Tahap perkembangan kognisi Tahap perkembangan sosial

sekolah formal yang dijalaninya. Namun demikian faktor keluarga masih tetap harus diperimbangkan andilnya dalam perkembangan anak. Menurut Hurlock 1980 pada akhir masa kanak-kanak late childhood berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhir masa akhir kanak-kanak ditandai dengan kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial pada anak.

a. Tahap perkembangan kognisi

Menurut Piaget Nuryati, 2008 ada tiga tahap perkembangan kognisi yang terjadi pada masa anak yaitu tahap praoperasional, tahap operasional konkrit dan tahap operasional formal 1 Tahap praoperasional usia sekitar 2 – 7 tahun Pada tahap ini anak mulai mampu menerangkan dunia melalui kata–kata dan gambar. Namun, anak belum mampu melakukan tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak melakukan secara mental hal-hal yang dahulu dilakukan secara fisik. 2 Tahap operasional usia 7-11 tahun Pada tahap ini anak-anak mulai mampu berpikir logis untuk menggantikan cara berpikir sebelumnya yang masih bersifat intuitif-primitif, namun membutuhkan contoh-contoh konkret. 3 Tahap operasional formal usia sekitar 11-15 tahun Pada tahap ini individu melewati dunia nyata dan pengalaman konkret menuju cara berpikir yang lebih abstrak dan logis, sistematis, serta mampu mengembangkan hipotesis tentang penyebab terjadinya suatu peristiwa. Kemudian, dia menguji hipotesis tersebut secara deduktif. Sebagai konsekuensinya, anak mulai mengembangkan gamabaran yang ideal, misalnya bagaimana menjadi orang tua yang ideal .

b. Tahap perkembangan sosial

Pada masa anak yang lebih besar atau masa anak akhir menurut Erikson Nuryati, 2008 ada empat tahap perkembangan yang dimulai sejak bayi. Pada masa anak tahap perkembangan terjadi dalam dua tahap. 1 Tahap konflik antara prakarsa dan rasa bersalah Masa ini terjadi ketika masa prasekolah. Ketika memasuki masa ini, lingkungan anak semakin luas, lingkungan anak semakin luas sehingga anak ditantang untuk mengahadapi tanggung jawab yang lebih luas dan besar. Anak mulai dapat diberi tanggung jawab untuk memelihara binatang kesayangan atau mainannya. Pengembangan tanggung jawab akan menimbulkan prakarsa, sebaliknya tidak-adanya kesempatan untuk mengembangkan tanggung jawab akan menimbulkan rasa bersalah. Namun demikian rasa bersalah ini akan dengan cepat tergantikan oleh prakarsa. 2 Tahap krisis antara tekun dan rasa rendah diri Ketika anak memasuki usia sekolah, anak akan memasuki tahap perkembangan berikutnya, yaitu krisis antara tekun dan rasa rendah diri industry vs. infentory. Prakarsa yang diperoleh pada tahap perkembangan sebelumnya akan membawa anak ke pengalaman baru yang lebih bervariasi. Hal itu akan mengarahkan energi yang ada untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan penguasaan pengetahuan melalui imajinasi. Memasuki sekolah merupakan kesempatan untuk mengembangkan imajinasi serta pengetahuan, sekaligus mulai dikembangkan rasa tidak berkompeten yang menimbulkan rasa rendah diri. Tugas guru adalah memberikan bimbingan yang lembut tetapi tegas agar anak dapat belajar tentang sesuatu yang semula tidak terpikirkan. Dari tahap-tahap teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognisi anak terjadi karena proses belajar, asimilasi maupun akomodasi, dimulai dari benda-benda yang pertama dilihat maupun dipegang oleh bayi, misalnya ibu jari atau susu ibu. Teori psikososial erikson menyatakan bahwa perkembangan manusia terjadi sepanjang rentang kehidupan dimana masing- masing tahap memiliki masa kritis. Seseorang yang mampu melewati masa kritis pada tiap tahap perkembangan akan mencapai integritas kebermaknaan hidup di usia tuanya Pratisti, 2008.

c. Tahap perkembangan bahasa