Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN
VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
keterampilan guru mengajar dan siswa selama proses belajar-mengajar. Adapun format observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran.
3.5.5 Instrumen Wawancara
Adapun wawancara yang dilakukan yaitu wawancara terstruktur. Dalam melakukan wawancara tersturktur, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Wawancara dilakukan dengan dua tujuan utama. Tujuan pertama yaitu
untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode
kolaborasi yang ditujukan kepada siswa dan guru. Tujuan kedua yaitu memperoleh data mengenai profil kemampuan menulis siswa. Adapun format
wawancara yang akan dilakukan dapat dilihat pada lampiran.
3.5.5 Instrumen Perlakuan
Disebabkan proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, maka di dalamnya harus
terdapat instrumen pembelajaran. Instrumen pembelajaran adalah seluruh komponen yang akan menunjang terselenggaranya proses pembelajaran yaitu
berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP. RPP digunakan sebagai rambu-rambu dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. RPP ini
dibuat dengan mengacu pada silabus SMK yang merupakan penjabaran dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP.
Pelaksanaan pembelajaran dalam proses pengambilan data penelitian dilakukan dengan mengacu pada langkah-langkah berikut.
a. Langkah awal persiapan pembelajaran
b. Mengondisikan siswa agar siap menerima pembelajaran
c. Pada awal pertemuan, siswa diberikan tes awal pretest
d. Setelah diberikan tes awal, siswa diberi perlakuan yaitu berupa metode
kolaborasi.
Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN
VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
e. Setelah diberikan perlakuan, maka siswa kembali dites dengan bentuk tes
akhir posttest. Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilakukan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Dalam melakukan treatment atau perlakuan, siswa dituntun untuk
melakukan beberapa langkah pembelajaran yang tertuang dalam Lembar Kerja Siswa LKS. Pemberian Lembar Kerja Siswa LKS ini diberikan agar siswa
tidak merasa kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran yang sedang dilakukan. Lembar Kerja Siswa juga dilengkapi dengan ringkasan materi agar
siswa paham jenis tulisan yang akan dikerjakan. Selain itu, Lembar Kerja Siswa LKS juga dilengkapi dengan tuntunan dalam mengerjakan latihan menulis.
Adapun format Lembar Kerja Siswa yang akan diberikan dapat dilihat pada lampiran.
211
Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN
VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pada perolehan data di lapangan melalui berbagai rangkaian penelitian, pengolahan data, serta menjawab hipotesis, maka diperoleh simpulan
akhir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian mengenai keefektifan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses
berbasis kecakapan vokasional.
5.1 Simpulan
Berikut adalah simpulan berdasarkan hasil penelitian. 1.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai profil kemampuan menulis siswa kelas XI SMK Mutiara Baru Kota Bekasi, diperoleh sebuah data bahwa kemampuan
menulis siswa masih rendah. Siswa banyak yang tidak menyukai pembelajaran menulis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi kendala utama
dalam menulis. Kendala pertama yaitu kesulitan dalam menentukan ide karangan. Banyak dari siswa mengatakan bahwa mereka kurang atau sulit
sekali berimajinasi dan memikirkan ide yang tepat untuk menulis. Selain itu, kendala lain yang timbul adalah kesulitan dalam mengorganisasikan ide.
Terkadang ide tersebut ada dalam benak mereka, tetapi mereka sulit mengemukakannya ke dalam tulisan. Keterbatasan dalam kosakata juga
mempengaruhi hal tersebut. Hal ini juga disebabkan oleh kurangnya latihan menulis dan kurangnya minat membaca siswa. Begitu pula dalam tata cara
penulisan. Seluruh siswa mengatakan bahwa mereka masih sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam menulis. Kesalahan yang masih sering dilakukan
adalah kesulitan mereka dalam menggunakan tanda baca titik juga tanda baca koma dan penulisan huruf kapital yang ditulis di tengah kalimat. Hal yang
sama juga terjadi pada pembentukan kata, misalnya kata berimbuhan. Terkadang siswa juga masih sering menyingkat penulisan kata dengan alasan