Rasio ini mengukur peningkatan jaringan unit kerja dengan cara membandingkan peningkatan jaringan unit kerja terhadap total unit kerja pada periode tertentu Henry,
2004 dalam Zudia, 2010. NGR bertujuan untuk mengetahui tingkat inovasi produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan guna memenuhi kebutuhan masyarakat kususnya
kepada nasabah bank. NGR dihitung dengan rumus:
= �
× 100
2. AETR
Administrative Expense to Total Revenue
Rasio AETR yaitu rasio untuk mengukur biaya administrasi yang dikeluarkan suatu bank yang diukur dengan membandingkan dengan total pendapatan yang diterima dalam suatu
periode Kemalasari,2010.
Rasio ini
menunjukkan bagaimana
perusahaan mengendalikan biaya administrasinya terhadap pendapatan yang diperoleh. Perhitungan
AETR sebagai berikut: =
� × 100
3.5.4 Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
1. Tingkat Produktifitas Karyawan
Tingkat produktifitas karyawan berpengaruh dalam pengukuran perspektif pertumbuhan dan pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar kemampuan karyawan untuk
berproduktif dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Produktifitas karyawan diukur dalam periode tertentu pada Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional,
menggunakan rumus Henry, 2004 dalam Zudia, 2010:
� =
� × 100
2. Tingkat Presentase Pelatihan Karyawan
Rasio ini digunakan mengukur seberapa besar presentase karyawan yang terampil untuk menambah tingkat pertumbuhan dan pembelajaran perusahaan. Semakin banyak jumlah
karyawan yang ditraining akan meningkatkan pertumbuhan dan pembelajaran bagi perusahaan. Tingkat presentase pelatihan karyawan dihitung dengan menggunakan
rumus Henry, 2004 dalam Zudia, 2010:
� =
� �
� × 100
3. Tingkat Kepuasan Karyawan
Kepuasan karyawan dalam bekerja sangat mempengaruhi bagaimana pertumbuhan perusahaan. Kepuasan karyawan mencakup kenyamanan dalam bekerja yang baik
menghasilkan kinerja yang baik pula. Untuk mengukur seberapa jauh karyawan merasa puas terhadap perusahaan adalah dengan menggunakan survei kepuasan karyawan
dengan ukuran skala likert, kemudian hasil survei dihitung dengan menggunakan rumus Zudia, 2010:
� =
Σ −
� × 100
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Ratio
Balanced Scorecard
dan Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Perspektif Keuangan Tabel 4.1. Perbandingan Rasio Keuangan Bank Mandiri dan Bank Syariah
Mandiri
RASIO KEUANGAN Bank Mandiri
Bank Syariah Mandiri
2010 2011
2010 2011
CAR 14,7
17,2 6,9
8,8 NPL NPF
2,4 2,2
0,74 0,70
ROA 3,1
3,0 1,8
1,5 ROE
22,3 20,3
20,7 17,9
BOPO 70,6
71,9 45,6
44,7 LDR FDR
153,1 167,7
111,2 71,2
Sumber: Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri tahun 2010 dan 2011
Dalam perspektif keuangan, beberapa rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan Bank Mandiri lebih baik dibandingkan rasio keuangan Bank
Syariah Mandiri. Dilihat dari kecukupan modal, rentabilitas ekonomi dan modal saham. Namun pada rasio aktiva produktif, efisiensi operasional dan tingkat likuiditas Bank
Syariah Mandiri lebih baik dibandingkan Bank Mandiri. Hal ini dikarenakan Bank Syariah Mandiri menggunakan metode pelaksanaan kegiatan perbankan antara pihak bank kepada
pihak lain dengan prinsip hukum Islam, didasarkan pada prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa. Penentuan harga dan pelaksanaan kegiatan bank dengan sistem syariah bersumber
pada Al
Qur’an dan Al-Hadits. Sedangkan Bank Mandiri lebih fokus pada
profit oriented
dengan sistem bunga dalam kegiatannya.
2. Perspektif Nasabah
Tabel 4.2. Perbandingan
Market Share
dan Profitabilitas Konsumen Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
PERSPEKTIF KONSUMEN Bank Mandiri
Bank Syariah Mandiri
2010 2011
2010 2011
Market Share
14,95 15,11
1,08 1,33
Profitabilitas Konsumen 15,82
19,87 1448,2
1275,3 Sumber: Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri tahun 2010-
2011.
Tabel 4.3. Perbandingan Tingkat Kepuasan Nasabah Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
PERSPEKTIF KONSUMEN
Tingkat Kepuasan Nasabah
Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri
81,6 80,5
Sumber: Data primer yang diolah Dalam perspektif pelanggan, menunjukkan bahwa Bank Mandiri lebih unggul pada
market share
terhadap pertumbuhan aset perbankan nasional dan kepuasan nasabah
.
Tetapi profitabilitas Bank Syariah Mandiri lebih unggul karena jumlah pelayanan syariah yang
beragam dan jumlah pembiayaan konsumen yang besar dengan konsep Bank Syariah Mandiri bagi hasil, sehingga pendapatan yang diperoleh sedikit dibandingkan Bank Mandiri
yang menggunakan sistem bunga yang lebih profit pada perusahaan dengan pembatasan biaya konsumen.
3.
Perspektif Bisnis Internal Tabel 4.4. Perbandingan Rasio Bisnis Internal Bank Mandiri dan Bank Syariah
Mandiri
RASIO BISNIS INTERNAL Bank Mandiri
Bank Syariah Mandiri 2010
2011 2010
2011