10
Menurut Suryana 2013:108 keberhasilan dalam kewiausahaan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang mencakup hal-hal berikut:
a. Kemampuan dan kemuan. Orang yang tidak memiliki kemampuan,
tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan
yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses.
Kemauan tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan. b.
Tekat yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekat yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk berkerja keras dan orang yang
suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekat yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
c. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang sebaliknya tidak ada
solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang
datang kepada kita.
B. Intensi Berwirausaha
Riyanti dalam Sumarsono, 2013:5 mengatakan bahwa intensi merupakan posisi seseorang dalam dimensi probabilitas subjektif yang
melibatkan suatu hubungan antara dirinya dengan beberapa tindakan. Intensi merupakan faktor motivasional yang mempengaruhi tingkah laku. Intensi
dipandang sebagai ubahan yang paling dekat dari individu untuk melakukan
11
perilaku, maka dengan demikian intensi dapat dipandang sebagai hal yang khusus dari keyakinan yang obyeknya selalu individu dan atribusinya selalu
perilaku. Intensi, menurut Sanjaya dalam Sumarsono, 2013:5 memainkan
peranan yang khas dalam mengarahkan tindakan, yakni menghubungkan antara pertimbangan yang mendalam yang diyakini dan diinginkan oleh
seseorang dengan tindakan tertentu. Selanjutnya intensi adalah kesungguhan niat seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku
tertentu. Maka intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai niat atau keinginan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan
wirausaha menurut Wijaya dalam Sumarsono, 2013:5. Dari pendapat tentang intensi dan wirausaha yang telah dikemukakan,
intensi wirausaha adalah keinginan niat yang ada pada diri seseorang siswa SMK untuk melakukan suatu tindakan wirausaha.
Fishbein dan Ajzen dalam Tony Wijaya, 2007:120 mengemukakan bahwa berdasarkan teori tersebut, intensi merefleksikan keinginan individu
untuk mencoba menetapkan perilaku, yang terdiri dari tiga determinan, yaitu: 1.
Sikap Terhadap Perilaku Sikap terhadap perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa
perilaku tersebut akan membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Individu yang memiliki keyakinan yang positif terhadap suatu
perilaku akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan tersebut. Atau dengan kata lain, sikap yang mengarah pada perilaku
12
ditentukan oleh konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku, yang disebut dengan istilah keyakinan terhadap perilaku.
2. Norma Subjektif
Keyakinan mengenai perilaku apa yang bersifat normatif yang diharapkan orang lain dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan
harapan normatif tersebut membentuk norma subjektif dalam individu. Keyakinan yang mendasari norma subjektif yang dimiliki individu disebut
sebagai keyakinan normatif. Individu memiliki keyakinan bahwa individu atau kelompok tertentu akan menerima atau tidak menerima tindakan yang
dilakukannya. Apabila individu meyakini apa yang menjadi norma kelompok, maka ia akan mematuhi dan membentuk perilaku yang sesuai
dengan kelompoknya. Dapat disimpulkan, bahwa norma kelompok inilah yang membentuk norma subjektif dalam diri individu, yang akhirnya akan
membentuk perilakunya. 3.
Kontrol Perilaku Yang Disadari Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya
faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghalangi performansi perilaku individu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan
perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Keyakinan ini didasari oleh
pengalaman terdahulu tentang perilaku tersebut, yang dipengaruhi oleh informasi dari orang lain, misalnya dari pengalaman orang-orang yang
dikenalteman-teman.
13
Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang meningkatkan atau mengurangi kesulitan yang dirasakan jika melakukan tindakan atau
perilaku tersebut. Kontrol perilaku ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam kondisi lemah. Van Gelderen, et
al. 2006:6 intensi diwakili oleh empat faktor, yaitu: desires, preferences, plans dan behavior expectancies. Desires adalah sesuatu dalam diri seseorang
yang berupa keinginan untuk memulai suatu usaha. Preferences adalah suatu dalam diri seseorang yang menujukkan bahwa berwirausaha adalah suatu
kebutuhan yang harus dicapai. Plans adalah suatu harapan yang ada dalam diri seseorang untuk memulai suatu usaha dimasa akan datang. Sedangkan
behavior exspectancies adalah suatu kemungkinan untuk berwirausaha dengan diikuti oleh target memulai usaha.
Terdapat beberapa alasan yang dapat dijadikan alasan untuk mengembangkan intensi berwirausaha yang ada dalam diri individu, yaitu
Muhammad, 2009:25: 1.
Keuangan, berwirausaha dapat dijadikan jalan untuk mencari nafkah, pendapatan tambahan, menjaga kestabilan keuangan dan menjadi orang
yang kaya. 2.
Sosial, memiliki gengsi dan status yang berbeda agar lebih di hargai dan di hormati, memberikan contoh pada orang lain bahwa menjadi wirausaha
bukanlah pekerjaan yang rendah status sosialnya. Bahkan wirausaha dapat memiliki status sosial yang jauh lebih tinggi dari seorang karyawan jika ia
berhasil menjadi orang yang sukses dalam menjalankan bisnisnya.
14
3. Pelayanan, dapat memberikan pelayanan pada masyarakat luas karena
dengan berwirausaha dapat memberikan lapangan pekerjaan, membantu perekonomian masyarakat, mensejahterakan orang lain, membahagiakan
keluarga dengan keberhasilan yang di raihnya. 4.
Memuaskan diri, berwirausaha dapat membentuk diri orang menjadi mandiri, memenuhi tujuan hidup yang di inginkan, menjadi orang yang
lebih produktif. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa intensi
berwirausaha adalah keinginan atau niat pada diri seseorang untuk melakukan tindakan wirausaha yaitu secara mandiri dan bersungguh-sungguh dengan
yakin untuk memulai usaha yang tidak terlepas dengan resiko dan ketidakpastian, namun dengan adanya ide-ide kreatif dan tindakan inovatif
maka suatu usaha akan berkembang. Dengan mempunyai intensi, seseorang yang akan memulai usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih
baik pada usaha yang dijalaninya. Kesimpulan tentang intensi berwirausaha yag paling utama dari
pendapat Fishbein dan Ajzen dalam Tony Wijaya, 2007:120; Van Gelderen, et al. 2006:6; dan Muhammad, 2009:25: yang pertama adalah sikap
terhadap perilaku, intensi berwirausaha merefleksikan keinginan seseorang untuk menatap sesuatu yaitu keyakinan yang positif bahwa perilaku membawa
kepada hasil yang diinginkan dan cenderung melakukan tindakan, sehingga mengarahkan seseorang untuk melakukan tindakan wirausaha. Yang kedua
adalah preferences, suatu dorongan pada diri seseorang yang menunjukka
15
bahwa berwirausaha merupakan sesatu yang hendaknya dicapai sebagai sebuah kebutuhaan. Yang ketiga adalah plans, dalam melakukan sesuatu
hendaknya dimulai dengan perencanaan yang didasari dengan harapan untuk memuai suatu usaha di masa yang akan datang. Yang keempat adalah sosial,
keinginan untuk menunjukan bahwa dengan menjadi wirausaha bukanlah pekerjaan yang rendah status sosialnya, namun dengan berwirausaha dapat
memiliki status sosial yang jauh lebih tinggi dari karyawan jika sukses dalam menjalankan bisnisnya. Yang kelima adalah pelayanan, dengan berwirausaha
dapat memberikan lapangan pekerjaan, membantu perekonomian masyarakat, mensejahterakan orang lain, dan membahagiakan keluarga atas hasil yang
diraih. Dan yang ke enam adalah memuaskan diri, dengan berwirausaha maka membantu seseorang membentuk dirinya menjadi mandiri, memiliki tujuan
hidup yang di inginkannya dan menjadi orang lebih produktif dengan keberhasilan dalam menjalankan usahanya.
C. Kebutuhan Akan Prestasi