Dance Movement TINJAUAN PUSTAKA

tubuhnya cenderung condong ke belakang. Ia kemudian menyadari, meskipun ia melangkah ke depan, akan tetapi ia memiliki sikap menghindar dan menarik diri. Ia ingin menjaga jarak dengan orang lain. Sesungguhnya ada ketegangan dalam dirinya, akan tetapi selama bertahun-tahun ia melakukannnya tanpa sadar. Ketika ia menyadari kecenderungan tersebut, ia mengalami menyadari emosinya dan cara berjalannya berubah secara natural. c Gerakan merupakan bukti proses ketidaksadaran . Individu digerakkan oleh impuls dan imaji ketidaksadaran , akan tetapi pada saat yang bersamaan individu berada dalam keadaan sadar. Dalam dance, ketidaksadaran bermanifestasi dalam dua cara yaitu dalam imaji dan sensasi tubuh. d Kreasi gerakan melalui improvisasi adalah bersifat teraputik. Session dalam dance bervariasi satu sama lain, akan tetapi semua session menggunakan improvisasi sebagai pendekatan untuk menemukan ekspresi dalam gerakan. Improvisasi dalam dance bila dibandingkan dalam psikoanalisis adalah asosiasi bebas. Keduanya didesign untuk menyentuh aspek ketidaksadaran . Melalui eksperimen dengan gerakan baru, individu akan semakin menyadari dirinya sendiri secara fisik dan mental dan membangun hubungan interpersonal. Mereka juga dapat “mendengarkan tubuhnya” dan menemukan berbagai gerakan yang bermanfaat bagi dirinya. e Melalui kesatuan tubuh, pikiran dan roh, dance mengakibatkan perasaan utuh pada individu . Dalam dance individu menyatukan dirinya dengan energi, sehingga individu dan gerakan adalah satu, tidak terpecah-belah akan tetapi merupakan keutuhan . Ketika pertahanan diri lenyap, maka tubuh, pikiran dan roh terintegrasi. Ketika energi diekspresikan dan dilepaskan dalam dance maka level energi secara umum meningkat dan yang terpecah belah dalam diri menjadi berkurang. 2.2.4 Langkah-langkah dalam dance Berdasarkan American Dance Therapy Association ADTA , ada 4 langkah dalam pelaksanaan dance, yaitu : a Persiapan Dalam tahap ini, yang diperlukan adalah mempersiapkan ruang yang aman dan nyaman tanpa adanya gangguan untuk melakukan dance. Setelah ruangan tersedia, informan diajak untuk melakukan pemanasan dengan merenggangkan otot-otot. Selain itu, informan juga dipersiapkan untuk melakukan dance dengan mata tertutup dan berfokus pada dirinya sendiri. Persiapan ini perlu dilakukan agar informan merasa bebas, rileks dan berkonsentrasi penuh saat melakukan dance. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Inkubasi Pada tahap ini, instruktur mengajak informan untuk menarik nafas panjang dan terus menerus selama beberapa saat, sehingga ketegangan fisik akan terlepas dan akan sedikit membebaskan perasaan- perasaan yang terpendam, serta timbulnya perasaan unconscious dan memori. Lalu informan diajak untuk menyadari rasa dalam tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki penyadaran tubuh. Setelah itu, fasilitator mengajak informan untuk menanti dalam keheningan selama beberapa saat , kemudian mengajak informan untuk masuk ke dalam pengalaman tertentu tanpa perlu merefleksikannya, lalu informan diajak untuk mendengarkan tubuhnya. Ketika informan masuk dalam pengalaman tanpa menghakimi atau menilainya dan mendengarkan tubuhnya, maka informan bertemu dengan perasaannya. Perasaan menyatukan tubuh dan pikiran , selain itu perasaan juga berelasi dengan sensasi tubuh, karena tubuh dan pikiran berinteraksi sehingga apa yang dirasakan tubuh , akan dirasakan oleh pikiran . Ketika informan menaruh perhatian pada perasaannya, dengan cara menerima dan mengakuinya, maka perasaan tersebut bukan lagi sebagai beban, masalah atau sesuatu yang ingin informan hindari, akan tetapi perasaan itu merupakan suatu hal yang berharga dan bernilai, serta merupakan komponen penting dalam gerakan menuju insight. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah itu, muncullah imaji atau sensasi tubuh . Informan lalu mengikuti gerak impuls, membiarkan tubuh mengekspresikan imaji ketidaksadaran atau sensasi tubuhnya dalam gerak sesuai dengan improvisasinya. Gerakan tersebut diulang beberapa saat. Bersamaan dengan ekspresi tubuh atau gerakan yang diulang itu, pengalaman informan menjadi sadar dan informan menyadari emosinya. Improvisasi dan pengulangan gerak itu bersifat teraputik karena menyebabkan aspek tidak sadar menjadi sadar . Dalam hal ini informan bergerak dan digerakkan , yaitu dengan sadar bergerak dan membiarkan diri digerakkan oleh impuls, imaji atau sensasi tubuh. Inilah yang disebut imaginasi aktif. Pada saat itu juga tubuh, pikiran dan roh terintegrasi, sehingga informan mengalami perasaan utuh . c Iluminasi Pada tahap ini informan melakukan sharing dengan fasilitator. Melalui refleksi, informan menyelami imajinya dan pengalaman gerak yang baru saja informan alami. Informan dapat memilih untuk bersharing aspek pengalaman gerak sesuai kehendak informan . Fasilitator dapat mengarahkan dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: apa yang tubuh lakukan? Apa asosiasi imaji yang muncul? Emosi atau perasaan apa yang timbul? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d Evaluasi Pada tahap ini dilakukan diskusi dari pengalaman dance yang informan alami, sehingga akan ditemukan insight dan relevansinya. Fasilitator dapat memberikan input verbal pada informan. Keempat langkah dance tersebut dapat dilihat dalam tabel 1 . TABEL 1. Langkah-langkah dalam dance berdasarkan ADTA Langkah- langkah Kegiatan Tujuan Teori a. Persiapan Mempersiapkan ruangan. Pemanasan Agar informan merasa aman, nyaman dan rilek b. Inkubasi Menarik nafas panjang dan penyadaran tubuh. Masuk dalam pengalaman. Timbulnya perasaan. Timbulnya imaji Agar membebaskan perasaan- perasaan yang terpendam serta timbulnya perasaan unconscious dan memori Tubuh dan pikiran berinteraksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Langkah- langkah Kegiatan Tujuan Teori Diekspresikan melalui dancegerakan dan bersatunya tubuh,pikiran dan spirit Agar imaji menjadi nyata serta efektif dalam dance dan adanya integrasi antara tubuh,pikiran dan roh Gerakan merupakan refleksi kepribadian dan perasaan utuh Gerakan diulang- ulangimprovisasi Agar apa yang semula tidak disadari menjadi disadari Gerakan bersifat teraputik c. Iluminasi Refleksi Sharing Agar semakin memahami pengalamannya d. Evaluasi Diskusi Agar ditemukan insight dan relevansinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.2.5 Emosi yang menjadi fokus dalam dance Darwin 1872 dalam bukunya “The expression of the emotions in man and animals “ Chodorow, 1991 menyatakan ada tiga puluh tujuh emosi manusia berdasarkan perspektif seni dan literatur mengenai otot dan sistem syaraf. Akan tetapi fokusnya adalah emosi fundamental manusia yang terdiri dari: duka atau kesedihan, sukacita, kemarahan, ketakutan, malu dan terkejut. Emosi fundamental ini di akui manusia dari berbagai budaya yang berbeda . Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dan sharing yang sering peneliti dengar dari para narapidana, emosi yang seringkali dirasakan oleh para narapidana wanita adalah kesedihan, kemarahan dan ketakutan. Oleh karena itu, peneliti akan menerapkan dance pada para narapidana wanita dengan ketiga tema tersebut di atas

2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu

Sejumlah penelitian di luar Indonesia mengenai dance movement tehnik ini, menunjukkan bahwa dance memiliki dampak psikologis bagi mereka yang mengalami trauma karena pelecehan, hubungan yang retak, dan kekerasan dalam komunitas Leseho Maxwell, 2009. Selain itu dance memampukan orangtua yang kehilangan anaknya untuk mengekspresikan emosi dan luka psikologis yang mereka derita Callahan 2011, sedangkan dalam budaya yang memandang kecantikan dalam arti sempit, dance dapat menfasilitasi para wanita untuk mempunyai hubungan yang sehat dengan tubuhnya, dimana mereka dapat membedakan diri mereka dengan penampilan fisik mereka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga hal tersebut dapat berpengaruh positif terhadap kesehatan psikologis dan fisik mereka Leseho Maxwell, 2010 . Penelitian yang dilakukan terhadap 29 wanita yang berasal dari berbagai negara dan latar belakang menemukan bahwa dance memiliki efek healing, memberi daya dan berhubungan dengan kekudusan. Mereka menemukan bahwa dance menfasilitasi perubahan dalam emosional dan menggantikan emosi yang negatif seperti depresi atau dukacita dengan perasaan yang lebih menyenangkan seperti kegembiraan. Perubahan emosional ini menyebabkan beberapa dari mereka memiliki perspektif yang baru mengenai diri dan relasinya. Beberapa wanita yang lain dapat merasakan perubahan energi ketika mereka melakukan dance, karenanya mereka mulai menggunakan dance sebagai salah satu cara koping stres dari emosi yang tidak menyenangkan. Selain itu mereka merasakan transformasi dalam mengindetifikasikan dan mengekspresikan perasaan yang sulit atau tidak nyaman seperti marah, takut dan sedih. Kebanyakan dari mereka juga menyatakan bahwa mereka merasakan perasaan utuh Leseho Maxwell, 2010.

2.4 Stres

2.4.1 Definisi, efek dan reaksi stres Stres adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan emosi dan fisik individu sehingga menimbulkan reaksi yang tidak menyenangkan atau reaksi stres Bernstein Nash, 2008 . Reaksi stres yang dialami individu biasanya terjadi secara bersamaan yaitu secara psikologis dan fisik. Segi medis menyatakan bahwa stres bukan hanya fenomena psikologis yang mengakibatkan gangguan emosional saja, akan tetapi stres adalah fenomena psikologis dengan konsekuensi medis seperti mengakibatkan kelemahan, kerusakan organ, dapat menghalangi fungsi imun dan mengakibatkan individu rentan terhadap virus dan infeksi terhadap bakteri Flinders, 1994. Efek stres pada tubuh dapat terlihat ketika adanya suatu rangkaian spesifik yang terjadi di dalam tubuh yaitu 1 adanya suatu peristiwa yang menimbulkan stres yang disebut stressor, yang digambarkan sebagai peristiwa apapun yang membawa pengaruh pada organisme manusia. Stressor menyebabkan tubuh harus kembali melakukan penyesuaian. 2 Sebagai akibat penyesuaian kembali yang harus dilakukan, maka terjadilah stres. Stres adalah perubahan biokimia dan fisiologis yang terjadi di dalam tubuh sebagai akibat dari stressor 3 ketika terlalu banyak stressor maka level stres di dalam tubuh dapat melampaui kemampuan untuk beradaptasi dan sebagai akibatnya individu rentan terhadap penyakit fisik. Reaksi stres secara fisik dan psikologis terjadi bersamaan terlebih jika stressor menjadi kuat. Selain menyebabkan perubahan fisiologis, stressor juga dapat mengakibatkan respon psikologis, terutama perubahan dalam emosi, kognisi dan diikuti dengan perubahan perilaku. Perubahan secara fisiologis dapat dirasakan melalui pernafasan yang tidak teratur, bertambah kerasnya detak jantung dan berkeringat. Sedangkan secara psikologis, reaksi stres yang terjadi dapat dirasakan secara emosional berupa perasaan tegang, jengkel, kesal, atau khawatir. Selain itu, mereka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengalami semakin bertambahnya perasaan lelah, depresi dan putus asa. Perubahan kognisi yang terjadi adalah dengan berkurangnya kemampuan berkonsentrasi, berpikir jernih, memiliki pandangan yang sempit sehingga sulit untuk melihat masalah dan jalan keluarnya. Sedangkan perubahan tingkah laku terlihat melalui penampilan, atau saat berbicara seperti ekspresi wajah yang kaku, atau suara yang bergetarlemah. Mekanisme respon terhadap stres adalah pengertian akan adanya ancaman, tak peduli apakah ancaman itu benar-benar nyata atau tidak. Kenyataannya, menurut para peneliti, sebenarnya pengertian akan adanya ancaman itulah yang sebenarnya memicu stres. Jika seseorang merasa terancam, sistem syaraf akan bereaksi dengan hormon stress. Jadi jika seseorang tidak merasa terancam ketika menghadapi peristiwa stres, maka sistem syaraf tidak akan memerintahkan tubuh untuk memberikan respon stres. Hal ini berarti bahwa seseorang dapat memiliki kontrol. Seseorang tidak dapat mengontrol stres yang terjadi disekelilingnya, akan tetapi dia memiliki kontrol sejauh mana stres akan mempengaruhi dirinya. Persepsi, keyakinan dan perilaku seseorang memainkan peranan yang menentukan sejauh mana stres akan berpengaruh terhadap tubuh dan kesehatan. 2.4.2 Penanganan Stres Ada beberapa pola perilaku tertentu yang dapat menolong individu untuk menyesuaikan diri dan meminimalisasi efek negatif stres, yang disebut koping. Koping adalah segala cara yang sehat, baik yang disadari ataupun tidak, yang digunakan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan, baik besar ataupun kecil Halligan, 1995. Ada tiga macam model koping yaitu: koping yang berfokus pada emosi, koping yang berfokus pada kesehatan dan koping yang berfokus pada masalah, yang masing-masing terdiri dari koping internal dan eksternal. Efisiensi koping tergantung dari masalah yang dihadapi individu. Ketika individu mengalami masalah yang tidak dapat dirubah, koping yang berfokus pada emosilah yang biasanya digunakan untuk mengontrol emosi negatif akibat stres. Koping yang berfokus pada emosi secara internal dilakukan melalui regulasi emosi, terutama dengan menggunakan imaginasi dan partisipasi dalam ekspresi kreatif untuk mengontrol dan membebaskan rasa khawatir, marah dan depresi. Koping eksternal dilakukan dengan mencari dukungan dari orang lain yang dapat membantu meringankan stres yang dihadapi individu. Koping yang berfokus pada kesehatan secara internal dilakukan dengan cara spiritual seperti doa, meditasi, kontemplasi dll. Sedangkan secara eksternal dilakukan dengan cara memelihara kesehatan tubuh dengan relaksasi, keharmonisan tubuh dll. Koping yang berfokus pada kesehatan ini diperlukan individu saat menghadapi situasi stres, karena ketika indvidu melakukan koping internal, spiritualitas dapat menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi stres. Selain itu, dengan melakukan koping eksternal, individu dapat menjaga stamina tubuhnya sehingga tidak rentan terhadap penyakit ketika menghadapi stres.