commit to user 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Selanjutnya pada Bab II ini akan dijelaskan mengenai literatur yang digunakan meliputi teori yang digunakan dan penelitian terdahulu, dilanjutkan
dengan kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis.
A. Landasan Teori
Landasan teori ini menerangkan teori yang mendasari komponen maupun variabel penelitian, yaitu 1 Laporan Tahunan, 2 Pengungkapan Wajib, 3
Pengungkapan Wajib Pos Ekuitas, 4 Corporate Governance, 5 Dewan Komisaris dan 6 Komite Audit
.
1. Laporan Tahunan Annual Report
Laporan tahunan annual report adalah media utama untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dan informasi lainnya dari pihak
manajemen kepada pihak di luar perusahaan Suhardjanto dan Miranti, 2009. Menurut Wardhani 2009 annual report merupakan media manajemen
perusahaan untuk melaporkan kinerja mereka atas tanggung jawab yang diberikan oleh stakeholders. Menurut Abeysekera 2008 laporan tahunan memberikan
informasi finansial dan nonfinansial yang relevan dalam pembuatan keputusan bagi para investor. Laporan tahunan merupakan suatu media yang dapat
menghubungkan pemakai laporan keuangan dengan perusahaan.
commit to user 12
Perusahaan di Indonesia yang melakukan penawaran kepada publik go public wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan secara periodik. Tujuan utama laporan tahunan adalah memberikan informasi yang relevan bagi pembuatan
keputusan Naim dan Rakhman, 2000. Dari annual report yang diterbitkan oleh perusahaan, stakeholders dapat melihat kondisi perusahaan yang bersangkutan
dan selanjutnya menggunakannya sebagai dasar pembuatan keputusan. Sejauh mana informasi yang dapat diperoleh oleh para pemakai tergantung pada tingkat
pengungkapan disclosure dari laporan tersebut Rahayu, 2008.
2. Pengungkapan Wajib Mandatory Disclosure
Pengungkapan merupakan komunikasi informasi ekonomi, baik finansial maupun nonfinansial mengenai kinerja dan posisi keuangan perusahaan Owusu-
Ansah, 1998. Definisi lain menurut Na’im dan Rakhman 2000, pengungkapan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi. Informasi yang
diungkapkan oleh perusahaan harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan secara tepat kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha
tersebut.
Meek, Roberts dan Gray 1995 dan Suwardjono 2005 menyatakan terdapat dua jenis pengungkapan, yaitu: pengungkapan yang bersifat wajib
mandatory disclosure dan pengungkapan yang bersifat sukarela voluntary disclosure. Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimun yang
disyaratkan oleh peraturan yang berlaku Suwardjono, 2005. Jika perusahaan
commit to user 13
tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk melakukannya, sedangkan pengungkapan
sukarela berisi pengungkapan yang dilakukan perusahaan selain apa yang diwajibkan oleh standar atau badan pengawas.
Pengungkapan informasi berguna untuk membantu pengguna laporan keuangan memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan
Rahayu, 2008. Pengungkapan informasi yang memadai dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang cermat dan cepat Suharli dan Amrullah,
2007. Menurut Suwardjono 2005, secara umum tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pelaporan
keuangan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dengan demikian, tujuan pengungkapan informasi adalah untuk
melindungi kepentingan para investor dari ketidakseimbangan informasi antara manajemen dengan investor karena adanya kepentingan manajemen.
Peraturan mengenai praktik pengungkapan informasi perusahaan di Indonesia, khususnya yang bersifat wajib mandatory diatur oleh Bapepam dan
Ikatan Akuntan Indonesia Benardi, Sutrisno dan Assih, 2009. Peraturan tentang standar pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan
penawaran umum dan perusahaan publik, yaitu Peraturan No. VIII.G.7 tahun 2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan. Peraturan tersebut didukung
dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17PM1995, yang selanjutnya diubah melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38PM1996. Peraturan
tersebut diperbaharui dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-02PM2002
commit to user 14
yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk setiap jenis industri, yaitu manufaktur, investasi,
rumah sakit, jalan tol, perhotelan, restoran, telekomunikasi, konstruksi, perdagangan, transportasi, real estate, peternakan, dan perkebunan. Kemudian
pada tanggal tanggal 31 Januari 2008 dikeluarkan Surat Edaran Bapepam dan LK No. SE-02BL2008 tentang pedoman penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan emiten atau perusahaan publik untuk industri pertambangan umum, minyak dan gas bumi, dan perbankan.
Pengungkapan informasi yang diatur oleh Bapepam ataupun IAI merupakan pengungkapan yang wajib dipatuhi oleh perusahaan yang telah go
public. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi berdasarkan pada prinsip pengungkapan
penuh full disclosure sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan bagi para pengguna Trimuharmi, 2010. Peraturan tersebut mengatur
pengungkapan untuk setiap pos dalam laporan keuangan, salah satunya adalah pos ekuitas.
3. Pengungkapan Wajib Pos Ekuitas