Devy Swasti Argyarini, 2013 Peran Pengelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM Dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Pada Pembangunan Rumah Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin Studi Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya”
sendiri. 5.
Mereka yang pa da mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti
sehingga lebih menggarahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.
Berdasarkan kriteria sumber data tersebut maka yang menjadi subjek penelitian adalah kepala keluarga miskin di Kelurahan Setiamanah. Informan
dalam penelitian ini adalah tiga orang pengelola LPM yaitu Dewan Fasilitator LPM, Ketua LPM, dan anggota LPM. Kepala keluarga miskin yang menjadi
sasaran dalam program tersebut sebanyak 10 orang yang akan diberikan angket. Angket diberikan pula untuk 10 orang bukan penerima program.
C. Definisi Operasional
1. Peran terkait dengan fungsi yang harus dijalankan seseorang sesuai dengan
kedudukannya. Peran pengelola LPM dalam penelitian ini ditunjukkan melalui peran fasilitatif, edukasional, dan evaluasi.
2. Pengelola LPM yang di maksud dalam penelitian ini yaitu pengurus LPM
Kelurahan Setiamanah periode 2009-2014. 3.
Partisipasi dapat berupa harta, pikiran, maupun tenaga yang didasarkan kepada kemampuan seseorang. Partisipasi dinilai penting dikarenakan
orang-orang dalam masyarakat seharusnya berpartisipasi aktif dalam perubahan masyarakat Cary, 1970:145. Partisipasi masyarakat dalam
program pembangunan rumah layak huni menunjukan kemampuan
Devy Swasti Argyarini, 2013 Peran Pengelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM Dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Pada Pembangunan Rumah Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin Studi Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
masyarakat untuk memberikan kemampuan, yakni bantuan tenaga dan penyediaan sarana untuk membantu pelaksanaan program tersebut.
4. Rumah layak huni merupakan tempat tinggal yang mencakup aspek
kesehatan, keselamatan, dan luas hunian. 5.
Masyarakat miskin dalam penelitian ini adalah keluarga miskin yang rumahnya berada di bawah standar kelayakan pada umumnya dengan
memenuhi syarat-syarat penerima bantuan sehingga berhak mendapatkan bantuan program pembangunan rumah layak huni.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Peneliti dalam penelitian kualitatif berperan sebagai instrumen penelitian. Moleong 2010: 168
menyebutkan bahwa: “Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis,
penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya”. Jadi dalam hal
peneliti berperan langsung dalam berinteraksi dengan sumber data sumber informasi dalam suatu wawancara bebas dan mengamati situasi sosial dan
kegiatan. Penelitian kualitatif menyiratkan pentingnya peneliti sebagai alat pengumpul
data. Sebagaimana Moleong 2010:9 kemukakan yaitu: Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang
lain merupakan alat pengumpul data utama… Selain itu, hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek
lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan- kenyataannya dilapangan.
Sugiyono 2012:306 mengemukakan:
Devy Swasti Argyarini, 2013 Peran Pengelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM Dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Pada Pembangunan Rumah Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin Studi Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan
data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan
penelitian. Menurut Lofland dan Lofland Moleong, 2010:157, “Sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan. Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-
lain”. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu:
1. Angket
Kartono 1996:217 menyebutkan: Angket atau questionnaire ialah penyelidikan mengenai suatu masalah
yang banyak menyangkut kepentingan umum orang banyak, dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada
sejumlah subjek, untuk mendapatkan jawaban tanggapan, respons tertulis seperlunya.
Metode angket dapat digunakan sebagai pelengkap dalam metode kualitatif.
Sebagaimana Kartono kemukak an, “…Metode angket juga dipakai untuk
memperoleh informasi- informasi yang kualitatif”. Angket ditujukan untuk sasaran
melalui sejumlah
pertanyaan-pertanyaan mendalam
mengenai program
pembangunan rumah layak huni. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan kategori
pertanyaan tertutup. Konstruksi item pilihan ganda dengan pertanyaan beragam yang diajukan disertakan empat pilihan jawaban. Angket diberikan kepada 20
Devy Swasti Argyarini, 2013 Peran Pengelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM Dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Pada Pembangunan Rumah Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin Studi Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
orang pada tanggal 15 Desember 2012 ketika pelaksanaan program pembangunan rumah layak huni dilaksanakan.
2. Wawancara
Esterberg Sugiyono, 2012:317 mengemukakan, “Wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan ma
kna dalam suatu topik tertentu”. Peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang menjadi narasumber
yang dapat dipercaya, yaitu Dewan Fasilitator LPM yang dijabat oleh Lurah Kelurahan Setiamanah, Ketua LPM Setiamanah, dan Anggota LPM yang diwakili
oleh seksi pembangunan dan lingkungan hidup. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Sebagaimana
menurut Sugiyono 2012: 319 yaitu: Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan- pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disediakan.
Peneliti melakukan wawancara terstruktur kepada tiga orang responden
dengan pertanyaan yang sama. Dalam melakukan wawancara, peneliti dibantu alat pengumpul data, yaitu buku catatan, kamera untuk memotret rumah masyarakat
miskin sebelum dan sesudah program pembangunan rumah layak huni, dan alat perekam suara sehingga informasi-informasi penting dapat terkumpul sesuai
dengan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan pada tanggal 5 November 2012 kepada Dewan Fasilitator LPM. Tanggal 17 Desember 2012 kepada anggota LPM
Devy Swasti Argyarini, 2013 Peran Pengelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM Dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Pada Pembangunan Rumah Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin Studi Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yaitu seksi pembangunan dan lingkungan hidup. Tanggal 20 Desember 2012 kepada ketua LPM.
3. Observasi
Kartono 1996:157 menyebutkan bahwa, “Observasi adalah studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jal
an pengamatan dan pencatatan”. Di sini peneliti mencoba mengobservasi peran pengelola LPM dan partisipasi masyarakat di Kelurahan Setiamanah dalam
pembangunan rumah layak huni. Bentuk observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif. Sebagaimana
Sugiyono 2012:310 kemukakan: Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan
oleh nara sumber, dan ikut merasakan suka dukanya. Jenis observasi yang dilakukan yaitu observasi partisipasi aktif, yaitu peneliti
ikut melakukan apa yang dilakukan oleh responden, yaitu upaya pengelola LPM selama proses pembangunan. Peneliti mencoba untuk mengobservasi hasil
wawancara dengan kenyataan pada pelaksanaan program yang dilaksanakan. Observasi pada keluarga miskin yang mendapatkan bantuan dan masyarakat yang
ikut terlibat dalam pelaksanaan program dengan tujuan hasil angket dengan pelaksanaan program yang mereka lakukan. Observasi dilakukan selama program
pembangunan dilaksanakan, yaitu pada tanggal 15 Desember 2012-29 Desember 2012 yang dilakukan pada 10 penerima program.
Devy Swasti Argyarini, 2013 Peran Pengelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM Dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Pada Pembangunan Rumah Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin Studi Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4. Studi dokumentasi
Sugiyono 2012:329 menyebutkan bahwa “Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang’. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan studi dokumentasi guna memperoleh data secara tertulis yang diperlukan untuk
melengkapi data penelitian, yaitu dengan cara membaca, menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang
sedang diteliti. Dokumentasi yang dikaji adalah dokumen LPM sejarah pembentukan, sarana prasarana yang dimiliki, dan lain-lain, foto-foto
pelaksanaan program pembangunan rumah layak huni yang sebelumnya telah dilakukan, surat-surat yang berkaitan dengan pelaksanaan program.
E. Langkah-Langkah Pengumpulan Data