Bagan 2.1 Penelitian yang relevan.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus yang memiliki
kelainan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan anak yang
tidak berkebutuhan khusus. Kustawan 2013: 60 berpendapat kepala SDMI harus memahami atau menguasai filosofi dan konsep pendidikan inklusi yang
Herry Widyastono 2014
“Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi
bagi Anak
Berkelainan” Tarmansyah 2015
“Pelaksanaan Pendidikan Inklusi Di
SD Negeri 03 Alai Padang Utara Kota
Padang
.” Ery Wati 2014
“Manajemen Pendidikan Inklusi
Di Sekolah Dasar Negeri 32 Kota
Banda Aceh.
”
Pentingnya mengimplementasikanp
endidikan inklusi dengan baik.
Kepala sekolah perlu melaksanakan
program pendidikan inklusi dengan baik.
Pentingnya penyelenggaraan
pendidikan inklusi yang baik bagi ABK
Yovita Ratri Sulistianingsih “Survei Penyelenggaraan Sekolah Dasar Inklusi di Wilayah Kota
Yogyakarta.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diyakininya dan harus berani menjamin dan bertanggungjawab tugas mulianya
atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan
yang dapat
mengakomodasi semua anak ketika dalam pelaksanaannya ada tantangan atau permasalahan.
Sudah ada 29 sekolah dasar di wilayah kota Yogyakarta yang mendapatkan SK dari Dinas Pendidikan Yogyakarta, yang dianggap sudah
mampu untuk menerapkan pendidikan inklusi. Namun berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan peneliti pada awal bulan Januari 2017, masih
ada beberapa kepala sekolah inklusi tersebut yang mengaku belum mendapatkan SK dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Selain itu, ada juga
beberapa sekolah yang memang sudah mendapatkan SK namun belum sepenuhnya menerapkan sistem pendidikan inklusi karena belum ada peserta
didik yang memiliki kebutuhan khusus, kurangnya guru pendamping yang ahli dalam memberikan kebutuhan bagi anak berkebutuhan khusus, dan masih
ada beberapa sekolah yang belum sepenuhnya memahami prinsip dari pendidikan inklusi itu sendiri.
Kondisi di lapangan menunjukkan, bahwa masih ada pihak sekolah yang belum memahami tentang prinsip-prinsip penyelenggaraan sekolah
inklusi. P
eneliti terdorong untuk melakukan penelitian “Survei Penyelenggaraan Sekolah Dasar Inklusi di Wilayah Kota Yogyakarta” dengan
jenis penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode survei cross- sectional yang menggunakan instrumen berupa kuesioner terbuka untuk
mengumpulkan data. Tes ini berbentuk uraian esai yang memberi kebebasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepada subjek yang diteliti dalam memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Data yang diperoleh kemudian akan diolah dan dianalisis. Peran
kepala sekolah dalam penyelenggaraan atau manajemen penyelenggaraan juga mempengaruhi dalam keberhasilan dan kecakapan dalam mendirikan
sekolah dasar. Prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan sekolah inklusi yang baik dan sesuai harus dapat diterapkan pada sekolah-sekolah dasar yang
menyelenggarakan pendidikan inklusi agar tercipta proses pendidikan inklusi
yang baik dan mengoptimalkan prestasi para perserta didik.
Peneliti terdorong untuk melakukan survei kepada guru-guru yang ada di sekolah dasar inklusi yang sudah mendapatkan SK dari Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta, dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka kepada guru kelas 1 hingga guru kelas 6 untuk mengetahui
penyelenggaraan sekolah inklusi dan penerapan prinsip penyelenggaraan sekolah inklusi. Data yang diperoleh kemudian akan diolah dan dianalisis.
Data yang diperoleh peneliti digunakan untuk mendeskripsikan kesesuaian prinsip sekolah inklusi dengan penyelenggaraan sekolah dasar inklusi di
Wilayah Kota Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu kepada semua pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan sekolah
dasar inklusi agar memahami prinsip-prinsip sekolah dasar inklusi dan penerapan prinsip penyelenggaran sekolah inklusi. Berdasarkan uraian di
atas, maka peneliti mengambil judul “Survei Penyelenggaraan Sekolah Dasar Inklusi di Wilayah Kota Yogyakarta”.
D. Hipotesis Penelitian