119
Individu yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi akan terus berupaya sampai sesuatu yang diinginkan mampu diraih. Dan dengan
memegang tiga atribut yang melekat pada seseorang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu: 1 menyukai tanggungjawab
pribadi dalam mengambil keputusan, 2 mau mengambil resiko sesuatu dengan kemampuannya, dan 3 memiliki minat untuk belajar dari
keputusan yang telah diambil dapat meningkatkan intensi berwirausaha. Kebutuhan akan prestasi sangat penting bagi siswa karena dengan
memiliki kebutuhan yang tinggi siswa dapat mengatasi kesulitan, memiliki tanggungjawab yang tinggi, berani mengambil resiko dan lebih menyukai
tantangan. Seseorang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi akan terus berupaya sampai sesuatu yang diinginkan mampu diraih
sehingga dapat mencapai kesuksesan dan keunggulan.
2. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha
siswa kelas XI SMK di Kabupaten bantul
Pada tabel 4.23 diketahui hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 40.204 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 sehingga H
02
ditolak dan H
a2
diterima, yang artinya ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI
SMK di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kriteria rasio CC
max
koefisien 0.465 berada pada rentang 0.400 – 0.599 dengan
interprestasi sedang. Jadi dapat disimpulakan bahwa pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha dapat diinterprestasikan
120
sedang. Peneliti melakukan pengkajian terhadap kriteria rasio yang sebesar 46.5 bahwa intensi di kalangan siswa SMK ditentukan oleh potensi
pendidikan kewirausahaan dan sebagian yang lain yaitu 53.5 dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Tabel 4.7 menunjukkan 264 siswa-siswi yang menjadi responden. Adapun gambarannya menunjukkan bahwa 93 siswa 35.23
menyatakan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dengan kategori sangat baik, 104 siswa 39.39 menyatakan pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dengan kategori baik, 51 siswa 19.32 menyatakan pendidikan kewirausahaan dengan kategori cukup, 12 siswa 4.54
menyatakan pendidikan kewirausahaan dengan kategori tidak baik, dan 4 siswa 1.52 menyatakan pendidikan kewirausahaan dengan kategori
sangat tidak baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan yang dimiliki siswa kelas XI di Kabupaten Bantul
tergolong baik. Dalam hal ini pendidikan kewirausahaan dapat digunakan untuk memprediksi intensi berwirausaha pada siswa kelas XI di Kabupaten
Bantul. Semakin baik pendidikan kewirausahaan akan semakin tinggi intensi berwirusaha. Sebaliknya, jika semakin tidak baik pendidikan
kewirausahaan akan semakin rendah intensi berwirausaha untuk siswa. Sehingga
pendidikan kewirausahaan
perlu diperhatikan
untuk meningkatkan intensi berwirausaha pada siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor pendidikan kewirausahaan tergolong baik, intensi tergolong sangat tinggi, namun
121
derajat asosiasi menunjukan rasio 0.465 dan tergolong sedang. Atas dasar hasil penelitian tersebut maka peneliti memiliki keyakinan bahwa masih
ada indikator daktor pendidikan kewirausahaan yang lain selain: 1 keterampilanskill, 2 percaya diri, 3 orisinalitas, 4 body of knowledge,
dan 5 mengembangkan, memupuk dan membina yang belum terungkap dan menjadi penentu untuk memberi porsi yang lebih besar terhadap
intensi berwirausaha pada siswa kelas XI di Kabupaten Bantul. Pengembangan dan penemuan indikator yang diyakini faktor pendidikan
kewirausahaan yang lain sebagai indikator yang diyakini memiliki peranan besar untuk meningkatkan intensi berwirausaha dapat dilakukan oleh
peneliti selanjutnya dalam penelitin yang serupa. Menurut para ahli pendidikan kewirausahaan sebagai usaha sadar
dan terencana
untuk mewujudkan
proses pembelajaran
agar mendewasakan peserta didik dan mengembangkan potensi dirinya
sehingga memiliki
pengetahuan dan
pengalaman. Pendidikan
kewirausahaan memiliki pengaruh besar terhadap intersi berwirausaha siswa, karena dengan adanya pendidikan kewirausahaan menanamkan
nilai-nilai kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku peserta didik agar dapat mandiri. Pendididkan kewirausahaan juga mampu
memebekali peserta didik dengan berbagai kompetensi kewirausahaan yang nantinya akan memebawa mamfaat bagi kehudupannya. Selain itu
melalui pendidikan kewirausahaan siswa mendapat teori, konsep dan perkembangan ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan. Dan siswa juga
122
mendapat berbagai macam-macam strategi dan pengalaman-pengalaman dalam berwirausaha melalui pengajaran yang disampaikan oleh guru.
Sehingga pihak sekolah juga harus meningkatkan kualitas pendidikan kewirausahaan melalui mata pelajaran kewirausahaan misalnya
dengan mengajarkan siswa menciptakan dan melakukan usaha kecil di lingkungan sekolah yang dikelola siswa itu sendiri. Hal tersebut dilakukan
untuk meningkatkan intensi berwirausaha pada sisiwa melalui pendidikan kewirausahaan.
3. Pengaruh Pemahaman cara akses terhadap modal terhadap intensi