1. Pengumpulan Sumber Benda artefak 2. Kritik Sumber

Munzizen, 2013 Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pendapat dari dua generasi tersebut terkait dengan perkembangan Kesenian Tanjidor. Hasil wawancara dengan para narasumber tersebut kemudian disalin dalam bentuk tulisan untuk memudahkan peneliti dalam proses pengkajian yang akan dibahas pada bagian selanjutnya. Setelah semua sumber yang berkenaan dengan masalah penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan, kemudian dilakukan penelaahan serta mengklasifikasikan terhadap sumber-sumber informasi, sehingga benar-benar dapat diperoleh sumber relevan dengan masalah penelitian yang dikaji. 3. 3. 1. 3. Pengumpulan Sumber Benda artefak Sumber Benda kaitannya dengan heuristik yaitu benda yang memiliki kemampuan menyikapi peristiwa masa lalu. Contoh-contoh sumber benda adalah; candi, patung, potret, film dan lukisan. Sumber benda yang diperoleh penulis didapatkan dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bekasi berupa foto-foto dan video rekaman Kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi. Selain itu juga sumber benda lainnya adalah alat-alat musik Tanjidor yang rata-rata sudah berumur sangat tua yaitu sekitar 60 tahun. Penulis melihatnya langsung di rumah salah satu pimpinan Kesenian Tanjidor di Setu Kabupaten Bekasi. Sehingga dari benda-benda tersebut penulis bisa mengetahui informasi lebih mengenai Kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi. 3. 3. 2. Kritik Sumber Munzizen, 2013 Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Langkah kedua setelah melakukan Heuristik dalam penelitian, penulis tidak lantas menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber yang sudah dikumpulkan. Langkah selanjutnya adalah melakukan penyaringan secara kritis terhadap sumber yang diperoleh, terutama terhadap sumber-sumber primer, agar terjaring fakta yang menjadi pilihannya. Langkah-langkah inilah yang disebut sebagai kritik sumber, baik terhadap bahan materi sumber maupun terhadap isi sumber. Dalam tahap ini data-data yang telah dibuat berupa hasil tertulis maupun sumber lisan, disaring dan dipilih untuk dinilai dan diselidiki kesesuain sumber, keterkaitan dan keobjektifannya. Kritik sumber dapat dilakukan terhadap sumber tertulis maupun sumber lisan. Informasi berupa data atau fakta dari sumber tertulis disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sedangkan untuk sumber lisan kritik dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal seperti faktor usia, prilaku dalam arti apakah narasumber mengatakan yang sebenarnya. Kemudian penulis mengadakan kaji banding terhadap data lisan dari beberapa narasumber. Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal.

3.3.2.1. Kritik Eksternal