14 social group dan kelompok tugas task group. Tentang hal ini menurut
Bertrand 1974 mengemukakan bahwa kelompok sosial lebih menekankan kepada tujuan pemenuhaan fungsi-fungsi sosial seperti mencapai kesenangan
atau kesehatan rohani. Sedangkan kelompok tugas lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas-tugas tertentu yang harus diselesaikan dengan baik selama
jangka waktu tertentu Miles, 1959. Ciri lain yang membedakan antara kelompok sosial dan kelompok tugas adalah: kelompok sosial akan tetap
bertahan keberadaannya, meskipun ada salah satu tugas yang telah terselesaikan; sedang kelompok tugas, seringkali segera bubardibubarkan jika tugas tunggal
yang dibebankan itu telah terselesaikan. Sehingga, keterikatan anggota dalam kelompok tugas hanya terbatas pada adanya tugas khusus yang harus
diselesaikan, sedang pada kelompok sosial, keterikatan kepada kelompok itu seringkali berlangsung seumur hidup, kecuali jika memang merasa sudah tidak
ada persesuaian dalam hubungan sosialnya Mardikanto, 2009.
3. Kelompok Tani
Mosher 1966 mengemukakan bahwa salah satu syarat pelancar dalam pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok tani. Kelompok tani
menurut Deptan 2007 adalah kumpulan petanipeternakpekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi,
sumber daya dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
15 Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di perdesaan yang
ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani. Akan tetapi dalam perkembangannya telah menjadi suatu tatanan berstruktur hirarki yang
menetapkan adanya alokasi fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab para anggotanya dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Mardikanto 1983 menyatakan bahwa kelompok tani secara konsepsional bukan lagi kelompok informal, tetapi lebih tepat disebut kelompok formal. Secara
sosiologi Rusidi 1978 menyimpulkan bahwa kelompok tani yang semula merupakan kelompok sosial berkembang menjadi kelompok tugas.
Lebih lanjut untuk penumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok- kelompokorganisasi sosial yang sudah ada di masyarakat yang selanjutnya
melalui kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan
produksi dan pendapatan dari usahataninya. Kelompok tani sebagai alat untuk mencapai tujuan kelompok maka
keberadaannya perlu diselaraskan dengan tujuan individu petani yang menjadi anggotanya. Kelompok tani memiliki beberapa fungsi yang memungkinkan bagi
anggota dan kelompok itu sendiri mencapai tujuan bersama. Adapun fungsi dari kelompok tani adalah sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi.
Menurut Deptan 2007, kelompok tani sebagai kelas belajar, merupakan wadah belajar-mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusahatani. Kelompok tani sebagai wahana kerjasama merupakan tempat untuk
16 memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar
kelompok tani serta dengan pihak lain. Sedangkan kelompok tani sebagai unit produksi maka usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota
kelompok tani secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari
segi kuantitas, kualitas maupun kuantitas. Menurut Adjid 1992, bahwa untuk mencapai kemandirian anggota
kelompok tani dalam berusahatani maka ketiga fungsi dari kelompok tani tersebut harus diupayakan selaras, selalu dalam keadaan dinamis dan saling mendukung.
Kondisi semacam ini tidak dengan sendirinya akan muncul, tetapi memerlukan stimulasi dan motivasi yang lahir dari proses interaksi sosial yang berupa gerak
atau kekuatan dari masyarakat itu sendiri.
4. Kegiatan Usahatani dalam Kelompok