Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
apapun kondisi tubuhnya.Hal ini nampak dalam pernyataan informan sebagai berikut :
“Apapun kondisi tubuh saya mungkin sudah dengan yang ini atau dalamnya pernah saya ini tapi saya merasa apapun kondisi
badan saya, saya merasa tetap berharga di mata Tuhan, rata- rata itu yang sekarang selalu saya pegang
” .W5, 108-113
d Pandangan positif akan tubuh
Terapi dance menyebabkan informan memiliki pandangan yang positif akan tubuhnya, sehingga memampukan informan untuk:
a Menyadari fungsi tubuh, menghargai dan menyayangi tubuh
Selama ini informan sering menyakiti dirinya sendiri denganberbagai cara, bahkan informan juga pernah melakukan
usaha bunuh diri.Setelah mengikuti terapi dance, informan memiliki pandangan yang positif akan tubuhnya.Informan
menyadari bahwa setiap bagian tubuh memiliki manfaat dan merasakan bahwa keberadaan setiap anggota tubuh menunjang
anggota tubuh lainnya Oleh karena itu, informan menjadi lebih mampu untuk
menghargai dan menyayangi tubuhnya, sehingga informan tidak mau lagi menyakiti tubuhnya. Informan merasa sayang
bila salah satu anggota tubuhnya di sakiti karena semua bagian tubuh ada gunanya. Berikut ini beberapa pernyataan informan
yang mencerminkan hal-hal tersebut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Saya sekarang lebih menghargai, ga ingin menyakiti lagi, saya merasa saying
” W5, 100-101 “Ternyata semua bagian tubuhku tuh punya gunanya, jadi
sayang kalau misalnya salah satu harus saya sakiti ” W5,
103-108 e
Rasa syukur a
Meningkatkan rasa syukur dan mensyukuri tubuh Kesadaran bahwa setiap anggota tubuh memiliki manfaat
menimbulkan rasa syukur dalam diri informan akan tubuhnya sehingga meningkatkan rasa syukur.Pada pertemuan ke 2,
informandalam pikiran terbersit untuk kembali menyakiti diri sendiri. Akan tetapi informanmengurungkan niatnya, sehingga
tubuh informan tidak ada yang cacat. Hal ini membuat informan semakin mensyukuri tubuh yang informan miliki, seperti
nampak dalam pernyataan informan berikut : “dulu-dulu gitu ya, kurang bisa menghargai badan sendiri,
kurang bisa merawat, kurang bisa menghargai intinya kurang mensyukuri, termasuk saya pernah istilahnya
menyakiti diri sendiri gitu..pernah terlintas, kemaren sempet terlintas, ya ternyata misalkan kalau kejadian
misalnya kemaren saya menyakiti diri sendiri, tangan, bersyukurlah.Tuhan masih istilahnya tangan saya masih
berguna, coba kalau kemaren saya sakiti, tiba-tiba tangan saya cacat.dan badan anggota lain cacat sakit, saya
mungkin tidak bisa bergerak seperti ini ”.W3, 37-42
f Ekspresi dan Kontrol Diri
a Meningkatkan ekspresi dan menimbulkan pengendalian emosi
Setelah mengikuti terapi dance , informan mendapatkan pengalaman untuk lebih dapat mengeskpresikan dan mengontrol
emosi. Pada pertemuan kedua, informan mengekspresikan emosi sedihnya dengan menangis dalam posisi duduk. Pada pertemuan
ketiga, informan mengekspresikan emosi marahnya dengan memukul bantal sambil berteriak-teriak. Meskipun tangan kanan
informan menjadi sakit sehabis memukul, akan tetapi informan merasakan suatu kelegaan. Pada pertemuan keempat, informan
mengekspresikan emosi takutnya dengan memeluk dirinya sendiri dan menendang tembok pelan-pelan dengan kaki
informan. Dari ketiga pertemuan itu, informan menyadari bahwa
informan masih memiliki keinginan untuk menyakiti dirinya sendiri, akan tetapi informan mampu mengendalikan emosi
informan . Hal ini terlihat pada diri informan yang tidak berlarut-larut tinggal dalam emosi-emosi yang informan
rasakan. Selain itu, informan juga lebih mampu untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengekspresikan emosinya dengan cara yang positif seperti yang dilakukan dalam terapi dance. Berikut ini pernyataan
informan yang mencerminkan hal tersebut :
“saya lebih bisa mengendalikan emosi ya mungkin saat itu saya memang terbawa dengan kesedihan, kemarahan, tapi
dengan proses kemaren-kemaren itu saya lebih bisa mengendalikan emosi jadi ga berlarut-larut engga sampe
ke yang negatif-negatif, saya lebih bisa hmm apa ya melampiaskan dengan mungkin dengan yang kemaren tari.
“W5, 4-11
g Pengertian Dance
Pada pertemuan terakhir informan mengatakan bahwa dance yang dilakukan dalam terapi dance adalah gerakan yang timbul
dari perasaan, seperti pernyataannya di bawah ini : “Tarian itu memang asal sesuai dengan yang kita
rasakan. ” W5 175-177
4.3.1.2 Efek psikospiritual
1 Insight : mengungkapkan emosi dengan cara yang positif
Informan AYS mengalami efek psikospiritual yang berupa insight. Insight yaitu suatu pengertian yang muncul tiba-tiba akan
suatu hal. Insight yang didapatkan oleh informan yaitu adanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemahaman untuk mengungkapkan emosi dengan cara yang positif yaitu melalui gambar, tulisan, benda dll. Informan pernah diberitahu
seseorang untuk mengekspresikan emosi melalui tulisan atau gerakan, akan tetapi informan tidak pernah melakukannya.
Informan berharap bahwa di waktu yang akan datang,informan dapat mengeskpresikan emosi melalui benda atau musik daripada
menyakiti diri sendiri. Berikut ini pernyataan informan yang mencerminkan hal tersebut:
“ sih, banyak yang saya dapatkan, jadi kayak menggambar kemaren tuh saya belum pernah melakukannya, jadi kalo
misalnya saya dalam keadaan sedih atau marah tuh saya belum pernah ta tuangkan lewat gambar, lewat proses
kemaren ,ke depannya saya bisa lewat tulisan-tulisan, dulu saya pernah dikasih tau kalo kamu marah, kamu tulis apa
aja, lebih baik tanganmu gerak-gerak, jangan nyakitin diri sendiri, tapi belum pernah ta lakukan, jadi kayak gambar
kemaren itu, terus lebih ke musik atau dengan alat bantal, itu yang saya dapatkan, jadi lebih melampiaskan ke suatu
benda, daripada menyakiti diri sendiri “W5 83-97
4.3.1.3 Dance menstimulasi emosi yang sesuai dengan tujuan terapi
Dalam terapi dance, informan mengalami emosi-emosi yang sesuai dengan tujuan terapi yaitu pikiran menstimulasi perasaan, emosi
menstimulasi gerakanekspresi, emosi menstimulasi imaginasi, emosi menstimulasi dorongan.
1 Pikiran menstimulasi perasaan
a
Menimbulkan perasaan sakit hati, jengkel, kesal dan takut
Pada saat informan masuk dalam pengalaman, maka pikiran perasaan dan informan bertemu dengan perasaannya. Ketika yang
distimulus adalah pengalaman kesedihan, maka yang muncul adalah perasaan sakit hati, jengkel dan kesal. Ketika yang
distimulus adalah pengalaman kemarahan, maka yang muncul adalah perasaan jengkel yang mendalam. Baik yang distimulus
adalah pengalaman sedih dan marah, yang dominan dalam pikiran informan adalah suami informan, Pikiran terhadap suami,
menimbulkan suatu kejengkelan yang mendalam terhadapnya.
Ketika yang distimulus adalah pengalaman ketakutan, maka yang muncul adalah perasaan takut. Saat itu pengalaman ketakutan
yang muncul dalam pikiran informan adalah pengalaman informan saat mengalami KDRT dari sang suami yang menyebabkan
informan merasa ketakutan dan trauma. Ketakutan juga muncul saat suami menunjukkan gejala-gejala selingkuh. Berikut ini
pernyataan-pernyataan informan yang mencerminkan hal-hal tersebut :
“yang ada disini tuh masalah E, E nama suami informan terus e, saya tuh lagi mangkel banget kayak gitu terus e saya lagi
mangkeeeel e jengkeeeel banget ama dia ya “ W3, 77-81
“tentang masa lalu saya, saya teringat waktu saya mengalami KDRT, karena waktu itu saya merasakan trauma, ketakutan
sampai saya tuh setiap lihat suami saya, suami saya datang abis mukulin saya gitu, saya berdiri dipojokkan sambil ngoplok, saya
takut, saya trauma,kan setiap suami saya istilahnya menunjukkan apa ya gejala-gejala bahwa dia selingkuh saya
waktu itu selalu mengalami ketakutan yang luar biasa ” W4
46-53 2
Emosi menstimulasi gerakanekspresi a
Menimbulkan perilaku agresif dan memukul bantal Pada saat informan merasakan emosi karena penderitaan yang di
alaminya, emosi ini menstimulasi gerakan. Emosi marah menimbulkan perilaku agresif dalam diri informan, yang muncul
dalam bentuk berteriak-teriak dan memukul-mukul. Informan membayangkan pengalamannya saat disakiti, kemudian pengalaman
tersebut membuat informan ingin membalas perlakuan suami dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memukul. Untuk melampiaskan emosi marah tersebut, informan memukul bantal.Hal tersebut nampak dalam pernyataan-pernyataan
informan berikut ini:
“kemaren saya sempet teriak-teriak mukul-mukul gitu saya membayangkan dulu waktu disakiti, saya ingin balas memukul
dia waktu itu seandainya orangnya ada disitu,uhhhh ” W3 81-
85
“rasanya pengen melampiaskan di situ bantal wis bantal ta lampiaskan he he
“ W3 127-129
b
Menimbulkan gerakan memeluk diri dan menendang
Ketakutan adalah emosi yang informan rasakan saat mengalami KDRT dari sang suami, bahkan informan sampai gemetar karenanya.
Emosi takut ini menimbulkan gerakan memeluk diri. Memeluk diri bagi informan juga berarti mengasihani diri sendiri yang menderita
karena informan tidak berbagi penderitaannya dengan orang lain. Emosi takut juga menimbulkan gerakan menendang pelan-pelan. Hal
ini informan lakukan kala informan menanti sang suami pulang dengan rasa cemas, takut dan kuatir.Hal ini informan lakukan untuk
menghilangkan emosi-emosi yang informan rasakan tersebut seperti
nampak dalam pernyataan informan berikut ini:
“sambil meluk gini kan suster informan memeluk dirinya karena saya mengalami ketakutan, ketakutan pada saat itu kan
kejadiannya sama seperti yang dirasakan..sebenernya setiap ketakutan-ketakutan saya sama seperti itu, ketakutan yang
dirasakan sendiri jadi apa ya..waktu pas KDRT itulah saya mengalami ketakutan yang sampe gemetar jadi biasanya ya
cuma seperti ini, meluk kayak gini ” W4 155-162
“pengen apa ya..hmm..sebenernya,ya itu tadi bukan cuma ketakutan ya..itu tadi itu sama waktu saya menunggu E pulang,
waktu menunggu E pulang saya memukul-mukul, menendang- nendang gitu, jadi untuk menghilangkan kayak cemas,kayak
galau gitu loh suster, ta tendang-tendang aja, itu lebih..lebih saya kuatir, takut, cemas gitu
”W4 177-182
3 Emosi menstimulasi imaginasi: menimbulkan imaginasi
Pikiran menstimulasi imaginasi dimana informan berimaginasi suaminya meminta maaf padanya karena telah mengkhianati dirinya
dan meninggalkan anak-anak mereka. Hal ini nampak dalam pernyataan
informan sebagai berikut :
“saya sempet berimajinasi dia ngomong saya minta maaf gitu “ W3 85-86
4 Emosi menstimulasi dorongan
a Menimbulkan dorongan untuk dipahami
Pada saat terapi dance dengan tema kemarahan, yang muncul dalam pikiran informan adalah suaminya. Pikiran akan sang suami
menstimulasi dorongan untuk memukul sang suami, sehingga suami dapat merasakan apa yang informan alami di waktu lampau, baik
secara fisik maupun psikologis. Informan menginginkan agar sang suami memahaminya, setidak-tidaknya dengan memberikann
dorongan semangat pada informan. Hal tersebut tercermin dalam
pernyataan sebagai berikut:
“pengen mukul, jadi sebenernya ga pengen mukul tapi pada dasarnya saya didepan dia tuh saya ga berani cuman saya
membayangkan dulu dia nyakitin fisik saya kayak apa, nyakiti perasaan saya kayak apa itu yang ada di pikiran saya, saya
pengen membalasnya loh, membalas menyakiti dia, memang itu ga bagus ya e..tapi saya pengen dia ngerasain yang ta
alami gitu e sampe ditempat ini, batin saya sakit, hati saya sakit, saya pengen juga dia tuh ngerasain yang sama, minimal
tuh ngasih aku semangat, ngasih dorongan, kayak gitu, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minimal itu, jadi dia ikut merasakan, tapi..kadang ga ” W3,99-
104
b Menimbulkan dorongan agresif
Emosi sedih yang informan rasakan menstimulasi dorongan agresif, sehingga informan ingin mengekspresikan emosinya bukan
hanya dengan tangisan. Informan ingin mengeskpresikan emosinya dengan berteriak dan memukul sang suami, sehingga informan
membayangkan kursi yang ada di hadapannya adalah sang suami.
Hal ini nampak dalam pernyataan informan sebagai berikut :
“tapi pengennya tuh lebih dari itu waktu itu, pengen teriak, pengen uh pengen seakan-akan kursi itu saya ibaratkan seperti
E suami informan He he .pingin ta pukul, pengen marah gitu.he..he
“.W2 26-30
4.3.1.4 Efek musik : mempengaruhi gerak dan perasaan
Saat informan mendengar musik yang sudah tidak asing di telinga informan, informan merasa semakin digerakkan oleh musik tersebut.
Selain itu, musik mempengaruhi perasaan informan sehingga dalam bergerak, informan merasa menyatu dengan suasana atau tema dalam
terapi dance. Berikut ini beberapa pernyataan informan mengnai hal
tersebut:
“ musik yang sudah ga asing, sudah familiar, jadi semakin itu gerak
“
W4, 239-242
“jadi kalau saya kita ini bisa membawa ke suasana itu loh dalam perasaan dan gerak
“
W4,258, 261
4.3.1.5 Hal-hal yang menghambat proses terapi
Dalam terapi dance ini, ada hal-hal yang menghambat informan yaitu 1
Alasan dan efek repressing a
Memikirkan dampak negatif dan ketidakleluasaan dalam gerak
menimbulkan reaksi fisiologis
Informan melakukan repressing karena memikirkan dampak negatifnya, oleh karena itu meskipun sebenarnya informan ingin
mengekspresikan emosinya dengan menendang kursi yang ada di ruangan tersebut, tetapi informan tidak melakukannya sehingga
informanmerasa tidak leluasa dalam bergerak. Selain itu,repressing menimbulkan reaksi fisiologis dimana informan merasakan sakit
pada tubuhnya. Hal ini dikarenakan informan menahan tubuhnya untuk bergerak sehingga menimbulkan kram pada kaki informan.
Hal ini nampak dalam beberapa pernyataan informan sebagai
berikut:
“jadi kecewa, marah, dendam waktu itu pengennya teriak, pengen melampiaskan ke sesuatu, tapi apa ya. masih
sempat mikir gitu loh. kalo saya melakukan sesuatu waktu itu.pengen sempet saya pengen nendang kursi yang ada di
depan saya waktu itu, cuman takut malah nanti merugikan orang lain kan karena sama saja merusak kursi itu nanti
“ W2 7-15
“waktu itu, waktu menari memang gerakannya memang engga bisa los karena saya sudah menahan waktu itu pas
lagu sedih itu,saya udah menahan disini “ W2 15-18
“badan tuh ga enak, beda kan kalo misalnya di los ke, biar ke bergerak, disini tuh rasanya kayak apa ya jadi kayak
kalo kaki keram gitu loh iya kayak kaki di ikat loh ,engga enak banget sakit badannya jadi abis gitu awake kayak loro
kabeh, badannya kayak sakit semua “ W2 140-145
2 Posisi tubuh yang tidak benar
a Menimbulkan ketidakleluasaan
Posisi tubuh yang tidak benar menyebabkan informan merasa tidak leluasa untuk bergerak, karena informan berada dalam posisi
duduk dengan kaki di tekuk ke belakang. Informan mengatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa posisi berdiri mungkin akan lebih leluasa untuk bergerak, seperti nampak dalam pernyataan informan berikut ini :
“kram ga, cuma mungkin ya kurang bisa leluasa mungkin lebih leluasa kalau berdiri
” W3 124-125
4.3.1.6 Hal yang mendukung proses terapi : Pengalaman bunuh diri
Usaha
informanuntuk bunuh diri sebanyak 3 kali berhasil Akan tetapi semua usaha informan itu berhasil digagalkan.Usaha bunuh diri
yang terakhir adalah yang paling fatal, karena nyawa informan hampir tidak bisa diselamatkan. Pengalaman bunuh diri ini menyadarkan informan
betapa berharga tubuh yang informan miliki, sehingga pada saat melakukan terapi dance informan tidak mau lagi menyakiti tubuhnya.
4.3.2 Struktur Makna Pengalaman Psikospiritual HealingMelalui Dance
Terapi dance yang dilakukan informan menimbulkan efek positif non psikospiritual sehingga informan mengalami reduksi stres yang
menyebabkan informan merasakan perasaan senang, lega, bebas, berkurangnya beban serta bebas berekspresi dan merasa rileks. Selain itu,
melalui dance gerakan, informan merasakan relasi yang dekat dengan Tuhan sehingga informan merasa bahwa dirinya berharga di mata Tuhan.
Hal ini menyebabkan informan memiliki pandangan positif akan tubuhnya, sehingga meningkatkan rasa syukur dalam diri informan akan
tubuhnya. Melalui dance ini, informan juga lebih mampu untuk berekspresi dan mengendalikan emosi sehingga informan memiliki
pemahaman untuk mengungkapkan emosi dengan cara yang positif. Ketika terapi dance masuk pada emosi yang menjadi fokus dalam
penelitian ini, dance menstimulasi emosi yang sesuai dengan tujuan terapi. Selain itu, musik memberikan efek pada informan sehingga mempengaruhi
gerak dan perasaan informan. Akan tetapi ada hal-hal yang menghambat dan mendukung informan dalam proses terapi ini yaitu adanya repsresing
dan pengalaman bunuh
diri.
4.3.3 Informan 2 LN
4.3.3.1 Efek positif non psikospiritual Informan mengalami efek positif non psikospiritual berupa
reduksi stres ketika melakukan terapi dance. Beberapa efek yang bersifat mengurangi stres pada informan LN yaitu mengurangi perasaan
gelisah, menimbulkan pikiran dan perasaan positif, menimbulkan kelegaan, mengurangi rasa takut dan relaksasi tubuh.
1 Reduksi stres
a Menimbulkan perasaan senang dan lega
Dalam terapi dance, informan mengeskpresikan perasaan- perasaan negatif yang informan rasakan melalui gerakan dan
tangisan. Hal
ini menimbulkan
kelegaan pada
diri informan.Selain itu, informan
mengatakan bahwa “pikirannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mletik, pikiran saya jalan,terbuka ”. Informan jadi mampu
berpikir bahwa kehidupan yang informan jalani saat ini punya maksud tertentu untuk kebaikan informan walaupun informan
tidak tahu, apa yang mesti dilakukan di dalam penjara untuk waktu yang sedemikian lama.
Perasaan positif lainnya yang muncul pada diri informan adalah perasaan puas, senang dan nikmat . Informan yang
merasa stres karena memikirkan vonis, pada mulanya kurang dapat berkonsentrasi dalam mengikuti terapi dance. Akan tetapi
setelah itu, informan merasa puas dan senang karena dapat berekspresi melalui dance dan dapat menikmatinya. Berikut ini
adalah beberapa pernyataan informan yang mencerminkan hal- hal tersebut di atas :
“ Setelah gerakan,setelah nangis-nangis seperti itu perasaan saya lebih lega, lebih plong
” W2, 197-199
“pemikiran saya malah ini,agak, agak ini loh suster malah bisa berpikir jadi sumpeknya itu ilang setelah lihat keluar itu,
timbulya saya mesti begini saya harus melakukan ini,ini, misalnya saya disini kehidupan saya disini sekian lama saya
untuk bertobat, untuk apa untuk apa tu terpikir suster dalam waktu yg ini, walaupun kadang saya ga tau harus berbuat apa
disini untuk waktu sekian waktu yang lama terus setelah melihat keluar itu pikirannya mletik, ne orang jawa itu mletik suster,
pikiran saya jalan, terbuka, mletik ” W2107-117
Puas, senang yang saya rasakan puas, saya senang W1, 54-59 sebelumnya perasaannya hmm susah karena saya harus
menghadapi sidang terus terang saya susah mikirnya dapat vonis berapa saya mikir vonis berapa vonis berapa? setelah ada
gerakan-gerakan seperti itu enjoy senang he..he “tertawa kecil
W1 54-59
“saya menikmatinya” W3, 141
b Mengurangi perasaan gelisah dan takut
Pada saat pemanasan dalam terapi dance, informan merasa bahwa
”gelisahnya sudah berkurang banyak banget”.Fasilitator jugamenyediakan koran, bantal, crayon, kertas sebagai sarana
untuk berekspresi. Informan hanya memegang dan memainkan crayon serta kukunya. Hal ini mengurangi rasa takut dalam diri
informan ketika mengingat pengalaman di tangkap polisi. Berikut ini adalah beberapa pernyataan informan yang
mencerminkan berkurangnya perasaan gelisah dan takut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“itu yang melakukan gerak-gerakan, tari-tarian, gelisahnya sudah berkurang banyak banget
“ W1, 47-49
“ya,gini saya, mainan kuku sambil gini-gini sambil menunjukkannya,kemaren dikasih apa sama Bu Yuni crayon itu,
saya ga pengen, karena saya ga pengen, saya ga saya ga..saya pegang cuma saya buat mainan aja, karena saya udah bisa
menghilangkan rasa takut saya, ngurangin rasa ketakutan saya ”
W4 37-43
c Menimbulkan relaksasi tubuh
Dance juga dapat membantu memecahkan ketegangan di otot sehingga menimbulkan perasaan rileks pada tubuh
informan, seperti nampak dalam pernyataan informan berikut:
“Lebih rileks” W1 66
4.3.3.2 Efek psikospiritual
Dalam terapi dance, informan mengalami efek psikospiritual yaitu insight. Insight yaitu suatu pengertian yang muncul tiba-tiba
akan suatu hal. Insightyang informan dapatkan yaitu perlunya bereskpresi, untuk mengungkapkan emosi negatif dengan cara
positif dan untuk lebih berhati-hati. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Insight
a Perlunya berekspresi
Dalam terapi dance informan mengekspresikan perasaan- perasaan
informanmelalui tangisan,
walaupun tidak
sepenuhnya.Saatinforman menahan
ekspresi emosinya,
informan merasakan efek negatif pada tubuh informan. Oleh karena
itu, informan
jadi menyadari
akan perlunya
mengeskpresikan perasaan karena hal tersebut menimbulkan kepuasaan atau “marem” istilah informan. Berikut ini adalah
pernyataan informan sehubungan hal tersebut:
“saya kan baru belajar untuk dengan ini kemaren kan saya belajar, sedih apa, pengen saya ungkapkan kadangkadang kan
kalo orang kita hanya mengungkapkan dengan air mata, suster seperti itu,kadang-kadang kalau ketahuan orang saya tahan,
saya tahan gitu orang digereja kalau pas nyanyi-nyanyi gitu saya bisa nangis seperti itu membantu saya apa,o iya, saya
harus meluapkan kalo ga efeknya ke tubuh kok gini rasanya ini marem banget suster marem banget gitu, jadi meluap
” W4 248-255
b Pemahaman untuk mengungkapkan emosi negatif dengan cara
positif dan lebih berhati-hati. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Informan juga
mendapatkan pemahaman
untuk mengungkapkan emosi dengan cara yang positif, seperti
mencoret-coret, berlari dll . Apabila emosi-emosi negatif tidak diekspresikan, maka tubuh akan menderita. Selain itu,
pengalaman yang muncul dalam terapi dance mengingatkan informan untuk lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan,
tidak seperti kehidupan yang informan jalani sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa pernyataan informan mengenai hal-
hal tersebut:
“saya bisa merasakan itu dari kemaren-kemaren, perasaan semua saya diamkan, ga pernah cerita, ga pernah saya luapkan,
jadi dengan kemaren saya berpikir kalo saya seperti ini, seperti ini, sedikit banyak harus saya keluarkan energi-energi negatif
dari badan saya, dalam artian saya marah, harus saya luapkan, kemaren saya kan cuma diam dan diam terus suster, saya tahan
dari semuanya dari pertemuan-pertemuan kemaren saya bisa dapatkan apapun kondisinya bila kita pingin dalam artian
dengan jalan yang bener ngeluapin itu entah dilampiaskan dengan coret-coret, lari atau yang positif-positif aja, gitu suster,
seperti itu yang saya dapatkan ” W5 77-90
“ada suster, dengan kemaren, dengan kejadian-kejadian itu, saya orangnya leweh luweh wis saya orangnya wi wis sing
wingi-wingi nih saya harus mengingat, jadi kayak sebagai batu loncatan,kalo seperti ini saya mesti mikir dengan ini kejadian
kemaren jadi saya bisa ingat lagi sebenernya saya ga mau inget suster, jadi bisa batu loncatan e suster untuk lebih berhati-hati
lagi ” W4 209-217
4.3.3.3 Dance menstimulasi emosi yang sesuai dengan tujuan terapi
Informan mengalami emosi-emosi yang sesuai dengan tujuan terapi yaitu pikiran menstimulasi perasaan, emosi
menstimulasi dorongan, emosi menstimulasi ekspresigerakan dan adanya reaksi fisik dan psikologis.
1 Pikiran menstimulasi perasaan
a Menimbulkan perasaan sedih, khawatir dan menyesal
Pada saat informan masuk dalam pengalaman, maka pikiran menstimulasi perasaan dan informan bertemu
dengan perasaannya. Ketika yang distimulus adalah pengalaman kesedihan, maka yang muncul adalah perasaan
sedih dan khawatir. Informan merasa sedih karena harus tinggal di penjara untuk waktu yang lama, sehingga hal
tersebut membuat informan khawatir.Informan juga merasa sedih dan menyesal karena keberadaannya di penjara,
membuat informan
kehilangan kesempatan
untuk mengasuh anaknya yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Berikut ini adalah pernyataan informan mengenai hal-hal
tersebut :
“yang ada disini saya tuh pikirnya masih langsung ke vonis saya suster disini sudah bisa lewat, saya sudah
bisa melewati ya suster disini kesedihan justru yang kedepannya.gimana.aduh saya mesti apa disini sekian
lama, kesedihan saya tuh disitu suster jadi yang untuk kesedihan yang disini saya sudah bisa melewati
kemaren dengan teman, dengan apa saya sudah bisa mengatasi kesedihan yang akan datang itu loh suster
disitu saya sedih itu ” W2, 6-15
“sedih banget suster, saya ga bisa ngasuh anak saya, sediiiiiiih banget nyesel banget nyeseeeel banget karena
barang sedikit itu vonis saya 4 tahun, saya sedih banget
” W2 35-39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Menimbulkan perasaan sakit hati dan dendam
Informan juga merasakan sakit hati saat mengingat pengalaman sedih sewaktu ditangkap, karena menurut
informan, tetangganya lah yang menyebabkan informan ditangkap. Bila informan teringat akan pengalaman di
tangkap tersebut, informan merasa dendam dan sakit hati. Berikut
ini adalah
pernyataan informan
yang mencerminkan hal-hal tersebut:
“yang paling menyakitkan itu saya ditangkap didepan sedangkan tetangga saya waktu itu ada didalam mobil
itu, itu sakit banget suster, sakiiiiiiit banget membuat saya itu waktu itu kalo saya berpikir kesitu saya ada
timbul dendam, sakit, saya sakit, sedih banget sedihnya kok sampe hati terus saya selalu ada emosinya suster
” W2 161-171
c Menimbulkan perasaan takut, sakit dan tak berdaya
Sedangkan pada
saat yang
distimulus adalah
pengalaman ketakutan, maka yang muncul adalah perasaan takut. Perasaan takut ini timbul karena informan teringat
tuntutan vonis, pengalaman waktu di tangkap dan pikiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan masa depan. Informan juga merasa tak sanggup untuk kembali masuk pada pengalaman menyakitkan dimasa lalu.
Berikut ini adalah beberapa pernyataan informan yang mencerminkan perasaan takut, sakit dan tak berdaya.
“yang ada dalam pikiran saya, saya ketakutan dengan permasalahan yang saya hadapi sekarang ini ya
,kemaren saya takut menghadapi tuntutan vonis, terus kejadian pas waktu penangkapan, takut nanti gimana ke
depannya, gimana kedepannya “W4, 5-10
“ini kita nginget yang kemaren-kemaren lagi, suruh nginget-nginget, sakit suster kalau disuruh nginget itu
masuknya sakit, ga enak “W4 139-146
“saya dah ga bisa ngomong apa-apa sama Bu Yuni, ga bisa ngomong apa-apa, saya dah ga sanggup,
menceritakan yang kemaren-kemaren, untuk mengingat- ngingat yang kemaren, udah berusaha untuk ngelupain
itu semua, saya udah ga sanggup masuk lagi untuk mengingat yang kemaren
” W5 15-21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Emosi menstimulasi dorongan
a Menimbulkan dorongan berekspresi, balas dendam dan agresi
Pada saat informan merasakan emosi karena penderitaan yang di alaminya, emosi ini menstimulasi dorongan dan
gerakan. Dorongan yang muncul dalam diri informan adalah dorongan berekspresi, balas dendam dan agresi serta pergi
keluar bukit, gunung atau kuburan lalu merenung . Dorongan balas dendam timbul dalam diri informanuntuk
bertindak agresif dengan mengata-ngatai orang, tapi informan menyadari bahwa tidak ada orang yang tepat untuk menerima
makiannya. Berikut ini beberapa pernyataan informan yang
mencerminkan hal-hal tersebut.
“Saya , yang pingin saya lakukan saya pingin, kalo saya sedih kebiasaan saya kan sendiri saya lihat luar,lihat
luar, saya pingin jalan abis gitu kan disini kan terbatas suster. Jadi kan pemikiran saya .kan kalo saya lihat luar,
lihat halaman itu kan pemikiran saya kan ga sebatas ruangan ini, pikirannya terus banyak ke depannya itu
pengin keluar itu suster saya pengennya sendiri suster, merenung sebenernya kemaren saya pengen keluar duduk
didepan gitu ” W2 44-53
“pengen, pengen melampiaskan,saya pengen ngata- ngatain orang, tapi siapa yang harus saya kata-katain
suster ?”W2 185-187
3 Emosi menstimulasi ekspresigerakan
a Mencoret, menangis dan berlari
Emosi menstimulasi ekspresigerakan, yang menimbulkan coretan, tangisan dan lari sebagai ekspresi emosi. Pada saat
informan merasakan
emosi marah,
informan mengekspresikannya dengan mencoret-coret menggunakan
crayon dengantekanan yang sangat kuat.Selain itu informan mengatakan bahwa apabila informan merasakan emosi yang
kuat, informan tidak mengekspresikan emosinya dengan kata-
kata, tapi hanya menangis.
Emosi itu masih informan rasakan pada saat informan masuk dalam bloknya, sehingga informan merasa
“blank” .Informan makan kacang, kemudian secara spontan, informan
tergerak untuk berlari dengan jumlah putaran yang tak terhitung jumlahnya. Berikut ini adalah beberapa pernyataan
informan yang mencerminkan hal-hal tesebut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“itu paling kerasa itu pas waktu coret-coret itu menggunakan crayon saya dikasihmedia sini loh suster
menunjuk kepalanya ” W3 55-58
“ya, saya nangis ,saya nangis, saya kan mengeluarkan emosi saya bener-bener, kalo emosi saya nangis, tapi ga
banyak omong ”W3 75-78
“takut sama marah,emosi tuh jadi satu, tapi saya itu blank, saya bingung entah rasa apa entah rasa apa tapi perasaan
saya kesitu saya masuk blok ga cuma makan kacang aja suster, tau..kayak orang blank kayak gitu, makan kacang,
ga ngomong, ga apa, terus, gitu mau kemana?lari lari mana, terus saya puter di blok banyak sekali saya larinya
” W4 263-272
4 Reaksi fisik
Reaksi secara fisik juga terjadi pada diri informan saat informan masuk dalam pengalaman-pengalaman dalam terapi
dance. Reaksi fisik yang timbul antara lain suhu tubuh yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh pikiran dan perasaan
informan yang terpicu oleh pengalaman tersebut.Berikut ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah beberapa pernyataan informan yang mencerminkan hal- hal tesebut :
“badan saya panas, kayak anget gitu terus disini langsung sambil menunjuk kepala teng berat gitu suster gitu kalo
saya berpikir sampai ngoyo suster ”W2 176-179
“saya tuh kadang-kadang badan tuh tau-tau badannya anget, agak agak suhu tubuh agak panas tapi setelah nanti
pikiran saya adem, ilang,tapi kalo pikiran kenceng badan gitu juga
” W4 117-121
4.3.3.4 Efek Musik : mempengaruhi ingatan dan perasaan
Efek musik yang dialami oleh informan adalah mempengaruhi ingatan dan perasaan ketika masuk dalam pengalaman-pengalaman
yang sesuai dengan tema, sehingga memudahkan informan untuk mengingat kembali pengalamannya dan merasakannya.
“kalau tidak ada musik saya mungkin tidak akan bisa masuk ya, suster, tapi dengan adanya musik saya bisa
masuk, bawa e kebawa sampe hati, itu suster, kalau mungkin ga ada musik susah saya untuk masuk saya
memang susah denger musik saya sudah buang-buang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pikiran, agak lama saya masuk, akhirnya inget, musik ada pengaruhnya juga ya ke ga ada musik mungkin ga bisa
suster, ya bisa tapi ga sekuat dikasih musik, gitu sih ” W4,
149-153
“tapi ga bisa ta tahan suster tapi tahannya saya ga bisa suster kalo mungkin musiknya ga diputer mungkin bisa,
tapi kan musiknya jalan terus, suster, jadi terus musiknya itu membawa saya ingat masa-masa kemaren, disaat-saat
ditangkap itu loh suster jadi terus bawaanya pengen nangis, saya sedihsampe seperti ini loh, itu loh
”W2 80-87
4.3.3.5 Hal-hal yang menghambat proses terapi
Dalam proses terapi dance ini ada hal-hal yang menghambat informan yaitu adanya distraksi pikiran, efek repressing dan alasan
repressing. 1
Distraksi pikiran : kesulitan berkonsentrasi Dalam proses terapi ini, informan mengalami gangguan
pikiran karena adanya hal yang membebani pikiran informan yaitu sidang yang harus informan hadapi dan vonis yang akan
informan terima. Pikiran akan hal tersebut membuat perasaan informan menjadi gelisah sehingga informan mengalami
kesulitan untuk berkonsentrasi dan kurang fokus pada terapi
yang informan ikuti.
“perasaan saya senang,campur gelisah,gelisahnya saya harus sidang itu yang membuat saya pikirannya ke sidang,
pikiran saya terbagi sidang, vonis masih membebani saya sampai saat ini itu bisa untuk apa-apa agak susah untuk
konsentrasi ” W1, 30-36
“kurang fokus,kurang fokus, kurang fokus” W3, 158, 160
2 Efek dan alasan repressing
a Efek repressing: diam dan menimbulkan dampak negatif
pada tubuh Dalam terapi dance pertemuan ketiga tema
kemarahan dan keempat tema ketakutan informan merasakan emosi marah dan takut akan tetapi informan
merepresi emosi-emosi tersebut dengan cara diam. Demikian pula pada pertemuan kelima, informan merepresi
perasaan sakit hati, marah dan dendam pada “cs an” nya dengan diam. Informan hanya diam menyimpan emosi yang
informan rasakan . Represi yang dilakukan informan berdampak negatif pada tubuh informan yaitu informan
merasakan tubuhnya menjadi panas dingin, batuk dan deman. Berikut ini dua pernyataan informan mengenai hal
tersebut di atas :
“ketika musik itu sudah berjalan, perasaan marah itu keluar, perasaan marah emosi keluar terus
badan, tapi dalam marah itu saya tidak mukul apa, lempar apa,saya hanya diam, diam dan diam
” W3, 4-14
“kalo ga diluapin kok kayak kejadian kemaren kamis itu saya dibesuk cs an saya itu jadi beban
pikiran saya juga, itu saya diam,ga saya luapin, saya mungkin mesti berlatih dulu susterkarena
sudah bawaan dari kecil, saya cenderung diam, saya diam, saya ga cerita sama teman, yang tau
ketemu, tanya siapa cs.an saya, terus saya diam, saya diam, saya diam, tapi kepikiran terus suster,
tapi akhirnya datang badan meriang, terus batuk, badan sampe demam, sampe demam itu, mungkin
saya dah ga kuat lagi ”W5, 132-142
b Alasan repressing: dampak negatif ekspresi emosi, pola
asuh nenek, ingin kelihatan kuat Informan merepresi emosinya karena informan
memikirkan dampak negatif yang terjadi apabila informan mengekspresikan emosinya terhadap benda atau terhadap
orang lain. Selain itu, sang nenek juga mengajarkan informan untuk tidak mengekspresikan emosi dan untuk
bersabar dalam segala hal. Informan juga tidak ingin dikatakan cengeng dan ingin terlihat kuat. Oleh karena itu
informan lebih banyak merepresi emosinya dengan cara diam. Berikut ini beberapa pernyataan informan yang
mencerminkan hal tersebut:
“saya ngga mau melampiaskan amarah saya dengan apapun atau dengan siapapun suster
” W3, 60-64
“kalau saya kan terus kalo emosi efeknya ga bagus saya tahan suster, dari dulu sampai sekarang dari
dulu sampai sekarang saya diem ”W3, 88-91
“Kemaren setahu saya, sedari kecil pemahaman nenek saya, marah ga boleh harus berlebih-lebih,
jadi semuanya saya tampung, saya diam-diam, diam
” W5, 118-121
“nenek saya menyuruh saya untuk bersabar dalam segala hal, saya menahan emosi kan juga harus sabar
suster, saya dari kecil dilatih untuk sabar, takut apa harus itu nenek saya
” W5, 126-129
“saya ga ga ga pengen cengeng saya pengen kuat saya pengen kuat
” W2, 79-80
4.3.3.6 Hal-hal yang mendukung proses terapi dance
1 Sendiri dan merenung menimbulkan ekspresi
Dalam terapi dancepertemuan 2-4informan kurang mampu mengekspresikan emosinya. Menurut informan saat sendiri dan
merenung, barulah informan dapat mengekspresikan emosinya dengan menangis, seperti yang nampak dalam pernyataan informan
berikut ini :
“tapi kalau pas saya merasa pas sendiri, merenung terus tuh bisa nangis
” W4, 97-99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Perhatian teman memicu ekspresi
Menurut informan,
informan akan
lebih mampu
mengekspresikan emosinya bila ada seseorang yang bertanya dengan baik, dalam artian “ngena”. Pada pertemuan terapi dance
yang kelima, fasilitator menanyakan pada informan, apakah informan ingin memproses kembali pengalaman-pengalaman
dalam terapi
dance sebelumnya.
Pertanyaan ini,menurut
informan ”ngena”, sehinggainforman menangis hebat, yang tidak
pernah dilakukannya informan pada empat pertemuan terapi dance sebelumnya. Berikut ini pernyataan informan yang mencerminkan
hal tersebut :
“apalagi kalau ditanya sama temen, temen tuh nanyanya baik,dalam artian nanyanya ngena gitu, saya baru
bisa”
W4, 99-101
“tau-tau saya nangis, nangis sejadi-jadinya, nangis” W5, 8-9
4.3.4 Struktur Makna Pengalaman Psikospiritual Healing Melalui Dance
Terapi dance yang dilakukan informan menimbulkan efek positif non psikospiritual sehingga informan mengalami reduksi stres yang
menyebabkan informan merasakan perasaan senang, lega, bebas, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkurangnya rasa takut dan gelisah serta merasa rileks. Hal ini menyebabkan informan merasakan efek psikospiritual yaitu pecerahan
mengenai pentingnya berekspresi dan mengungkapkan emosi negatif dengan cara yang positif.
Ketika terapi dance masuk pada emosi yang menjadi fokus dalam penelitian ini, dance menstimulasi emosi yang sesuai
dengan tujuan terapi. Selain itu, musik memberikan efek pada informan sehingga mempengaruhi pikiran dan perasaan informan. Akan tetapi dalam
proses terapi ini, ada hal-hal yang menghambat informan yaitu distraksi pikiran serta repressing. Hal-hal yang mendukung
informan yaitusendiri dan
merenung serta perhatian dari teman memicu ekspresi emosi.