therapy.htm. Ketiga bentuk terapi tersebut berdasarkan pada teori bahwa
masalah emosional merupakan hasil dari perilaku dan cara berpikir yang salahnegatif dan hal tersebut dapat diperbaiki. Terapi ini kurang cocok
diterapkan pada para narapidana karena lebih menitik beratkan pada cara berpikir, sedangkan yang mereka alami adalah lebih pada perasaan-perasaan
tidak nyaman dan perasaan-perasaan ini sulit untuk diidentifikasi atau diekspresikan dengan istilah-istilah lazim seperti perasaan dikucilkan atau
khawatir akan masa depan dll. Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa metode dance mungkin akan lebih
sesuai untuk digunakan bagi para narapidana , karena metode ini cocok bagi mereka yang tidak terlalu memberikan respon terhadap terapi bicara .
Dance merupakan sarana penyembuhan dalam budaya primitif karena mereka menyakini bahwa penyakit berasal dari Tuhan dan Tuhanlah
penyembuh penyakit. Dance yang digunakan dalam ritual, memiliki peran dalam perkembangan spiritual dan sosial dalam banyak komunitas di dunia
terutama dalam budaya afrika. Dance tradisional Afrika berhubungan dengan ritual dan spiritual healing. Bagi orang Afrika, proses fundamental healing
terjadi saat individu dapat berkomunikasi dan berhubungan dengan dunia roh. Manusia yang mengalami transformasi spiritual, akan mengalami perubahan
tubuh dan jiwa. Transformasi ini mungkin terjadi melalui berbagai macam intervensi seperti doa, puasa, upacara dan tarian.
Dance sebagai intervensi healing untuk mengatasi stres dan penyakit telah digunakan manusia sejak zaman dahulu
. Dance sebagai terapi mulai
berkembang sejak tahun 1940. Terapi dance menggunakan dance sebagai psikoterapi atau sarana healing. Hal ini berdasarkan ide bahwa tubuh dan
pikiran tidak terpisahkan. Gerakan tubuh merefleksikan kondisi emosional dan perubahan dalam gerakan dapat merubah jiwa , yang menyebabkan
pertumbuhan dan kesehatan. Dance adalah suatu cara yang tidak menakutkan untuk mengkomunikasi sesuatu yang terlalu menyakitkan untuk diungkapkan
dengan kata- kata . “Art is a non threatening way to visually communicate that
which is toopainful to put into words Cox Anderson dalam Pifalo, 2002 , sehingga mereka yang tidak bisa mengekspresikan perasaannya secara verbal,
dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui dance ini. Arti dance disini bukanlah suatu tarian yang teratur dengan langkah-
langkah tertentu, melainkan suatu gerakan yang tidak perlu dipelajari, hanya mengikuti interaksi antara tubuh dan musik, jadi siapapun bisa melakukannya
dan tubuh individu adalah instrumennya. Dance juga memiliki efek positif pada fisik dan kesehatan mental individu. Secara fisik, dance meningkatkan
kekuatan otot, koordinasi, mobilitas dan mengurangi ketegangan otot. Secara emosional, dance yang merupakan bentuk dari terapi, memampukan individu
untuk memiliki self awareness, mengurangi stres dan merupakan sarana untuk mengekspresikan emosi dan perasaan.
Sejumlah penelitian di luar Indonesia mengenai dance ini, menunjukkan bahwa dance memberikan dampak psikologis seperti lebih menghargai tubuh,
mengekspresikan emosi dan merubah perasaan menjadi lebih positif. Dance juga merupakan suatu dukungan bagi para mereka yang mengalami trauma
karena pelecehan, hubungan yang retak, dan kekerasan dalam komunitas Leseho Maxwell, 2009. Selain itu dance memampukan orangtua yang
kehilangan anaknya untuk mengekspresikan emosi dan luka psikologis yang mereka derita Callahan, 2011. Penelitian-penelitian tersebut diatas lebih
menekankan dance dari sisi psikologis, akan tetapi penulis belum menemukan penelitian yang membahas dance dari sisi psikospiritual.
Dance adalah jembatan antara pikiran, tubuh dan roh. Pikiran menggerakkan individu melalui tubuhnya untuk dapat mengakses informasi,
energi dan emosi yang tersimpan di dalam tubuh dan mengekspresikannya. Ketika individu mengekspresikannya melalui dance, individu tersebut
berhubungan dengan rohnya, sehingga pikiran, tubuh dan roh menjadi satu dalam harmoni dan terjadilah transfromasi atau healing dari sisi psikospiritual.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengalaman psikospiritual healing melalui
dance pada narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta . Peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan
penelitian kualitatif yang memiliki kelebihan dalam mengeksplorasi, mendeskrispsikan dan mengintepretasikan pengalaman personal dan sosial
Smith, 2008 dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi bertujuan memperoleh intepretasi terhadap
pemahaman informan atas fenomena yang tampak dan makna dibalik yang tampak, yang muncul dalam kesadaran informan Gunawan, 2013.
Pendekatan ini dirasa lebih tepat digunakan karena pendekatan ini bermaksud PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memahami perspektif informan, meskipun pengalaman yang dialami adalah pengalaman yang sama. Melalui dance ini peneliti akan dapat memahami
pikiran, perasaan, emosi, dan sensasi yang dialami oleh informan saat melakukan dance dan hal ini tidak dapat dikuantifikasikan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang mendasari penelitian ini adalah bagaimana pengalaman psikospiritual healing melalui dance pada narapidana wanita?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeksplorasi secara terperinci pengalaman psikospiritual healing melalui dance pada narapidana
wanita di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1.Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi dan pemikiran dalam ilmu psikologi khususnya bagi dunia
kesehatan mental dan psikoterapi mengenai efek terapi dance pada narapidana wanita
1.4.2 Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi di bidang psikoterapi untuk mengembangkan terapi dance sebagai salah satu sarana
alternatif terapi untuk menurunkan efek negatif stres pada narapidana wanita.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengalaman Psikospiritual Healing
Psikospiritual berasal dari gabungan kata psikologi dan spiritual . Konsep dari psikospiritual adalah suatu teritori yang mempertemukan psikologi dan
spiritual, dimana dimensi psikologi mempengaruhi pengalaman spiritual dan sebaliknya dimensi spiritual dapat dan saling mempengaruhi psikologi. Pada
mulanya psikologi adalah subdisiplin ilmu teologi dan filosofi. Dalam perkembangannya, kebanyakan psikolog menolak studi spiritualitas sebagai
bagian dari manusia dan memilih untuk fokus pada perilaku dan pikiran manusia.
Spiritualitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para ahli dan merupakan konsep yang abstrak dan sulit diartikulasikan. Oleh karena itu,
sampai saat ini belum ada definisi yang universal mengenai spiritualitas. Berdasarkan dari sisi etimologi, spiritualitas berasal dari bahasa Yunani ;
pneuma yang terdapat dalam Kitab suci pada surat rasul Paulus, yang diartikan sebagai wind, breath, life dan spirit. Kata tersebut sinonim dengan ruach yang
berasal dari bahasa Ibrani. Sedangkan dalam bahasa Latin; Spiritus berarti breath, courage, life atau vigor. Menurut kamus online Webster spirit berarti
„soul, essence,heart,character or core‟. Psikospiritual sendiri didefinisikan sebagai berikut :
” Psychospiritual is defined as a wide range of therapeutic systems which embrace a spiritual
dimension of the human being as fundamental to psychic health and full human development and which utilized both psychological and spiritual method such
as meditation, yoga, dreamwork, breath work in a holistic, integrated approach to healing and inner growth
.” Greg dalam Friedman Hartelius, 2013.
James 19021997 dalam “The Varieties of religious experience “ menyatakan bahwa psikospiritual adalah suatu fenomena pengalaman yang
meliputi transformasi dalam diri seseorang , yang memiliki potensi untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.
Healing, berasal dari bahasa Yunani, ”holos,” yang artinya whole atau
utuh . Healing bukan berarti mengobati akan tetapi healing adalah suatu proses yang terdiri dari suatu perubahan baik besar ataupun kecil. Healing juga
bisa berarti suatu cara pandang baru seseorang dalam menghadapi masalahnya Leveton, 2010
. Healing berarti penyembuhan fisik, spiritual atau keduanya.
Bagi beberapa orang, healing bukan hanya termasuk penyembuhan secara fisik akan tetapi memperbaiki kerusakan dalam diri sendiri dan dalam relasi, serta
perkembangan diri. Tujuan healing adalah keseimbangan pada keempat dimensi manusia yaitu fisik, emosional, mental, spiritual . Secara fisik, healing
menyebabkan individu untuk berada pada saat ini, secara emosional, healing menyebabkan individu untuk mengekspresikan emosi, melepaskan ketegangan
dan stres. Sedangkan secara mental, healing menyebabkan individu untuk mengorganisasikan dan menghasilkan perspektif dan secara spiritual, healing
mengakibatkan individu untuk berhubungan kembali dengan roh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oleh karena itu berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa psikospiritual healing adalah suatu proses perubahan
melalui sistem teraputik yang menggunakan metode psikologi dan spiritual seperti meditasi, yoga, analisis mimpi, tarian dll, dimana dimensi spiritual
merupakan hal fundamental bagi perkembangan individu, sehingga terjadi healing atau pertumbuhan.
Tarian sufi adalah contoh dari psikospiritual healing. Tarian Sufi yang dipopulerkan oleh Jaluddin Rumi adalah bentuk meditasi aktif secara fisik
sebagai bentuk zikir mengingat Allah. Tarian ini berawal dari kesedihan Rumi yang disebabkan oleh meninggalnya Syamsuddin Tabriz, sang guru.
Rumi mengekspresikan perasaan sedihnya melalui tarian yang berputar. Saat berputar Rumi menanggalkan emosinya serta semua rasa dunia. Hanya satu
yang dirasakannya yaitu kerinduan dan kecintaan yang sangat besar pada sang pencipta.
Tarian sufi yang berputar-putar merupakan bentuk menyatukan diri dengan sang pecipta, karena ketika menari seperti itu, penari mengalami
ekstase. Ekstase bagi kalangan para sufi, dipahami sebagai tingkat pencapaian perasaan penyatuan dengan Tuhan. Dalam berputar, penari tidak memiliki
patokan berapa lama dan berapa cepat putarannya, tetapi penari dituntut terus berputar hingga ia kehilangan emosi dan menyerahkan diri sepenuhnya pada
Yang Mahakuasa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengalaman dari psikospiritual healing meliputi: a
Otentisitas yaitu hidup secara harmoni dengan apa yang diyakini dan konsisten dalam pikiran, perkataan, perasaan dan perbuatan.
b Tidak melekat pada masa lalu yaitu bebas dari emosi-emosi negatif di
masa lalu terutama rasa bersalah dan sakit hati. c
Menghadapi ketakutan yaitu tidak menyembunyikan rasa takut serta memiliki keberanian untuk menghadapinya sehingga akan mengurangi
rasa kawatir dan meningkatkan rasa damai. d
Insight yaitu pengertian yang muncul tiba-tiba akan suatu hal e
Memaafkan yaitu ketika kita memahami diri sendiri dan orang lain secara lebih baik, maka kita belajar untuk memaafkan diri sendiri dan juga
orang lain. f
Cinta dan belas kasihan yaitu kemampuan untuk memberi dan menerima cinta dalam hubungan personal dan memberikannya secara sukarela tanpa
mengharapkan balasan, selain itu juga, menemukan sumber cinta dalam diri sendiri.
g Komunitas yaitu hidup yang berdasarkan pada hubungan saling
ketergantungan dengan menghargai diri sendiri dan orang lain apa adanya. h
Awareness yaitu kesadaran terhadap tubuh, pikiran, jiwa, dan roh.
i Damai yaitu damai dengan diri sendiri, hidup secara harmoni dengan alam
dan orang lain j
Bebas yaitu bebas dari konsep diri yang egosentris dan perhatian pada diri yang berlebihan.