Pembahasan .1. Pengetahuan keluarga tentang Pencegahan Penyakit malaria.
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi
Tahun 2011 n = 45
Kategori Pengetahuan Frekuensi
Persentasi
Baik Cukup
Kurang 20
22 3
44,4 48,9
6,7
5.2 Pembahasan 5.2.1. Pengetahuan keluarga tentang Pencegahan Penyakit malaria.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi
Kabupaten Tapanuli Selatan didapat bahwa keluarga dengan 45 orang responden, memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 orang 48,9 responden,
selebihnya pengetahuan baik sebanyak 20 orang 44,4 responden, yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang 6,7 responden.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan cukup yaitu sebesar 48,9. Hal ini beralasan dilihat dari
sebagian tingkat pendidikan responden adalah SD dan SMP yaitu 31,1 yang mungkin mempengaruhi pengetahuan responden tentang pencegahan penyakit
malaria menjadi tidak optimal. Hal ini sesuai menurut Notoatmodjo 2007 Pendidikan adalah suatu proses belajar berbagai pengetahuan yang berarti terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa,
Universitas Sumatera Utara
lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Selain itu hal yang mungkin berpengaruh terhadap pengetahuan keluarga yang rendah
tentang pencegahan penyakit malaria adalah kurangnya informasi atau kurangnya minat responden dalam menghadiri penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan
khususnya tentang pencegahan penyakit malaria yang diberikan kepada masyarakat.
Dari hasil penelitian didapat responden adalah ibu rumah tangga yaitu 68,9, hal ini sesuai dengan sewaktu peneliti melakukan penelitian bahwa yang
banyak ditemukan adalah ibu rumah tangga karena diakibatkan ibulah yang lebih lama berada dan beraktifitas dalam rumah sebelum melakukan aktifitasnya di luar
rumah, misalnya memasak, membersihkan rumah, mencuci, dan sebagainya. Tetapi dalam melakukan pencegahan penyakit malaria harus seluruh anggota
keluarga yang berperan aktif dan saling bekerja sama. Begitu juga menurut pendapat Friedman dikutip oleh Wahit 2006 bahwa salah satu tugas kesehatan
keluarga yaitu Mempertahankan suasana rumah yang sehat. Rumah adalah sebagai tempat berteduh, berlindung dan bersosialisasi bagi anggota keluarga,
sehingga anggota keluarga waktu lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karenanya kondisi rumah haruslah dapat menjadikan
lambang ketenangan, keindahan, ketentraman, kebersihan dan yang paling penting adalah dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.
Rata-rata penghasilan responden dalam penelitian ini adalah dibawah Rp.1.000.000 yaitu 66,7 responden, hal ini sesuai dengan status ekonomi juga
akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
Universitas Sumatera Utara
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan Notoatmodjo, 2007. Rendahnya penghasilan responden dikarenakan bahwa rata-
rata penduduk desa bekerja sebagai petani, tetapi biarpun demikian warga desa tidak ada kendala mendapatkan pelayanan kesehatan sebab fasilitas serta tenaga
kesehatan sudah cukup memadai. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 95,6 responden menyatakan bahwa
keluarga tidak sering memakai pakaian terbuka baju lengan pendek,celana pendek dari pada pakaian tertutup baju lengan panjang dan celana panjang. Ini
sesuai dengan pendapat Zulkoni 2010 bahwa Tindakan menghindari gigitan nyamuk sangat penting, terutama di daerah dimana angka penderita malaria sangat
tinggi. Penduduk yang tinggal di daerah pedesaan atau pinggiran kota yang banyak sawah, rawa-rawa, atau tambak ikan tempat ideal untuk perindukan
nyamuk malaria, disarankan untuk memakai pakaian yang tertutup baju lengan panjang dan celana panjang saat ke luar, terutama pada malam hari. Nyamuk
malaria biasanya menggigit pada malam hari. Hal ini juga didukung oleh peneliteliti Saragih 2004 di kecamatan Tanjunng Balai bahwa 34,1 responden
disana menjawab setuju bahwa harus memakai baju tertutup bila berada di luar rumah malam hari.
Hasil penelitian terdapat 73,3 responden menyatakan bahwa pemasangan kawat nyamuk mencegah masuknya nyamuk kerumah, ini sesuai
dengan Yatim 2007 yaitu mereka yang tinggal di daerah endemis malaria, sebaiknya memasang kawat nyamuk di jendela dan ventilasi rumah dengan
jumlah lubang pada kawat yang optimal 14-16 per inci 2,5 cm.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Zulkoni 2010 Mereka yang tinggal di daerah endemis malaria sebaiknya memasang tirai di pintu dan jendela, ini sesuai dengan hasil penelitian
bahwa keluarga tahu tirai dapat mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah dengan jumlah responden sebanyak 57,8 responden.
Upaya penggunaan kelambu juga merupakan salah satu cara untuk menghindari gigitan nyamuk. Kelambu merupakan alat yang telah digunakan
sejak dahulu Yatim, 2007. Berdasarkan pengetahuan keluarga tentang menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu saat tidur terdapat
97,8 responden menyatakan bahwa Keluarga menggunakan kelambu di rumah. Hal ini juga didukung oleh penelitian Mardiah 2008 di kecamatan Seulimun
kabupaten Aceh Besar, bahwa responden setuju terhadap pemakaian kelambu untuk mencegah angka kejadian penyakit malaria sebanyak 50,2 dari jumlah
responden. Pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria dengan
membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa dengan cara penyemprotan terdapat 88,9 responden menyatakan keluarga menggunakan penyemprot
pembunuh serangga atau obat nyamuk untuk membunuh nyamuk di dalam rumah. Sesuai dengan pendapat Zulkoni 2010 bahwa salah satu pencegahan penyakit
malaria yaitu Penyemprotan dengan menggunakan semprotan pembasmi serangga di dalam dan diluar rumah dan serta mengoleskan obat anti nyamuk dikulit. Dan
didukung oleh penelitian Mardiah 2008 di kecamatan Seulimun kabupaten Aceh Besar pernah juga meneliti ini bahwa responden setuju bahwa vector malaria
dapat dukurangi dengan upaya penyemperotan, yaitu sebesar 50,2.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian tentang pencegahan penyakit malaria dengan biological control terdapat 53,3 responden menyatakan keluarga mengetahui
ikan nila, mujair, ikan kepala timah adalah pemakan jentik nyamuk, ini sesuai Sarudji 2010 pengendalian biologis adalah pemberantasan nyamuk dengan
memelihara predator pada tempat perindukan nyamuk seperti jenis ikan kecil Gambusia affinis yang memakan larva. Di berbagai tempat genangan air atau
waduk dapat dipelihara ikan kecil sebaik predator larva nyamuk. Pengendalian lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk
dapat dilakukan dengan: pengeringan genangan-genangan air, pengaliran air tergenang, kebersihan lingkungan dengan membersihkan sampah yang
memungkinkan menjadi tempat peristirahatan dan perindukan nyamuk, pembersihan menguras bak atau kontener di rumah tangga minimal seminggu
sekali Sarudji, 2010. ini sesuai dengan hasil penelitian terdapat 77,8 responden menyatakan bahwa keluarga rutin melakukan kebersihan lingkungan rumah
khususnya daerah genangan air. Pengetahuan cukup yang didapat dari penelitian mungkin dipengaruhi juga
pengalaman masyarakat yang terkait pernah terjadinya kasus malaria di daerah tersebut sehingga meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan
penyakit malaria. Berdasarkan apa yang dikatakan Notoatmodjo 2003, bahwa pengalaman adalah suatu yang dirasakan diketahui, dikerjakan, juga merupakan
kesadaran akansuatu hal yang tertangkap oleh indra manusia. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman
yang berulang-ulang dapat terbentuknya pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI