commit to user 27
kepatuhan pengungkapan berhubungan positif dengan frekuensi rapat dewan komisaris.
6. Komite Audit
Komponen penting lain yang mendukung terlaksananya corporate governance yang baik, yaitu komite audit FCGI, 2001. Sesuai dengan Kep-
29PM2004, komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan dan pengelolaan perusahaan. Komite audit
merupakan mekanisme untuk memastikan tidak ada tindakan manajemen yang merugikan stakeholders Abeysekera, 2008. Komite audit dipandang oleh banyak
pihak sebagai alat monitoring untuk menghindari kecurangan dalam pelaporan keuangan dan memonitor kinerja manajemen.
Peraturan mengenai komite audit diatur di Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29PM2004 dan Peraturan Menteri BUMN Nomor: Per-
05MBU2006. Berdasarkan peraturan tersebut, tugas dan tanggung jawab komite audit yaitu memberikan pendapat kepada dewan komisaris terhadap laporan atau
hal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris, dan melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan tugas dewan komisaris.
Berdasarkan KNKG 2006, komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa:
a. Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
b. Struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik,
commit to user 28
c. Pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku,
d. Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29PM2004
dan Peraturan Menteri BUMN Nomor: Per-05MBU2006, keanggotaan komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 tiga orang anggota, seorang
diantaranya merupakan komisaris independen Perusahaan Tercatat yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit, sedangkan anggota lainnya merupakan
pihak ekstern yang independen dimana sekurang-kurangnya satu diantaranya memiliki kemampuan dibidang akuntansi dan atau keuangan. Menurut Ho dan
Wong 2001 komite audit independen berpengaruh positif terhadap luasnya disclosure. Komite audit independen tidak terafiliasi dengan perusahaan atau
komite lainnya, sehingga kinerjanya dapat dipercaya. Berdasarkan Peraturan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-
29PM2004 dan Peraturan Menteri BUMN Nomor: Per-05MBU2006, komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal
rapat dewan komisaris yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Menurut Li, Pike, dan Haniffa 2008 frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif terhadap
disclosure. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian Ettredge et al 2010, dimana kepatuhan pengungkapan berhubungan positif dengan frekuensi rapat
komite audit. Semakin sering komite audit melakukan rapat, semakin mendorong tingkat pengungkapannya.
commit to user 29
B. Kaitan Corporate Governance dalam Kepatuhan Pengungkapan Wajib