lebih profit pada perusahaan dengan pembatasan biaya konsumen. Hasil penilaian tentang tingkat kepuasan nasabah diperoleh dari survei dengan kuesioner. Hasil penelitian dan
preferensi masyarakat terhadap Bank Syariah Mandiri menunjukkan minat masyarakat terhadap bank syariah, namun minat masyarakat terhadap Bank Mandiri masih konsisten.
Kedua bank mencapai kategori kepuasan nasabah yang cukup baikpuas dengan presentase tingkat kepuasan diatas 80.
3. Perspektif proses bisnis internal dalam pengukuran kinerja menunjukkan pada
perkembangan perluasan jaringan kantor Bank Syariah Mandiri semakin meningkat dan meningkatkan inovasi dalam produk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan layanan
purna jual dan memberikan tambahan manfaat untuk nasabah agar mendapatkan loyalitas terhadap Bank Syariah Mandiri. Rasio AETR menunjukkan Bank Mandiri lebih rendah
dalam penggunaan biaya administrasi terhadap pendapatannya, sehingga kesuksesan efisiensi, efektivitas, dan ketepatan proses transaksi yang dilakukan Bank Mandiri lebih
baik dibandingkan Bank Syariah Mandiri.
4. Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan Bank Syariah Mandiri
lebih unggul dalam produktifitas karyawan, sedangkan presentase karyawan terampil Bank Mandiri lebih unggul. Berdasarkan tingkat kepuasan karyawan Bank Mandiri dan
Bank Syariah Mandiri yang diperoleh dari kegiatan survei menunjukkan kepuasan yang baikpuas oleh karyawan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian hanya satu bank saja yang melakukan
pemisahan
spin off
terhadap Unit Usaha Syariah-nya. Oleh karena itu, selanjutnya perlu dilakukan penelitian dengan penggunaan sampel yang lebih banyak untuk menghasilkan
penelitian yang lebih mendetail. 2.
Jangka waktu penelitian selama 2 tahun yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2011, menyebabkan keterkaitan antar tiap perspektif dalam penilaian kinerja tidak dapat
dilakukan secara maksimal. Sehingga penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah waktu pengamatan sehingga dapat dilakukan evaluasi kinerja yang lebih optimal tiap
perspektif dalam konsep
Balanced Scorecard
. 3.
Hasil penelitian ini belum dapat menunjukkan kinerja secara keseluruhan yang dapat menyimpulkan manakah diantara kedua perusahaan tersebut yang kinerjanya lebih baik.
Sehingga penelitian berikutnya diharapkan lebih dapat membedakan kinerja antar perusahaan secara keseluruhan pada perspektif
Balanced Scorecard.
5.3 Saran
a. Bagi Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
1. Upaya- upaya pemulihan dan perbaikan pembiayaan pada Bank Mandiri dan Bank
Syariah Mandiri perlu diintensifkan sehingga tidak membebani di masa mendatang. 2.
Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri perlu meningkatkan kualitas pelayanan dan inovasi produk dipengaruhi perubahan selera pasar
market driven
, kemajuan teknologi
technology driven
dan kondisi ekonomi
economic driven
. Hal ini untuk meningkatkan pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan perbankan rakyat Indonesia. Selain itu Bank
Syariah Mandiri perlu meningkatkan penerimaan masyarakat tentang perbankan syariah untuk meningkatkan
market share
, karena pemahaman masyarakat tentang perbankan syariah masih kurang.
3. Pertumbuhan jaringan kantor dan meminimalisir jumlah biaya administrasi pada Bank
Syariah Mandiri perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja perspektif proses bisnis internal agar dapat bersaing dengan Bank Mandiri sebagai bank konvensional. Bank
Mandiri harus konsisten dengan penggunaan biaya administrasi pada pendapatannya agar lebih optimal dalam menjalankan proses transaksinya, selain itu Bank Mandiri juga perlu
mengembangkan pelayanannya dengan menambah jumlah jaringan kantor atau pelayanan nasabah yang lainnya.
4. Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri perlu peningkatkan pelatihan dan pendidikan
untuk menghasilkan
human capital
yang berkompeten dan profesional, peningkatan teknologi informasi yang canggih dan mengoptimalkan pelayanan yang prima bagi
nasabah.
b. Bagi peneliti yang akan datang
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perspektif keuangan menggunakan beberapa
tolok ukur enam rasio keuangan: CAR, NPLNPF, ROA, ROE, BOPO, dan LDRFDR. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran rasio keuangan yang
lebih lengkap.
2. Pada perspektif nonkeuangan diharapkan dapat mengembangkan pengukuran yang lebih
kompleks. 3.
Sampel yang digunakan diharapkan lebih diperbanyak dan penambahan waktu pengamatan agar hasilnya lebih tergeneralisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amirillah, Muhammad A. 2010. Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2005-2009. Tesis Program Pascasarjana UNDIP
Antinio, Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi
Dua, Jakarta: Salemba Empat Hernanto, Yuli. 2009. Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan
Balanced Scorecard
pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen
ITB Ikhwan, Awan. 2011.Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan
Balanced Scorecard
pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Bogor. Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Manajemen ITB Irawan, Dessy A. 2009. Pengukuran Kinerja Perbankan Berdasarkan Analisis
Balanced Scorecard
pada PT Bank Mandiri Persero Tbk. Artikel Fakultas Ekonomi Universitas Gunadharma
Istiqlal, Cahyo Halim. 2009.Penilaian Kinerja Perbankan Syariah Dengan Metode
Balanced Scorecard
. La Riba Vol.III, No. 2 Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. 2000.
Balanced Scorecard
Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R. Jakarta: Erlangga
Kemalasari, Yuanisa D. 2010. Evaluasi Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah pada Bank Konvensional dengan Perspektif
Balanced Scorecard
Studi Kasus pada Bank Jateng. Skripsi Fakultas Ekonomi UNDIP
Kusumo, Yunanto A. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002- 2007. Jurnal Ekonomi Islam La Riba. Vol.II, No.1, Juli 2008