Pengungkapan Wajib Pos Ekuitas

commit to user 14 yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk setiap jenis industri, yaitu manufaktur, investasi, rumah sakit, jalan tol, perhotelan, restoran, telekomunikasi, konstruksi, perdagangan, transportasi, real estate, peternakan, dan perkebunan. Kemudian pada tanggal tanggal 31 Januari 2008 dikeluarkan Surat Edaran Bapepam dan LK No. SE-02BL2008 tentang pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk industri pertambangan umum, minyak dan gas bumi, dan perbankan. Pengungkapan informasi yang diatur oleh Bapepam ataupun IAI merupakan pengungkapan yang wajib dipatuhi oleh perusahaan yang telah go public. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi berdasarkan pada prinsip pengungkapan penuh full disclosure sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan bagi para pengguna Trimuharmi, 2010. Peraturan tersebut mengatur pengungkapan untuk setiap pos dalam laporan keuangan, salah satunya adalah pos ekuitas.

3. Pengungkapan Wajib Pos Ekuitas

Ekuitas merupakan hak residual atas aset suatu perusahaan setelah dikurangi dengan kewajibannya, dimana menunjukkan kepentingan pemilik pada entitasnya Financial Accounting Standards Board, 1985. Pengertian Ekuitas menurut PSAK No. 21 akuntansi ekuitas ayat 2 tahun 2007 adalah: commit to user 15 “Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aset dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.” Pengungkapan wajib dalam penelitian ini berfokus pada ekuitas, dimana item pengungkapannya mengacu pada PSAK No. 21 tahun 2007 2 . Terdapat beberapa alasan penelitian ini berfokus pada ekuitas. Pertama, pengungkapan ekuitas penting untuk mengetahui posisi ekuitas dan sumber modal perusahaan tersebut secara jelas. Modal BUMN yang listing di BEI tidak lagi dari pemerintah saja, tetapi terdiri dari para pemegang saham, sehingga sumber modal perusahaan penting untuk diungkapkan. Berdasarkan PSAK No. 21, ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku. Tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham antara lain adalah menyediakan informasi kepada pihak yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan manajemen dan menyediakan informasi tentang prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab pemilik http:cafe- ekonomi.blogspot.com, 2009. Kedua, salah satu ruang lingkup ekuitas yang diatur dalam PSAK No. 21 adalah ekuitas untuk BUMN. Terdapat PSAK untuk pos tertentu yang dikecualikan untuk diterapkan dalam beberapa hal. Seperti halnya pada PSAK No. 14 mengenai persediaan, PSAK tersebut dapat diterapkan untuk semua persediaan 2 Meskipun SAK telah mengalami beberapa kali revisi, namun tidak terdapat perbedaan pengungkapan ekuitas yang diatur di PSAK No. 21 pada tahun 2004, 2007 dan 2009. commit to user 16 kecuali dalam beberapa hal, salah satunya dikecualikan untuk persediaan hasil tambang umum dan minyak dan gas bumi, sedangkan BUMN yang listing di BEI terdiri dari berbagai jenis perusahaan, termasuk di dalamnya industri pertambangan umum dan minyak dan gas bumi. Berdasarkan pengecualian tersebut, hal ini menjadi alasan untuk menggunakan pos ekuitas karena ruang lingkup ekuitas yang diatur didalamnya termasuk ekuitas untuk BUMN. Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield 2008 bagian ekuitas pemilik biasanya dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu 1 modal saham, 2 modal disetor tambahan, dan 3 laba ditahan. Persyaratan pengungkapan yang utama untuk modal saham adalah jumlah nilai pari saham yang diotorisasi, diterbitkan dan yang beredar Kieso et al, 2008. Berdasarkan PSAK No. 21, pengungkapan ekuitas terdiri dari beberapa komponen diantaranya pengungkapan saldo laba, peristiwa setelah tanggal neraca, per jenis saham, kerugian, dividen, saham beredar yang diperoleh kembali dan pengungkapan bagian lain ekuitas seperti saldo laba, agio, selisih penilaian kembali aktiva tetap, dan cadangan. Penelitian ini tidak mengacu pada Surat Edaran Ketua Pengawasan Pasar Modal Nomor: SE-02PM2002 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten untuk setiap industri karena untuk jenis industri perbankan, minyak dan gas bumi, pertambangan umum belum diatur dalam surat edaran tersebut. Peraturan untuk industri tersebut baru dikeluarkan pada tahun 2008 melalui Surat Edaran Bapepam dan LK No. SE-02BL2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas commit to user 17 Bumi, dan Perbankan”, sedangkan penelitian ini mencakup periode lima tahun yaitu dari tahun 2005 sampai dengan 2009 sehingga penelitian ini tidak mengacu Surat Edaran Bapepam. Semua item pengungkapan ekuitas yang telah diatur oleh standar yang berlaku, dalam hal ini adalah PSAK No. 21 wajib diungkapkan oleh setiap perusahaan publik.

4. Corporate Governance