Corporate Governance Landasan Teori

commit to user 17 Bumi, dan Perbankan”, sedangkan penelitian ini mencakup periode lima tahun yaitu dari tahun 2005 sampai dengan 2009 sehingga penelitian ini tidak mengacu Surat Edaran Bapepam. Semua item pengungkapan ekuitas yang telah diatur oleh standar yang berlaku, dalam hal ini adalah PSAK No. 21 wajib diungkapkan oleh setiap perusahaan publik.

4. Corporate Governance

Penerapan corporate governance yang baik merupakan bagian yang penting untuk menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan. Corporate governance dipandang sebagai cara yang efektif untuk menggambarkan hak dan tanggung jawab masing-masing kelompok stakeholders dalam sebuah perusahaan dimana transparansi merupakan indikator utama standar corporate governance dalam sebuah ekonomi Ho dan Wong, 2001. Di bawah ini terdapat beberapa definisi mengenai corporate governance. Forum for Corporate Governance in Indonesia 2001: 1 mendefinisikan corporate governance sebagai: Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa corporate governance merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik commit to user 18 untuk kepentingan stakeholders. Definisi lain diungkapkan oleh Menteri BUMN melalui Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep- 117M-MBU2002, corporate governance adalah: “Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.” Dari dua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa corporate governance merupakan sistem struktur dan mekanisme yang baik untuk mengendalikan dan mengelola suatu perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan seperti kreditur, pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, karyawan, pemerintah dan masyarakat luas. Penerapan corporate governance yang baik harus didasarkan pada beberapa prinsip. Menurut FCGI 2001 prinsip corporate governance yang baik adalah sebagai berikut: 1. Transparansi Transparancy. Transparansi yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai perusahaan Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006. Prinsip keterbukaan merupakan prinsip penting untuk mencegah terjadinya penipuan akuntansi Stephanie, 2009. Dengan pemberian informasi secara transparan, maka commit to user 19 dapat diantisipasi terjadinya kemungkinan pemegang saham, investor atau stakeholders tidak memperoleh informasi atau fakta material yang ada. 2. Akuntabilitas Accountability. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif Stephanie, 2009. Prinsip ini terkait erat dengan pengukuran kinerja, pengawasan dan pelaporan. Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006. 3. Pertanggungjawaban Responsibility. Responsibilitas menekankan pada adanya sistem yang jelas untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan pihak lain yang berkepentingan KNKG, 2006. Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang- undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapatkan pengakuan sebagai corporate citizen yang baik KNKG, 2006. 4. Independensi Independency. Kemandirian yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan commit to user 20 pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat Stepahanie, 2009. Untuk melancarkan pelaksanaan asas corporate governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain KNKG, 2006. Para komisaris, direktur ataupun manajer dalam melaksanakan peran dan tanggung jawabnya harus bebas dari segala benturan yang mungkin akan muncul. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara independen, tidak memihak dan bebas dari segala tekanan yang mungkin muncul dari pihak lain. 5. Kewajaran Fairness. Kewajaran yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku Stephanie, 2009. Prinsip kewajaran menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hak yang sama kepada pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak pemegang saham asing serta investor lainnya. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing KNKG, 2006. Isu mengenai corporate governance ini mulai menjadi perhatian di Indonesia setelah mengalami masa krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998 commit to user 21 Mintara, 2008. Corporate governance terdiri dari pihak yang melakukan pengawasan terhadap manajemen, seperti dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit Abeysekera, 2008. Penelitian ini menguji pengaruh corporate governance yang direpresentasikan oleh ukuran dewan komisaris, komposisi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, komposisi komite audit independen dan jumlah rapat komite audit terhadap kepatuhan pengungkapan wajib.

5. Dewan Komisaris