Masalah Kualitas dan Kuantitas Guru

yang dapat dirumuskan dalam rancangan tertulis yang berkaitan erat dengan infrastruktur. Model kedua menitik beratkan tiga variabel mutu yaitu kultur sekolah, realitas mutu sekolah adalah hasil dari pengaruh langsung proses belajar mengajar yang ditentukan oleh kultur sekolah, kepemimpinan, manajerial, dan infrastuktur. Zamroni, 2007.

d. Masalah Kualitas dan Kuantitas Guru

Masalah guru menjadi sorotan, karena guru merupakan ujung tombak dari setiap kebijakan atau yang berkaitan dengan pendidikan. Gurulah yang akan melaksanakan secara operasional segala bentuk pola, gerak, dan geliatnya. Perubahan dalam dunia pendidikan. Ketika berbagai model pembelajaran yang berkaitan dengan kurikulum misalnya, gurulah yang sangat berperan dalam melaksanakanya. Mengingat peran besar guru tersebut, guru dituntut untuk memberikan perhatian sebesar-besarnya kepada pengembangan mutu pendidikan. Tapi persoalanya, keadaan guru sendiri belum banyak mendukung kearah itu baik menyangkut kualitas, profesionalisme, kuantitas, maupun kesejahteraanya. Bedasarkan studi yang dilakukan Balitbang Pendidikan Nasional Ace Suryadi, 2004, bahwa guru yang berkualitas adalah SDM yang dituntut untuk memiliki status profesional baik sebagai pendidik maupun sebagai pengelola pendidikan. Dalam studi tersebut ditemukan bahwa profesionalisme SDM memiliki tiga karakteristik utama yaitu, kemampuan profesional professional capacity , upaya profesional professional effort , dan pencurahan perhatian terhadap profesinya time devotion . 1 Professional capacity kemampuan profesional Adalah kemampuan SDM dalam intelegensi, sikap dan prestasi mereka dalam mengelola dan mengejar. Secara sederhana, kemampuan profesional ini ditunjukan dengan penguasaan guru akan pengetahuan tentang materi yang akan diajarkan, termasuk upaya untuk selalu memperkaya dan meremajakan pengetahuanya sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di lain pihak, kemampuan profesional kepala sekolah ditunjukan oleh penguasaan mereka terhadap cara-cara mengelola pendidikan yang efesien dan efektif. 2 Professional efforts upaya profesional Merupakan upaya seorang guru mentranspormasikan kemampuan profesioanal yang dimilikinya kedalam tindakan yang nyata dalam mengelola pendidikan serta pembelajaran. Dalam beberapa keahlian mengajar seperti menguasi metodologi dan pendekatan mengajar, dapat menggunakan bahan- bahan pengajaran, dapat mengelola kegiatan belajar siswa, selalu berusaha untuk meneliti dan berinovasi untuk mengembangkan program pengajaran yang efektif sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, serta tahap perkembangan siswa. 3 Professional time devotion waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional Merupakan banyaknya waktu yang digunakan guru untuk melaksanakan tugas-tugas profesinya. Hal ini merupakan salah satu faktor terpenting bagi guru yang efektif, seperti ditunjukan oleh konsep waktu belajar time on task yang di ukur dari banyaknya atau intensitas siswa belajar secara perorangan. Waktu yang digunakan untuk kegiatan profesional ini telah ditemukan oleh beberapa penelitian sebagai predikator terbaik untuk mengukur mutu hasil belajar peserta didik. Secara kuantitas, keadaan guru di Indonesia boleh dikatakan masih seimbang dengan jumlah peserta didik yang ada kenyataan ini akan lebih diperparah dengan ketidak merataan penyebaran guru di sekolah-sekolah. Bagi sekolah yang berada diperkotaan umumnya sudah cukup memadai, akan tetapi bagi sekolah-sekolah yang berada didesa dikampung atau daerah-daerah terpencil masih sangat memperhatinkan banyak sekolah yang mempunyai murid ratusan orang, sementara guru yang dimiliki hanya 2 atau 3 orang. Oleh karena itu ketidak merataan, ketimpangan, fasilitas yang minim, kekurangan guru, dan kualitas Output yang rendah masih akan mewarnai berbagai masalah pendidikan di Indonesia saat ini dan akan datang. Kebijakan yang benar dan perhatian yang serius dari pemerintah sangat dinantikan untuk hal ini. Kalau tidak mendapat perhatian maka Ujiana Nasional yang dilakukan setiap tahun dengan tujuan peningkatakan mutu dan standarisasi secara nasional, akan menjadi sia-sia dan penghamburan uang negara yang luar biasa banyaknya.

e. Masalah Pembiayaan Pendidikan