Pengujian Validitas Instrumen Angket Observasi Instrumen Wawancara

Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen

Untuk memperoleh data yang akurat, instrumen yang dibuat harus benar- benar dapat mengukur apa yang hendak penulis teliti. Untuk itu, penulis melakukan uji validitas tes. Dalam penelitian ini, penulis meminta bantuan pakar atau ahli untuk menelaah instrumen yang penulis buat untuk memenuhi validitas soal tes. Sesuai dengan pernyataan Sudjana 2002: 13 – 14 berikut. “Dalam hal tertentu untuk tes yang telah disusun sesuai dengan materi dan tujuannya agar memenuhi validitas isi dapat pula dimintakan bantuan para ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep yang telah diajukan telah memadai atau tidak sebagai sampel”.

3.5.2 Intrumen Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulisan. Tes tulisan digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis sebuah karangan eksposisi analisis proses. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yakni sebelum mendapat perlakuan pretest dan sesudah mendapat perlakuan posttest.

3.5.2.1 Tes Awal Pretest

Tes awal Pretest dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengukur keterampilan menulis karangan eksposisi analisis siswa sebelum dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan dua metode pembelajaran pada kelas yang berbeda, yaitu metode kolaborasi untuk kelas eksperimen dan penugasan untuk kelas kontrol.

3.5.2.2 Tes Akhir Posttest

Tes akhir atau posttest dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengukur keterampilan menulis karangan eksposisi analisis proses siswa setelah dilakukan eksperimen dengan menggunakan dua metode pembelajaran pada kelas yang berbeda, yaitu metode kolaborasi untuk kelas eksperimen dan penugasan untuk kelas kontrol. Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan pendapat mengenai aspek-aspek keterampilan menulis karangan, maka penulis membuat format profil penilaian tes keterampilan menulis karangan eksposisi analisis siswa yang berbasis pada kecakapan vokasional beserta kriteria penilaiannya. Adapun format profil penilaian karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Karangan Eksposisi Analisis Proses Berbasis Kecakapan Vokasional No. Aspek Indikator Bobot Nilai Skor Total 5 4 3 2 1 1 Isi Kualitas kecakapan kerja 2 10 Pengembangan prosedural kerja 2 10 Relevansi dengan dunia kerja 1 5 2 Organisasi Isi Komunikatif kecakapan kerja 2 10 Penyusunan ide kecakapan kerja 2 10 Penyusunan prosedural kerja 2 10 3 Kosakata Istilah khusus kecakapan kerja 1 5 Pilihan kata 1 5 Pembentukan kata 2 10 4. Bahasa Keefektifan kalimat 2 10 Ragam bahasa bisnis 2 10 5. Ejaan Aturan penulisan 1 5 Jumlah 20 100 Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan: Jumlah penghitungan skor diperoleh dengan cara mengalikan nilai dengan bobot masing-masing indikator Nilai x Bobot = Skor. Skor setiap indikator penilaian dijumlah sehingga menghasilkan skor total ∑Skor total = Skor 1 + Skor 2 + … + Skor 12. Berikut pendeskripsian tiap indikator penilaian.

1. Kualitas Kecakapan Kerja

Berikut deskripsi penilaiannya. 5: Kecakapan kerja ditulis dengan substantif dan informatif yang sangat lengkap. 4: Kecakapan kerja ditulis dengan informatif dan substantif yang baik, tetapi masih ada sedikit kekurangan. 3: Kecakapan kerja ditulis dengan kecukupan informasi dan substansi. 2: Kecakapan kerja ditulis dengan keterbatasan informatif dan substantif dan memiliki banyak kekurangan. 1: Kecakapan kerja tidak informatif dan substantif.

2. Pengembangan Prosedural Kerja

Berikut pendeskripsian penilaiannya. 5: Pengembangan prosedural kerja sangat lengkap dan tuntas. 4: Pengembangan prosedural kerja lengkap dan tuntas, tetapi ada sedikit kekurangan. 3: Pengembangan prosedural kerja terbatas, cukup lengkap dan tuntas. 2: Pengembangan prosedural kerja tidak lengkap dan tidak tuntas serta banyak sekali kekurangan. 1: Tidak ada pengembangan prosedural kerja.

3. Relevansi dengan Dunia Kerja

Berikut penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Kecakapan kerja sangat relevan dengan dunia kerja. 4: Kecakapan kerja relevan dengan dunia kerja. Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3: Kecakapan kerja cukup relevan dengan dunia kerja. 2: Kecakapan kerja kurang relevan dengan dunia kerja. 1: Kecakapan kerja tidak relevan dengan dunia kerja.

4. Komunikatif Kecakapan Kerja

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Kecakapan kerja ditulis dengan sangat jelas, lancar, dan mudah dipahami. 4: Kecakapan kerja ditulis dengan jelas, lancar, meskipun masih ada sedikit kekurangan, tetapi masih bisa dipahami. 3: Kecakapan kerja ditulis dengan cukup jelas, cukup lancar, tetapi masih dapat dipahami. 2: Kecakapan kerja ditulis dengan kurang jelas, kurang lancer, banyak sekali kekurangan sehingga sulit dipahami. 1: Kecakapan kerja tidak komunikatif sama sekali.

5. Penyusunan Ide Kecakapan Kerja

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang sangat bersinambung, sangat jelas sehingga mudah dipahami. 4: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang bersinambung, jelas, meskipun masih ada sedikit kekurangan, tetapi masih bisa dipahami. 3: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang cukup baik teta[I kurang terorganisasi dengan baik. 2: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang terpotong-potong dan kacau. 1: Kecakapan kerja tidak memiliki penyusunan ide yang terorganisasi dengan baik. Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Penyusunan Prosedural Kerja

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Prosedural kerja tertata dengan sangat baik, sangat logis, dan berurut sehingga mudah dipahami. 4: Prosedural kerja tertata dengan baik, logis, dan berurut meskipun ada sedikit kekurangan. 3: Prosedural kerja tertata dengan cukup baik, cukup logis, dan sedikit kurang berurut dengan baik, tetapi masih dapat dipahami. 2: Prosedural kerja kurang bai, kurang logis, dan kurang berurut. 1: Prosedural kerja tidak tertata dengan baik dan berantakan.

7. Istilah Khusus Kecakapan Kerja

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Istilah khusus kecakapan kerja sangat potensial dan sering dimunculkan. 4: Istilah khusus kecakapan kerja potensial namun jarang dimunculkan. 3: Istilah khusus kecakapan kerja cukup potensial dan jarang dimunculkan. 2: Istilah khusus kecakapan kerja kurang potensial dan hanya sedikit dimunculkan. 1: Istilah khusus kecakapan kerja tidak digunakan sama sekali.

8. Pilihan Kata

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Pilihan kata sangat baku, sangat tepat, dan tidak ada kesalahan. 4: Pilihan kata tepat, terkadang sedikit menggunakan kata tidak baku, dan sedikit memasukkan kata sing, tetapi tak merusak makna. 3: Ada sedikit kekurangtepatan dalam pemilihan kata, menggunakan sedikit kata tidak baku dan kata asing, tetapi tak merusak makna. 2: Sering terjadi kesalahan dalam pemilihan kata sehingga makna rusak, banyak sekali menggunakan kata tidak baku. 1: Pilihan kata sama sekali kacau. Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Pembentukan Kata

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Pembentukan kata dikuasai dengan sangat baik sehingga makna jelas. 4: Pembentukan kata dikuasai dengan baik, kesalahan yang terjadi berjumlah 1-5 kata. 3: Pembentukan kata dikuasai dengan cukup baik, kesalahan yang terjadi berjumlah 6-10 kata. 2: Pembentukan kata kurang dikuasai dengan baik, kesalahan yang terjadi lebih dari 10 kata. 1: Pembentukan kata kacau sehingga tak layak nilai.

10. Keefektifan Kalimat

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Konstruksi kalimat kompleks dan efektif sehingga makna jelas. 4: Konstruksi kalimat kompleks, ada sedikit ketidakefektifan, tetapi makna tak kabur. 3: Konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif, hanya ada sedikit kesalahan, tetapi makna tak rusak. 2: Konstruksi kalimat kurang efektif sehingga menimbulkan kesalahan yang cukup serius. Makna tak jelas. 1: tak menguasai aturan sintaksis kalimat dan terdapat banyak kesalahan.

11. Ragam Bahasa Bisnis

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Ragam bahasa bisnis sangat resmi dan sesuai dengan konteks kecakapan vokasional. 4: Ragam bahasa bisnis resmi meskipun terkadang menggunakan sedikit bahasa tidak resmi, menggunakan 1-5 kata tidak baku, tetapi masih sesuai dengan konteks kecakapan vokasional. 3: Ragam bahasa bisnis cukup resmi, meskipun menggunakan 6-10 kata tidak baku, tetapi masih sesuai dengan kecakapan vokasional. Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4: Ragam bahasa bisnis banyak yang tidak resmi dan kurang sesuai dengan konteks kecakapan vokasional. 1: Ragam bahasa bisnis sama sekali tidak resmi dan tidak sesuai dengan konteks kecakapan vokasional.

12. Ejaan

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian. 5: Menguasai aturan penulisan, tidak terdapat kesalahan ejaan. 4: Ejaan dikuasai dengan baik, hanya ada 1-5 kesalahan ejaan. 3: Cukup menguasai aturan penulisan, kesalahan yang terjadi berjumlah 6-10 ejaan. 2: Kurang menguasai aturan penulisan, kesalahan yang terjadi berjumlah lebih dari 10 ejaan. 1: Tak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tak terbaca, dan tak layak nilai

3.5.3 Angket

Tipe atau bentuk pertanyaan yang diajukan dalam angket yaitu pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Angket ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis siswa dengan menggunakan metode kolaborasi. Adapun format angket dapat dilihat pada lampiran.

3.5.4 Observasi

Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Tujuan diadakannya observasi ini adalah untuk mengamati dan mengevaluasi Elis Nurfatia Agung, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu keterampilan guru mengajar dan siswa selama proses belajar-mengajar. Adapun format observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran.

3.5.5 Instrumen Wawancara

Adapun wawancara yang dilakukan yaitu wawancara terstruktur. Dalam melakukan wawancara tersturktur, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Wawancara dilakukan dengan dua tujuan utama. Tujuan pertama yaitu untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode kolaborasi yang ditujukan kepada siswa dan guru. Tujuan kedua yaitu memperoleh data mengenai profil kemampuan menulis siswa. Adapun format wawancara yang akan dilakukan dapat dilihat pada lampiran.

3.5.5 Instrumen Perlakuan

Dokumen yang terkait

Analisis Karakteristik Butir Soal Ujian Nasional Bidang Studi Matematika SMK Kelompok Akuntansi dan Penjualan Tahun Ajaran 2011/2012

0 30 15

ENGARUH PEMAHAMAN MATERI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN (Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Jember Tahun Ajaran 2010/2011)

0 6 6

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)

0 16 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN 02 METRO SELATAN

1 29 76

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN GALLERY WALK TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2012/2013)

0 15 55

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

0 10 62

KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI DENGAN PENDEKATANSCIENTIFIC DAN METODE DISCOVERY LEARNING KELAS VII AL-MUJTAHID PONTIANAK

0 1 16

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KADUGEDE

0 0 9

EFEKTIVITAS MODEL MENULIS KOLABORASI DENGAN MEDIA BIG BOOK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KREATIF

1 0 10

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 BUKITTINGGI

0 0 11