commit to user
b. Uji linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan.. Uji ini dilakukan sebagai
prasyarat dalam analisis korelasi. Priyatno,2008
Tabel. 9 Hasil Uji Linieritas Distres dan Self-Criticism
ANOVA Table Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
Combined 17149.590
44 389.763
2.736 .001
Linearity 9270.938
1 9270.938 65.080
.000 Deviation from
Linearity 7878.652
43 183.224
1.286 .218
Within Groups 5270.800
37 142.454
distres selfcriticism
Between Groups
Total 22420.390
81
Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada linieritas sebesar 0,000. Signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat diketahui bahwa antara
variable distress dan self-criticism terdapat hubungan yang linier Priyatno, 2208.
2. Hasil uji hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana yaitu Product Moment Pearson. Penggunaan analisis Product Moment Pearson
adalah untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variable dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Nilai korelasi r berkisar antara 1 sampai
-1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variable semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variable
commit to user
semakin lemah. Nilai positif menunjukkan searah dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik.Priyanto,2008.
Tabel.10 Hasil Uji Hipotetis Product Moment Pearson
Correlations
self-criticism distres
Pearson Correlation 1.000
.643 Sig. 2-tailed
.000 self-criticism
N 82.000
82 Pearson Correlation
.643 1.000
Sig. 2-tailed .000
distres N
82 82.000
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Hasil hipotesis dengan menggunakan teknik Product Moment Pearson dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows menunjukkan korelasi
self-criticism dengan distres adalah 0,643. Hubungan antara kedua variabel adalah kuat pada taraf kepercayaan 99 sedangkan arah hubungannya ialah
positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi self-criticim semakin tinggi pula distres.
3. Hasil Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan data dan meringkas data
penelitian Priyatno, 2008 .
Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan memberikan gambaran umum mengenai self-criticism dan tingkat distres pada
subjek yang diteliti. Berdasarkan tabulasi data skala penelitian yang ada
commit to user
didapatkan gambaran umum mengenai jenis kelamin subyek penelitian. Kondisi empiris subyek penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel.11 Kondisi Empirik Subyek Penelitian Siswa kelas IX SMA Negeri 3 Surakarta
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation usia
82 15
17 15.99
.430 dist
82 67
134 104.54
16.637 nilai selfcriticism
82 62
154 96.59
17.338 Valid N listwise
82
Tabel.11 menunjukkan bahwa penelitian ini mengambil 82 subyek penelitian. Usia subyek penelitian yang termuda adalah 15 tahun sampai 17 tahun.
Nilai Distres yang didapat terendah 67 sedangkan maximum 134 baik subyek laki-laki maupun perempuan. Nilai self-criticism yang didapat terendah 62 dan
yang tertinggi 154, baik subyek laki-laki maupun perempuan. Nilai distres memiliki mean statistik 104, 54 sedangkan nilai self-criticism memiliki mean
statistik 96, 59. Selanjutnya dapat dilakukan kategorisasi subjek secara normatif guna
memberi interpetasi terhadap skor skala. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Asumsi yang mendasari adalah skor subyek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap
skor subyek dalam populasi dan bahwa skor subyek dalam populasinya terdistribusi secara normal Azwar,2008. Skor minimal subjek adalah 44 x 1 = 44
commit to user
dan skor maksimal subjek adalah 44 x 4 = 176, maka jarak sebarannya adalah 176-44= 132. Setiap satuan deviasi standarnya bernilai 132 : 6,0 = 22, sedangkan
mean hipotetiknya adalah 44 x 2,5 = 110. Berdasarkan data diatas maka kategorisasi serta distribusi skor subyek berdasarkan 3 kelas kategorisasi adalah
sebagai berikut:
Tabel.12 Kriteria Kategori Distres Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta
Kategorisasi Komposisi Variabel
Skor Kategori Jumlah Prosentase
X 88 Ringan 15
18.29 Distres
88
≤ X 132
Sedang 65 79,27
132
≤ X
Berat 2 2,44
Kesimpulan berdasarkan kategori skala distres tersebut, bahwa mean pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta adalah 104,54 dan berada pada
rentang skor distres 88 hingga 132. Secara umum subyek siswa kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta memiliki tingkat distres sedang dengan prosentase jumlah
subyek sebanyak 79,27.
Tabel.13 Kriteria Kategori Self-Criticism Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta
Kategorisasi Komposisi Variabel
Skor Kategori Jumlah Prosentase
X 84 Ringan 20
24,39 Self-Criticism
84
≤ X 126
Sedang 58 70,73
126
≤ X
Berat 4 4,88
commit to user
Kesimpulan berdasarkan kategori skala self-criticism tersebut, bahwa mean pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta adalah 96,59 dan berada
pada rentang self-criticism 84 hingga 126. Secara umum subyek siswa kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta memiliki tingkat self-criticism sedang dengan
prosentase jumlah subyek sebanyak 70,73 .
Tabel.14 Kriteria Kategori Gender Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta
N Minimum
Maximum Mean
jenis kelamin
82 1
2 1.59
dist 82
67 134
104.54 nilai
selfcriticism 82
62 154
96.59 Valid N
listwise 82
perempuan
dist 82
67 133
105 nilai
selfcriticism 82
62 125
93.42 Valid N
listwise 82
laki-laki
dist 82
67 134
103.88 nilai
selfcriticism 82
64 154
101.06 Valid N
listwise 82
Penelitian ini tidak melakukan pemisahan terhadap gender sehingga data gender ini hanya sebagai data tambahan. Berdasarkan data gender pada siswa
kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta didapatkan data mengenai subyek laki-laki dan perempuan. Subyek laki-laki memiliki mean empirik 103,88 dengan nilai
commit to user
minimum sebesar 67 dan nilai maximum sebesar 134. Subyek perempuan memiliki mean empirik 105 dengan nilai minimum sebesar 67 dan nilai
maximum sebesar 133. Subyek laki-laki maupun perempuan berada pada skor kategorisasi distres sedang. Subyek perempuan memiliki rata-rata perhitungan
nilai distres keseluruhan yang lebih besar daripada subyek laki-laki, sedangkan ada satu subyek laki-laki yang memiliki nilai pada kategorisasi distres berat.
Pada penelitian ini subyek perempuan memiliki distres yang lebih tinggi daripada subyek laki-laki sedangkan subyek laki-laki memiliki self-criticism lebih tinggi
daripada subyek perempuan.
D. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan antara self-criticism dengan distres pada siswa SMA Negeri 3 Surakarta. Hal ini