a. Berkesulitan belajar
Berkesulitan belajar adalah anak yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman
dan penggunaan bahasa, berbicara, dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara
yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, disleksia, dan afasia perkembangan.
b. Lamban belajar
Jika anak yang berkesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, maka sebaliknya dengan anak-anak lamban belajar. Mereka
memiliki IQ di bawah lancer dan ingatannya sangat pendek sekali. c.
ADHD Attention Deficits and hiperactivity disorder, adalah gangguan yang
berupa kekurangannya perhatian dan hiperaktivitas aktivitas yang berlebihan.
d. Spectrum Autisma
Spectrum Autisma atau autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang dialami sejak lahir ataupun saat masa balita.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Tarmansyah pada tahun 2015. Judul penelitiannya adalah “Pelaksanaan Pendidikan Inklusi Di SD Negeri 03
Alai Padang Utara Kota Padang.” Peneliti menyampaikan bahwa tujuan dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan pendidikan inklusi di SD Negri 03 Alai Padang, kendala dan usaha yang
dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan inklusi di SD Negeri 03 Alai Padang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan
pendidikan inklusif di SD Negeri 03 Alai Padang, masih belum terlaksana dengan baik, yaitu; masih dalam bentuk sistem pendidikan terpadu. Kendala
yang dihadapi oleh warga sekolah maupun pihak birokrasi, yaitu; belum adanya acuan formal tentang pelaksanaan pendidikan inklusif. Usaha warga
sekolah dan pihak birokrasi sudah ada yaitu; mengadakan guru pembimbing khusus di sekolah, mengikuti kegiatan sosialisasi pendidikan inklusi.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Ery Wati pada tahun 2014 dengan judul penelitian “Manajemen Pendidikan Inklusi Di Sekolah Dasar Negeri 32
Kota Banda Aceh.” Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui program pendidikan inklusi, implementasi manajemen pendidikan inklusi dan
kendala yang dihadapi dalam implementasi manajemen pendidikan inklusi di SD Negeri 32 Kota Banda Aceh. Hasil penelitian tersebut adalah terkait
dengan implementasi program pendidikan inklusi di SD Negeri 32 Kota Banda Aceh, kepala sekolah telah mengupayakan pelaksanaan program yang
telah disusun. Hal ini dapat diketahui melalui kegiatan perencanaan pembuatan program, pelaksanaan program, serta pengawasan program yang
dilakukan oleh kepala sekolah dan wakil dari Dinas DPO Kota Banda Aceh. Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program
pendidikan inklusi ini berjalan di dalam kelas kurikulum, sarana dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prasarana pembelajaran dan guru pendamping khusus, dan juga untuk memberikan penilaian baik yang telah tercapai maupun yang belum tercapai.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Herry Widyastono pada tahun 2014 dengan judul penelit
ian “Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi bagi Anak Berkelainan” dimana penelitian ini dilakukan karena adanya ketertarikan dari
penulis untuk mendirikan atau menyelenggarakan pendidikan inklusi yang dirasa merupakan terobosan bentuk pelayanan pendidikan yang tidak terlalu
memakan banyak biaya mahal dan waktu yang cukup lama. Penyelenggaraan pendidikan inklusi ini diharapkan mampu mewujudkan harapan para anak-
anak berkelaian atau berkebutuhan khusus yang belum mendapatkan pelayanan pendidikan khusus maupun yang belum mengenyam pendidikan
sama sekali mengingat perintisan pendidikan inklusi yang dikembangkan oleh pemerintah menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan.
Selain itu dari pendidikan inklusi ini, anak berkelaian atau berkebutuhan khusus dididik bersama-sama anak lainnya normal untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya dengan menggunakan kurikulum, guru, sarana pengajaran dan kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan
kondisinya. Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang
peneliti lakukan. Penelitian pertama memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti tentang sejauh mana penyelenggaraan sekolah
inklusi yang sudah dilakukan. Permasalahan yang ada pada penelitian yang pertama juga memiliki relevansi dengan permasalahan yang ditemui oleh
peneliti, yaitu bagaimana proses pelaksanaan pendidikan inklusi yang diterapkan di sekolah dasar. Sedangkan penelitian kedua memiliki relevansi
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti tentang manajemen penyelenggaraan sekolah inklusi yang dilaksanakan apakah sudah sesuai
dengan apa yang telah disusun dan dalam pelaksaanaan program, apakah sudah melalui tahap pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan
wakil dari Dinas. Selanjutnya penelitian yang ketiga memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti tentang permasalahan
yang ditemui oleh peneliti yaitu ingin membantu anak-anak berkebutuhan yang tidak mendapatkan pendidikan dikarenakan faktor ekomoni, tidak
adanya sekolah dasar yang mau menerima, dan kurangnya guru khusus yang dapat membimbing dalam belajar.
Ketiga penelitian tersebut memberi relevansi kepada peneliti yang melakukan penelitian mengenai kesesuaian prinsip sekolah inklusi. Penelitian
ini juga mengembangkan dari penelitian-penelitian terdahulu terkait prinsip- prinsip yang diteliti. Pada penelitian terdahulu ada 3 prinsip yang diteliti,
penelitian ini menambahkan jumlah prinsip yang diteliti menjadi 8 prinsip, dengan tujuan dapat melanjutkan ruang lingkup penelitian dan mengetahui
perbedaan penyelenggaraan sekolah inklusi di wilayah yang diteliti. Penelitian terdahulu menjadi pendukung pada penelitian ini terkait prinsip-
prinsip penyelenggaraan sekolah inklusi. Literature map penelitian yang relevan dapat dilihat pada berikut :
Bagan 2.1 Penelitian yang relevan.
C. Kerangka Berpikir