125
4. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap intensi
berwirausha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul
Pada tabel 4.29 diketahui hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 2.039 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,153 lebih besar dari
0,05 sehingga H
05
ditolak dan H
a5
diterima, yang artinya tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan ayah terhadap intensi berwirausaha siswa kelas
XI SMK di Kabupaten Bantul. Pada tabel 4.32 diketahui hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 0,003 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,957 lebih besar dari
0,05 sehingga H
05
ditolak dan H
a5
diterima, yang artinya tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan ibu terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI
SMK di Kabupaten Bantul. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ternyata sebagian besar
pekerjaan orang tua Ayah bekerja bukan sebagai wirausaha yaitu 201 orang dan 63 orang bekerja sebagai wirausaha. Sedangkan untuk pekerjaan
orang tua Ibu sebagaian besar bekerja bukan wirausaha juga yaitu 182 orang dan 82 wirausaha. Secara keseluruhan ada 89.48 orang tua siswa
yang bekerja sebagai bukan wirausaha, dan ada 10.52 orang tua siswa yang bekerja sebagai wirausaha. Karena jumlah pekerjaan orang tua yang
bukan wirausaha sangat besar dampaknya tidak ada pengaruh pekerjaan orang tua terhadap intensi berwirausaha. Menurut penelitian orang tua
memberikan dampak kuat pada pemilihan niat berwirausaha, penelitian menunjukan para wirausaha biasanya memiliki orang tua yang juga
126
seorang wirausaha. Sehingga dalam penelitian ini tidak ada pengaruh perkerjaan prang tua terhadap intensi berwirausaha karena orang tua siswa
SMK di Kabupaten Bantu cenderung bukan wirausaha.
5. Pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa
kelas XI SMK di Kabupaten Bantul
Pada tabel 4.35 diketahui hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 242.725 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 sehingga H
05
dititerima dan H
a5
ditolak, yang artinya ada pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK
di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kriteria rasio CC
max
koefisien 0.848 berada pada rentang 0.800 – 0.1000 dengan
interprestasi sangat tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK
di Kabupaten Bantul. Peneliti melakukan pengkajian terhadap kriteria rasio yang sebesar 84.8 bahwa intensi berwirausaha di kalangan siswa di
tentukan oleh potensi kreatifitas dan inovatif dan sebagian yang lain yaitu sebesar 15.5 dipengaruhi oleh indikator lain. lain.
Tabel 4.10 menunjukkan 264 siswa-siswi yang menjadi responden. Adapun gambarannya menunjukkan bahwa 116 siswa 43.94
menyatakan bahwa kreatifitas dan inovatif dengan kategori sangat tinggi, 136 siswa 51.51 menyatakan bahwa kreatifitas dan inovatif dengan
kategori tinggi, 11 siswa 4.17 menyatakan bahwa kreatifitas dan
127
inovatif dengan kategori sedang, dan 1 siswa 0.38 menyatakan bahwa kreatifitas dan inovatif dengan kategori sangat rendah . Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Kreatifitas dan Inovatif yang di miliki siswa kelas XI di Kabupaten Bantul tergolong tinggi. Dalam hal ini kreatifitas
dan inovatif dapat digunakan untuk memprediksi tingkat intensi berwirausaha pada siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantu. Semakin
tinggi kreatifitas dan inovatif akan semakin tinggi intesi berwirausaha siswa. Sebaliknya, semakin rendah kreatifitas dan inovasitf akan semakin
rendah intensi berwirausha siswa. Sehingga kreatifitas dan inovatif siswa sangat diperhatikan untuk meningkatkan intensi berwirausha siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor kreatifitas dan inovatif tergolong tinggi, intensi berwirausahatergolong sangat tinggi dan derajat
asosiasi menunjukankan rasio 0.848 dan tergolong sangat tinggi. Atas dasar penelitian tersebut peneliti memiliki keyakinan bahwa indikator
faktor kreatifitas dan inovatif yaitu 1 mampu berfikir kreatif, 2 peningnya sesuatu yang baru, 3 mampu memecahkan masalah, 4 tidak
terpaku pada yang dipelajari, 5 menganalisis peluang, 6 mampu bertindak inovaif sudah cukup baik terhadap intensi berwirausaa.
Menurut para ahli dapat disimpulkan kreatifitas dan inovatif merupakan modal penting yang harus dimiliki calon wirausaha karena
kreatifitas dan inovatif merupakan daya cipta atau kemampuan untuk menciptakan. Orang berusaha berfikir kreatif karena adanya keinginan
yang kuat pada pribadinya untuk menghasilkan suatu kemajuan, akibat
128
dari adanya dorongan untuk berprestasi yang tinggi, serta adanya kesadaran akan pentingnya sesuatu yang baru tersebut. Kreatifitas dan
inovatif memiliki pengaruh terhadap intensi siswa untuk berwirausaha, karena bagi seorang wirausaha setiap saat harus siap menghadapi
persaingan.
129
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab IV mengenai pengaruh kebutuhan akan prestasi, pendidikan kewirausahaan, pemahaman
akses terhadap modal, kreatifitas dan inovatif, latar belakang pekerjaan orang tua, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha
siswa SMK kelas XI di Kabupaten Bantul. Dengan derajat asosiasi sedang. Pernyataan ini didukung oleh nilai Pearson Chi-Square x
2
hitung sebesar 78.419 ; nilai Asymp. Sig
0,000 α 0,05. Nilai C 0,901 dan C
max
sebesar 0,478 maka hasil yang diperoleh sebesar 0.586 0,4780,816. Kriteria nilai
rasio CC
max
koefisien 0.586 berada pada rentang 0,40 – 0,599
2. Ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha
siswa SMK kelas XI di Kabupaten Bantul. Namun dengan derajat asosiasi sedang. Pernyataan ini didukung oleh nilai Pearson Chi-Square x
2
hitung sebesar 40.204
; nilai Asymp. Sig 0,000 α 0,05. Nilai C 0,363 dan C
max
sebesar 0,816 maka hasil yang diperoleh sebesar 0,445 0,3800,816. Kriteria nilai rasio CC
max
koefisien 0,465 berada pada rentang 0,400 –
0,599. 3.
Ada pengaruh pemahaman akses terhadap modal terhadap intensi berwirausaha siswa SMK kelas XI di Kabupaten Bantul. Namun dengan