Masalah Pemerataan Pendidikan Probematika Pendidikan

ketersediaannya jumlah sekolah yang ada, sehingga tidak semua anak sekolah bisa ditampung masuk dibangku sekolah. Permasalahan daya tampung pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sekitar tahun 1960-an dimana telah terjadi ”baby boom” yang masalahnya baru dirasakan pada tahun 1970-an sampai sekarang. Untunglah pada saat itu, pemerintah Orde Baru mengeluarkan kebijakan Inpresnya dengan membangun gedung-gedung sekolah secara massal, sehingga sedikit dapat diatasi. Untuk kondisi sekarang, pada dasarnya permasalahan daya tampung untuk sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah masih sangat terbatas. Untungnya banyak pihak masyarakat seperti yayasan atau lembaga-lembaga tertentu yang ikut berpartisipasi membangun sekolah-sekolah swasta sehingga persoalan daya tampung ada solusinya.

b. Masalah Pemerataan Pendidikan

Pemerataan pendidikan disini dimaksudkan berkenaan dengan seberapa banyak anak-anak usia sekolah yang mendapatkan layanan pendidikan, disamping itu juga apakah layanan pendidikan tersebut berlaku sama untuk semua anak usia sekolah. Kenyataanya tidak semua anak di Indonesia memperoleh kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan, lebih-lebih pendidikan yang bermutu atau berkualitas. Permasalahan pemerataan pendidikan karena dalam UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa warga negara berhak mendapatkan pelajaranpendidikan. Amanat dari UUD 1945 tersebut seharusnya memaksa kepada pemerintah untuk dapat menyediakan layanan pendidikan seluas-luasnya kepada semua warga negara Indonesia dengan tanpa adanya diskriminasi. Masih banyak masalah yang perlu diatasi menyangkut pemerataan pendidikan ini, diantaranya: 1 Desa-kota ; dalam hal ini kesenjangan kualitas dan penyelenggaraan antara desa dengan kota masih sangat jauh, keadaan pendidikan dikota jauh lebih baik dibangdingkan di desa, baik menyangkut fasilitas, jumlah guru, akses informasi, kualitas output , dan lain-lain. 2 Negeri-Swasta; meskipun sudah banyak sekolah-sekolah swasta yang sudah cukup bagus penyelenggaraan pendidikan dan mampu melahirkan outputnya yang berkualitas, namun secara umum, sekolah-sekolah swasta, terutama seperti madrasah-madrasah swasta yang ada di kampung- kampung, yang jumlahnya masih sangat banyak, masih jauh tertinggal dan jauh dari harapan, baik menyangkut fasilitas, jumlah guru, kesejahteraan guru, maupun kualitas output. 3 Umum-Agama ; disebabkan di Indonesia terjadi dualisme penyelenggaraan pendidikan yaitu Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, yang menyelenggarakan pendidikan nasional, dan Kementerian Agama yang menyelenggarakan kependidian madrasah dan pesantren, baik pembiayaan maupun kualitas sepertinya masih terjadi perbedaan yang cukup signifikan. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya pemahaman para pengambil kebijakan, yang kadang-kadang melakukan kebijakan yang berbeda, perlakuan terhadap madrasah masih sangat diskriminatif, padahal maupun sekolah umum maupun madrasah adalah sama-sama aset bangsa, yang pemberlakuanya harus sama, tidak diskriminatif.

c. Masalah Mutu