Pengertian Konsep Pengertian Anak Konsep anak baik

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Anak Baik

1. Pengertian konsep anak baik

Setiap keluarga pasti mendambakan hadirnya seorang anak di tengah- tengah keluarga mereka. Ketika anak tersebut lahir maka tiap orang tua pasti memiliki gambaran atau angan-angan tentang anaknya ketika dewasa nanti akan menjadi orang yang membanggakanya. Maka, untuk mewujudkan angan-angan tersebut, orang tua juga memiliki gambaran bagaimana mereka akan merawat dan mendidik anak tesebut. Orang tua pun juga memiliki tolak ukur atau “rumus- rumus” dalam menilai anak. Termasuk juga dalam menilai anak apakah termasuk anak yang baik atau anak yang masih kurang baik, yang sangat di pengaruhi oleh lingkungan dan budaya setempat.

a. Pengertian Konsep

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011, konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yg ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

b. Pengertian Anak

Anak adalah individu yang melewati masa kanak – kanak yaitu rentang waktu usia enam sampai dua belas tahun, dimasa ini individu dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pengaruh orang tua pada masa ini sangat dominan pada pembentukan perilaku dan kepribadiannya, disamping faktor sosial yang mendukungnya Hurlock, 1995. Menurut Erikson, masa ini disebut juga sebagai masa industry, perkembangan psikososialnya menunjukkan anak yang berada dalam usia sekolah memperoleh bermacam-macam keterampilan, kemampuan dan mengetahui apa yang akan dilakukannya dan bagaimana anak akan melakukannya Gunarsa, 1985. Anak manusia tidak mungkin bertahan hidup survive tanpa masyarakat, tanpa lingkungan sosial tertentu. Anak dilahirkan, di rawat, di didik, tumbuh berkembang dan bertingkah laku sesuai dengan martabat manusiawi, di dalam lingkungan kultural sekelompok manusia. Maka keluarga yang terdiri ayah, ibu dan sanak saudara beserta lingkungan sosial itu dihayati oleh anak sebagian dari dirinya sendiri. Karena itu anak manusia adalah individu sosial yang harus hidup ditengah lingkungan sosial Kartono, 1995. Pada usia sekolah juga, anak mulai mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan mulai mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan masyarakat Poerwati dan Widodo, 2002.

c. Konsep anak baik

Konsep anak baik secara bahasa dapat didefinisikan sebagai ide atau pengertian anak yang bermoral memahami apa yang dianggap salah dan apa yang dianggap benar sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di keluarga maupun lingkungannya Suseno, 1987. Dalam pandangan agama Islam anak yang baik disebut anak sholeh, didalam Al Quran surat Luqman terdapat pesan orang tua kepada anak agar menjadi anak yang sholeh : “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah” Q.S. Luqman : 17 “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” Q.S. Luqman : 18 “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” Q.S. Luqman : 19 Menurut Ulwan 1988 anak yang sholeh adalah anak yang taat dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya amar ma’ruf nahi mungkar dengan bersumber pada nilai-nilai Islami, serta menjadikan Islam sebagai agamanya, Al-Quran sebagai imamnya, dan Rasulullah Saw. sebagai pemimpin dan tauladannya. Ciri-ciri anak sholeh dalam pandangan Ulwan 1988 adalah Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta hari akhir, mencintai Rasulullah Saw dan ahli baitnya, meneladani sepak terjang para Sahabat, berbuat baik kepada kedua orang tua birrul walidain, amar ma’ruf nahi mungkar, mendirikan sholat, puasa, membayar zakat, menunaikan haji jika mampu, bersabar menghadapi cobaan dalam kehidupan, tidak bersikap sombong, masa bodoh atau acuh tak acuh, selalu bertutur yang sopan dan bersikap santun terhadap setiap orang. Dalam pandangan agama Kristen tidak disebutkan secara pasti bagaimana gambaran anak yang baik dalam agama Kristen, tetapi dalam alkitab terdapat 10 perintah Allah yang menjadi landasan nilai-nilai agama dan nilai moral dalam setiap pemeluk agama Kristen, salah satu perintah tersebut terdapat pada kitab ulangan kitab perjanjian lama “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu” 20:11, sehingga patuh kepada kedua orang tua merupakan salah satu nilai penting yang diberikan oleh anak-anak pemeluk agama Kristen. Budaya Jawa memiliki nilai-nilai yang menjadi pesan moral orang tua kepada anaknya. Dalam serat Wulangreh karya Paku Buwono IV Harsono, 2005 ada lima individu yang wajib dihormati yaitu a orang tua atau bapak dan ibu, b mertua, c saudara laki-laki yang paling tua, d guru, e raja. Dalam serat wulangreh juga terdapat pesan orangtua kepada anak, yaitu : a Patuh lahir lan batin marang wong tuwa Patuh lahir dan batin kepada orang tua b Aja gampang mongkog puas marang nasib kang ditampa Jangan mudah puas dengan nasib yang diterima c Takon marang alim ulama bab agama lan Al Quran Bertanya kepada ulama mengenai agama dan Al Quran d Takon marang sarjana utawa wong pinter ngenani suba sita lan tata basa Bertanya kepada sarjana atau orang yang pintar mengenai tata aturan dan tata bahasa e Sregeb maca kitab-kitab lawas kang isi tuladha lan crita-crita kang becik. Rajin membaca kitab-kitab lama yang berisi contoh-contoh dan cerita yang baik. Menurut Geertz 1961 pada keluarga Jawa terdapat dua nilai yang ditanamkan kepada anak yaitu nilai hormat dan nilai rukun, kedua nilai tersebut tidak hanya menjadi pedoman moral dalam sistem kekerabatan keluarga tetapi menjadi nilai terpenting yang ditanamkan pada anak-anak Jawa, sebagai pondasi awal menciptakan anak yang baik.

2. Tahap-tahap perkembangan pada anak