercerita tentang pengalaman di semester 8. Asik bercerita, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 13.00. Tiba saatnya jam pulang sekolah, peneliti menunggu E di bawah tangga karena kelasnya terletak di lantai dua. Tak disangka peneliti kehilangan jejak E, seluruh siswa kelas IV sudah habis namun peneliti belum juga melihat E. Beruntung teman peneliti melihat E sedang berjalan keluar gerbang sekolah. Peneliti langsung berlari menyusul E. Peneliti menemukan E sedang jajan bakso bakar dengan teman-temannya. Kemudian peneliti mendatangi E dan mengingatkan bahwa peneliti berniat berkenalan dengan Bu L, E berkata bahwa ia lupa sehingga ia pergi begitu saja. Banyak anak-anak mendatangi peneliti dan menanyakan mengapa peneliti berada di tempat jajan, mereka mengira peneliti ingin jajan. Keluguan anak-anak terkadang sangat lucu. Ketika jajan, peneliti mengamati perilaku E yang hanya diam saja. Ia malah tenggelam dalam kerumunan anak-anak yang mengantri dan tidak sempat menjangkau penjual bakso bakar tersebut. Peneliti sempat ragu jangan-jangan E tidak tahu caranya jajan, atau mungkin saking ramainya ia bingung untuk memesan makanan. Sambil menunggu E jajan, peneliti menyusun kata-kata untuk berkenalan dengan Bu L di dalam pikiran peneliti. Rasanya cukup grogi dan takut. Peneliti takut Bu L tidak berkenan diwawancarai dan menolak maksud peneliti. Ketika sedang mengawang- awang kata-kata, tiba-tiba ada seorang ibu yang menghampiri E dan memberinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 uang untuk jajan lagi. Ternyata Bu L juga sudah berada di sekitar situ sejak tadi, untuk menjemput E. Peneliti langsung mendatangi Bu L dan memperkenalkan diri. Rupanya Bu L merupakan orang yang ramah dan terbuka. Setelah menyampaikan tujuan peneliti, Bu L mengaku belum ada waktu untuk diwawancarai, maka beliau menyarankan minggu depan setelah E selesai melaksanakan UTS. Peneliti pun menyetujuinya dan meminta kontak Bu L. Sore harinya di rumah, peneliti segera menghubungi Bu L untuk menyampaikan tujuan wawancara dan meminta ijin bertemu pada hari Sabtu 11 Maret 2017, namun Bu L mengaku sedang ada acara dan beliau berjanji akan memberi kabar kepada peneliti ketika sudah ada waktu luang. Peneliti menghubungi Bu L via Whatsapp, profil picture yang dipajang adalah gambar Bu L dengan E, mereka terlihat dekat di profil picture itu. Pada saat berkenalan tadi siang, Bu L sempat menjelaskan sedikit tentang perilaku E di rumah. Menurut Bu L, E memang dilatih untuk dapat mengatur waktu dengan baik. E terbiasa melakukan kegiatannya berdasarkan jadwal. Misalnya, jam tidur siang adalah pukul 15.00 sampai dengan 17.00. Kemudian jam belajar adalah jam 19.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB. Hal tersebut sudah biasa E lakukan setiap harinya. Tujuan wawancara dengan Bu L adalah untuk mengetahui perilaku E di rumah dan perlakuan yang diterapkan oleh orang tua kepada E sehingga E mengalami kecemasan menghadapi matematika. Peneliti telah menyusun 10 pedoman wawancara yang akan peneliti gunakan untuk menggali informasi terhadap Bu L. Peneliti melakukan pendekatan tidak langsung agar Bu L berkenan diwawancarai terkait dengan kecemasan yang dialami oleh E. Pendekatan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 peneliti maksud adalah, peneliti tidak to the point tentang tujuan peneliti bahwa sesungguhnya peneliti berniat mengetahui faktor penyebab kecemasan menghadapi matematika yang dialami E, supaya Bu L tidak tersinggung dan beliau berkenan untuk peneliti wawancarai. Peneliti melakukan sedikit improvisasi dalam menyampaikan tujuan peneliti. Peneliti mengatakan bahwa peneliti tertarik untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan Bu L sehingga E mendapatkan nilai yang memuaskan hampir pada seluruh mata pelajaran. Hasil wawancara dengan Bu L akan dibahas pada bab IV.

3.4.4 Latar Belakang Informan IV