Deki Firmansyah, 2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BBPPKS LEMBANG
BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu fungsi pendidikan dan pelatihan adalah memberikan akses dan pengertian kepada para stakeholder untuk dapat kiranya meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia SDM yang dimiliki dalam rangka penerapan standarisasi Ukuran Takaran Timbangan dan Perlengkapannya UTTP produk-produk yang
dihasilkan produsen baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dalam kaitan tersebut keterampilan, keahlian dan tanggung jawab bagi SDM yang
ditugaskan menangani UTTP amat signifikan. Keberhasilan pembangunan kesejahteraan sosial selain ditentukan oleh
kualitas pelayanan juga dipengaruhi oleh sistem dan arah kebijakan sosial. Kebijakan sosial tersebut sangat menentukan tipe, jenis sistem dan pendekatan
pemberian pelayanan sosial kepada kelompok sasaran. Kebijakan – kebijakan
tersebut merupakan landasan operasionalisasi pembangunan kesejahteraan sosial yang diharapkan dapat memberikan jawaban tentang peta penanganan yang akan
dilakukan oleh semua pihak terkait, baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun masyarakat.
Pengetahuan mengenai analisis kebijakan sosial sangat penting untuk menentukan apakah suatu kebijakan sosial memiliki dampat positif atau negatif
terhadap masyarakat, apakah kebijakan tersebut mampu merespon masalah- masalah sosial yang dirasakan oleh masyarakat. Dengan demikian analisis
kebijakan sosial merupakan piranti yang sangat penting yang harus dimiliki dan dikuasai oleh administrator pembangunan kesejahteraan sosial berkompeten,
maka dipandang perlu BBPPKS Bandung menyelenggarakan diklat analisis kebijakan sosial. Hal ini bukan saja memperjelas visi dan komitmen mereka
terhadap pentingnya pembangunan kesejahteraan sosial, melainkan dapat pula meningkatkan kemampuan mereka dalam mengkaji keberhasilan dan kegagalan
penerapan kebijakan – kebijakan pemerintah. Untuk itu, Balai Besar Pendidikan
Deki Firmansyah, 2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BBPPKS LEMBANG
BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial BBPPKS melaksanakan program diklat analasis kebijakan sosial untuk memecahkan masalah tersebut.
Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan BBPPKS merupakan salah satu instansi pemerintah yang tugasnya meningkatkan dan menjaga kualitas SDM
kesejahteraan sosial di regional II yakni wilayah Provinsi Jawa Barat, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Lampung, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Provinsi Kalimantan Barat. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk program diklat. Salah satu indikator keberhasilan dalam melaksanakan program
diklat dapat diukur melalui hasil belajar dan peningkatan kompetensi para peserta diklat.
Kebijakan publik sebagai upaya untuk meningkatkan kebutuhan dan kebersamaan berbangsa dan bernegara sangat dibutuhkan modal dasar, yaitu
modal sosial. Begitu pula sebaliknya, kebijakan sosial dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas kebijakan sosial.
Modal sosial dapat didiskusikan dalam konteks komunitas yang kuat strong community, masyarakat sipil yang kokoh, maupun identitas negara-
bangsa nation-state identity. Modal sosial, termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan, kohesifitas, altruisme, gotong-royong, jaringan, dan kolaborasi
sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui beragam mekanisme, seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap
kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kekerasan dan kejahatan.
Program diklat yang menjadi bentuk nyata pencapaian tugas inti Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial tersebut, harus dipastikan berjalan
dengan efektif dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta menghasilkan output yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan lapangan. Upaya tersebut dapat
dilakukan dengan melaksanakan evaluasi diklat secara berkesinambungan dan sistematis.
Titik awal dari kegiatan evaluasi program adalah keingintahuan penyusun program untuk melihat apakah tujuan program sudah tercapai atau belum ?
Deki Firmansyah, 2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BBPPKS LEMBANG
BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
apakahkah dari rencana kegiatan yang telah dibuat sudah dapat dilaksanakan adakah faktor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan program tersebut.
Menurut Widyoko 2009 : Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program diklat perlu lebih
dioptimalkan. Optimalisasi sistem evaluasi memiliki dua makna, pertama adalah sistem informasi yang optimal. Kedua adalah manfaat yang dicapai
dari evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas suatu kegiatan pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi
peningkatan kualitas program pendidikan pendidikan www.um-pwr.ac.id
Sebuah program diklat dapat dievaluasi untuk melihat seberapa baiknya sasaran diklat dicapai. Efektifitas program dapat diukur berdasarkan pada apakah
tujuan-tujuan tersebut tercapai. Tolak ukur hasil diklat dapat diketahui dengan adanya evaluasi.
Peningkatan kualitas dan kemampuan Sumber Daya Manusia akan menguntungkan banyak pihak, baik diri yang bersangkutan yang akan berarti
meningkatkan tanggungjawab dan wewenang didalam pekerjaannya, sedangkan bagi lembaga akan meningkatkan produktifitas dan daya saing. Untuk itulah
sebuah pendidikan dan pelatihan erlu mendapat perhatian khusus dalam pengelolaannya.
Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya adalah suatu sistem pembelajaran. Sebagai suatu sistem, mutu pelatihan sangat bergantung pada mutu
komponen-komponennya, kaitan dan ketergantungan serta kerja sama diantara komponen tersebut sehingga menimbulkan efek sinergis. Proses perencanaan,
pengembangan, dan pelaksanaan pelatihan memiliki peran masing-masing dalam masalah mutu pelatihan termasuk juga peran evaluasi pelatihan.
Proses pendidikan dan pelatihan tidak terlepas dari peranan evaluasi pelatihan. Program pelatihan sebagai salah satu strategi pengembangan SDM
memerlukan evaluasi untuk mengetahui efektifitas program yang bersangkutan. Evaluasi pelatihan berkaitan dengan strategi evaluasi yang meliputi terhadap
calon peserta diklat, fasilitator diklat, dan evaluasi penyelenggaraan diklat. Hasil dari evaluasi tersebut memberikan gambaran kelebihan dan kekurangan suatu
pelatihan apakah sesuai dengan apa yang diharapkan ataukah tidak. Jika tidak,
Deki Firmansyah, 2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BBPPKS LEMBANG
BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
maka sudah menjadi tanggung jawab pengelola pelatihan untuk mendesain ulang dan memberikan soluasi dalam menanggulangi kekurangan-kekurangan dalam
penyelenggaraan diklat. Standar pengelolaan pendidikan merupakan hal yang menentukan kualitas
pelatihan, pelatihan yang berkualitas akan menghasilkan SDM yang berkualitas pula, maka dari itu, perlu untuk mengetahui proses evaluasi pelatihan dan
bagaimana standar pendidikan dan pelatihan itu dikelola berdasarkan hasil evaluasi diklat yang telah dilaksanakan.
Atas dasar itulah penulis bermaksud melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang
“PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI
BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL LEMBANG BANDUNG”
B. Rumusan Masalah