g. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang Notoatmodjo, 2007.
2.2 MALARIA
2.2.1 Pengertian Malaria Malaria berasal dari bahasa Italia, yaitu mal= buruk dan area
= Udara. Jadi secara harfiah malaria berarti penyakit yang sering terjadi pada daerah dengan udara buruk akibat lingkungan yang
buruk Akhsin, 2010. Malaria didefenisikan suatu penyakit infeksi dengan demam
berkala yang disebabkan oleh parasit Plasmodium termasuk protozoa dan ditularkan oleh nyamuk anopheles betina Akhsin,
2010. 2.2.2 Penyebab Malaria
Malaria pada manusia disebabkan oleh empat jenis plasmodium, yaitu plasmodium vivax, plasmodium falciparum,
plasmodium malariae, dan plasmodium ovale. Jenis malaria yang
Universitas Sumatera Utara
ditimbulkan oleh empat jenis plasmodium tersebut menimbulkan malaria yang berbeda pola demam maupun gejala-gejala klinik
yang ditimbulkannya. Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax, disebut juga malaria tertiana benigna jinak, sedangkan
plasmodium falciparum menimbulkan malaria falciparum atau malaria tartiana maligna ganas. Dan plasmodium malariae
menimbulkan malaria malariae, serta plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale Soedarto, 2008.
2.2.3 Siklus Hidup Malaria Menurut Garcia dkk 1996, apabila nyamuk yang terinfeksi
Plasmodium dari penderita menggigit manusia sehat maka sporozoit yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk dimasukkan
melalui luka tusuk. Dalam satu jam bentuk efektif ini terbawa oleh darah menuju hati kemudian kemudian masuk ke sel parenkim hati
dan mulai perkembangan siklus preeritrosit atau ekso-eritrositik primer. Sporozoit akan menjadi bulat atau lonjong dan mulai
membelah dengan cepat. Hasil skizogoni tersebut adalah merozoit eksoeritrositik dalam jumlah besar.
Setelah meninggalkan hati, merozoit akan melakukan perpindahan ke dalam sel darah merah untuk melakukan siklus
eritrositik. Setelah beberpa siklus eritrositik, beberapa merozoit tidak berkembang menjadi skizon tetapi mulai mengembangkan
diri menjadi gametozoit jantan dan betina. Apabila gametosid
Universitas Sumatera Utara
tertelan nyamuk apabila sedang mengisap darah, gametosit akan menjadi matang dan tumbuh menjadi gamet dalam usus nyamuk.
Inti gamet jantan akan membelah, mikrogamet keluar dari eritrosit bergerak dan melakukan penetrasi ke mikrogamet betina terjadi
fertilisasi, hasil dari stadium fertilisasi ini disebut zigot. Zigot bergerak ke usus tengah dan tumbuh menjadi ooksita. Dalam
beberapa hari ooksita akan beredar keselauruh tubuh nyamuk dan sebagian menuju ke kelenjar ludah. Apabila nyamuk kemudian
menghisap darah orang sehat, sporozoit beserta air ludahnya akan masuk ketubuh orang tersebut dan akan menjadi sakit lagi Akhsin,
2010. 2.2.4 Cara Infeksi Malaria
Waktu antara nyamuk mengisap darah yang mengandung gametosit sampai mengandung sporozoit dalam kelenjar liurnya,
disebut masa tunas ekstrinsik. Sporozoit adalah bentuk infektif. Infeksi dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu: 1 secara alami melalui
fektor, bila sporozoit dimasukkan ke dalam badan manusia dengan tusukan nyamuk dan 2 secara induksi induced, bila stadium
aseksual dalam eritrosit secara tidak sengaja masuk dalam badan manusia melalui darah, misalnya dengan tranfusi, suntikan, secara
kongen bayi baru lahir mendapat infeksi dari ibu yang menderita malaria melalui darah plasenta atau secara sengaja untuk
pengobatan berbagai penyakit sebelum perang dunia II; demam
Universitas Sumatera Utara
yang timbul dapat menunjang pengobatan berbagai penyakit, seperti lues dan sindrom nefrotik Srisasi dkk, 2000.
2.2.5 Patologi dan Gejala Klinis Malaria
a. Keluhan prodormal dapat terjadi sebelum terjadinya demam
berupa: kelesuan, sakit kepala, nyeri pada tulang arthralagia atau otot, anorexia hilang nafsu makan, perut tidak enak, diare
ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung Akhsin, 2010.
b. Demam. Pada infeksi malaria, demam secara periodik
berhubungan dengan waktu pecahnya sejumlah skizon matang dan keluarnya merozoit yang masuk kedalam aliran darah
sporulasi. Pada malaria vivax dan ovale tersiana skizon setiap brood kelompok menjadi matang setiap 48 jam sehingga
perioritas demamnya bersifat tersian; pada malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium malariae hal ini terjadi
dengan interval 72 jam. Masa tunas intrinsik berakhir dengan timbulnya serangan pertama. Tiap serangan terdiri atas beberapa
seranagan demam yang timbulnya secara periodik, bersamaan dengan sporulasi sinkron. Timbulnya demam juga tergantung
dengan jumlah parasit. Berat infeksi pada seseorang dengan hitungan parasit pada sediaan darah. Demam biasanya bersifat
intermiten febris intermiten, dapat juga remiten febris remiten, atau terus menerus feberis kontinua Akhsin, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Serangan demam yang khas terdiri dari beberpa stadium: 1
Stadium menggigil dimulai dengan perasaan dingin sekali, sehingga menggigil. Penderita menutupi badannya dengan
baju tebal dan denag selimut. Nadi cepat, tetapi lemah, bibir dan jari-jari tangan menjadi biru, kulitnya kering dan pucat.
Kadang-kadang disertai dengan muntah. Pada anak sering disertai kejang-kejang. Stadium ini berlangsung antara 15
menit sampai 1 jam. 2
Stadium puncak demam dimulai pada saat perasaan dingin sekali berubah menjadi panas sekali. Muka menjadi merah,
kulit kering dan terasa panas seperi terbakar, sakit kepala makin hebat, biasanya ada mual dan muntah, nadi penuh dan
berdenyut keras. Perasaan haus sekali pada saat suhu naik sampai 41
o
C atau lebih. Stadium ini berlangsung selama 2 sampai 6 jam.
3 Stadium berkeringat dimulai dengan penderita berkeringat
banyak sehingga tempat tidurnya basah. Suhu turun dengan cepat, kadang-kadang dibawah ambang normal. Penderita
dapat tidur nyenyak dan waktu bangun, merasa lemah tetapi sehat. Stadium ini berlangsung 2 sampai 4 jam.
Serangan yang khas ini dimulai pada siang hari dan berlangsung 8-12 jam. Setelah itu terjadi stadium apireksia.
Lamanya serangan demam ini untuk tiap spesies malaria
Universitas Sumatera Utara
tidak sama. Gejala infeksi yang timbul kembali setelah serangan pertama biasanya disebut relaps. Relaps dapat
bersifat:
Rekrudesensi relaps jangka pendek yang timbul karena parasit dalam darah daur eritrositmenjadi banyak. Demam
timbul lagi dalam waktu 8 minggu setelah serangan pertama hilang.
Rekurens relaps jangka panjang yang timbul karena
parasit ekso eritrosit dari hati masuk dalam darah dan menjadi banyak, sehingga demam timbul lagi setelah 24
minggu atau lebih setelah serangan pertama hilang. Bila infeksi malaria tidak menunjukkan gejala diantara
serangan pertama dan relaps, maka keadaan ini dapat disebut periode laten klinis, walaupun mungkin ada
parasitemia dan gejala lain seperti splenomegali. Periode laten parasit terjadi bila parasit tidak dapat ditemukan
dalam darah tepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.
Serangan demam makin lama makin berkurang berarti karena tubuh menyesuaikan diri dengan adanya parasit
dalam badan dan karena adanya respon imun hospes Srisasi dkk, 2000.
Universitas Sumatera Utara
c. Splenomegali. Pembesaran limpa merupakan gejala khas
terutama pada malaria menahun. Perubahan pada limpa biasanya disebabkan oleh kongesti, kemudian limpa berubah warna hitam
karena pigmen yang ditimbulkan dalam eritrosit yang mengandung parasit dalam kapiler dan sinusoid. Eritrosit yang
tampaknya normal dan mengandung parasit dan butir0butir hemozoin tampak dalam histiosit di pulpa dan sel epitel
sinusoid. Pigmen tampak bebas atau dalam sel fagosit raksasa. Hiperplasia, sinus melebar dan kadang-kadang trombus dalam
kapiler dan fokus nekrosis tampak dalam pulpa limpa. Pada malaria menahun jaringan ikat makin bertambah sehingga
konsistensi limpa menjadi keras Srisasi dkk, 2000. d.
Anemia. Pada malaria terjadi anemia. Derajat anemia tergantung spesies parasit yang menyebabkannya. Anemia tampak jelas
pada malaria falsiparum dengan penghancuran eritrosit yang sangat cepat dan hebat yang terjadi pada malaria menahun. Jenis
anemia pada malaria adalah hemolitik, normokrom dan normositik. Pada serangan akut kadar hemoglobin turun secara
mendadak. Anemia disebabkan oleh beberapa faktor: 1 penghancuran eritrosit yang mengandung parasit dan tidak
mengandung parasit terjadi di dalam limpa. Dalam hal ini, faktor autoimun memegang peran. 2 “reduced servikal time”
eriotrosit yang tidak mengandung parasit tidak dapat hidup
Universitas Sumatera Utara
lama. 3 diseritropoesis gangguan dalam pembentukan eritrosit karena deperesi eritropoesis dalam sum-sum tulang, retikulosit
tidak dilepas dalam peredaran perifer Srisasi dkk, 2000. e.
Gejala klinis lain yang sering ditemukan pada malaria falsiparum yaitu: Malaria otak dengan koma, Gagal ginjal,
Edema paru, Hipoglikemia, Syok, Perdarahan spontanDIC Disseminated Intravascular Coagulation, Kejang umum yang
berulang, Asidosis, dan Malaria hemoglobinuria Srisasi dkk, 2000.
2.2.6 Pengobatan Penyakit Malaria
Berdasarkan suseptibilitas berbagai stadium parasit malaria terhadap obat malaria dibagi dalam 5 golongan:
a. Skizontosida jaringan primer: proguanil, pirimetamin, dapat
membasmi parasit praeritrosit sehingga mencegah masuknya parasit ke dalam eritrosit; digunakan sebagai profilaksis kausal.
b. Skinzontosida jaringan sekunder: primakuin, dapat membasmi
parasit daur eksoeritrosit atau bentuk-bentuk jaringan P.vivax dan P.ovale dan digunakan untuk pengobatan radikal infeksi
ini sebagai obat anti relaps. c.
Skizontosida darah: membasmi parasit stadium eritrosit yang berhubungan dengan penyakit akut disertai gejala klinis.
Skizontosida ini dapat mencapai penyembuhan klinis supresif bagi ke empat spesies Plasmodium. Skizontosida darah juga
Universitas Sumatera Utara
membunuh bentuk-bentuk eritrosit seksual P.vivax, P.ovale dan P.malariae, tetapi tidak efektif terhadap gametosit
P.falciparum uang matang. . Skizontosida darah yang ampuh adalah kina, klorokuin dan amodiakuin, sedangkan yang
efeknya terbatas adalah praguanil dan pirimetamin. d.
Gametositosida: menghancurkan semua bentuk seksual termasuk stadium gametosit P.falciparum, juga mempengaruhi
stadium perkembangan parasit malaria dalam nyamuk Anopheles betina. Beberapa obat gametositosida bersifat
sporontosida. Primakuin adalah gametositosida untuk ke empat spesies; sedangkan kina, klorokuin, amodiakuin adalah
gametositosida untuk P.vivax, P.malariae dan P.ovale. e.
Sporontosida: mencegah atau menghambat gametosit dalam darah untuk membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk
Anopheles. Obat ini mencegah tranmisi penyakit malaria dan disebut juga obat anti sporogonik. Obat-obat yang termasuk
dalam golongan ini ialah: primakuin dan proguanil. Obat-obat malaria yang ada, dapat dibagi dalam 9 golongan
menurut rumus kimianya, yaitu: Alkaloid cinchona kina,8- aminokuinolin primakuin, 9-aminoakridin mepakrin, 4-
aminokuinolin klorokuin, amodiakuin, Biguanida proguanil, klorproguanil, Diaminopirimidin pirimetamin, trimetoprin,
Sulfon dan sulfonamid antara lian sulfadoksin, Antibiotik
Universitas Sumatera Utara
tetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, klindamisin, Kuinolinmetanol dan fenantrenmetanol meflokuin.
2.2.7 Pencegahan Terhadap Penyakit Malaria:
Usaha pencegahan penyakit malaria di Indonesia belum mencapai hasil yang optimal karena beberapa hambatan
diantaranya yaitu: tempat perindukan nyamuk malaria yang tersebar luas, jumlah penderita yang sangat banyak serta
keterbatasan SDM, infrastruktur dan biaya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya
pencegahan penyakit malaria, diantaranya: a.
Menghindari Gigitan Nyamuk Malaria Tindakan menghindari gigitan nyamuk sangat penting,
terutama di daerah dimana angka penderita malaria sangat tinggi. Penduduk yang tinggal di daerah pedesaan atau pinggiran
kota yang banyak sawah, rawa-rawa, atau tambak ikan tempat ideal untuk perindukan nyamuk malaria, disarankan untuk
memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat ke luar, terutama pada malam hari. Nyamuk malaria biasanya menggigit
pada malam hariZulkoni, 2010. Mereka yang tinggal di daerah endemis malaria, sebaiknya
memasang kawat nyamuk di jendela dan ventilasi rumah dengan jumlah lubang pada kawat yang optimal 14-16 per inci2,5 cm
Yatim,2007 dan memasang tirai di pintu juga jendela Zulkoni,
Universitas Sumatera Utara
2010, serta menggunakan kelambu saat tidur. Anggota juga dapat mengoles obat anti nyamuk mosquito repellent saat tidur
di malam hari untuk mencegah gigitan nyamuk malaria Prabowo, 2008.
Upaya penggunaan kelambu juga merupakan salah satu cara untuk menghindari gigitan nyamuk. Kelambu merupakan
alat yang telah digunakan sejak dahulu Yatim, 2007. b.
Membunuh Jentik dan Nyamuk Malaria Dewasa Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk membunuh
jentik dan nyamuk malaria dewasa adalah sebagai berikut: 1
Penyemprotan Rumah Penyemprotan dengan menggunakan semprotan
pembasmi serangga di dalam dan diluar rumah dan serta mengoleskan obat anti nyamuk dikulit Zulkoni, 2010, serta
penyemprotan dengan insektisida sebaiknya dilaksanakan dua kali dalam setahun dengan interval waktu enam bulan di
daerah endemis malaria Soedarto,2008. 2
Larvaciding Larvaciding merupakan kegiatan penyemprotan rawa-
rawa yang potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria.
Universitas Sumatera Utara
3 Biological Control
Biological control adalah kegiatan penebaran ikan kepala timah Panchax-panchax dan ikan guppywater cetul
Lebistus reticulatus pada genangan-genangan air yang mengalir dan persawahan. Ikan-ikan tersebut berfungsi
sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk malaria. Pengendalian biologis adalah pemberantasan nyamuk
dengan memelihara predator pada tempat perindukan nyamuk seperti jenis ikan kecil Gambusia affinis yang memakan
larva. Di berbagai tempat genangan air atau waduk dapat dipelihara ikan kecil sebaik predator larva nyamuk Sarudji,
2010. c.
Mengurangi Tempat Perindukan Nyamuk Malaria Tempat perindukan nyamuk malaria bermacam-macam,
tergantung spesies nyamuknya. Ada nyamuk malaria yang hidup di kawasan pantai, rawa-rawa, empang, sawah, tambak ikan,
atau hidup di air pegunungan. Sarana utama pengendalian lingkungan adalah tempat
perindukan nyamuk. Tempat perindukan nyamuk ada dua macam yaitu merupakan buatan manusia dan yang terbentuk secara alami.
Tempat perindukan buatan manusia sering kali terbentuk karena pembangunan yang tidak memenuhi syarat sanitasi, sehingga
memberi kemungkinan terjadinya genangan air. Bekas galian di
Universitas Sumatera Utara
pembangunan, saluran air yang tak berfungsi tak mengalir dengan baik menimbulkan genangan air sebagai tempat
perindukan perindukan nyamuk. Sampah yang mengandung kontener yang terisi oleh air hujan juga sering digunakan untuk
tempat berkembang biak nyamuk, kemudian juga dengan kontener dirumah tangga seperti bak mandi serta selokan di
sekitar pemukiman yang tidak mengalirkan air limbah dengan baik, semuanya menjadi tempat perindukan nyamuk. Untuk
menghindari terbentuknya tempat perindukan ini upaya yang populer dilakukan adalah menimbun sampah berbentuk kaleng,
botol, plastik dan sebagainya, menutup kontener atau tempat penyimpanan air, dan menguras bak tempat air yang disingkat
dengan 3M Menguras, Menutup, Menimbun Sarudji, 2010. Secara garis besar, pengendalian lingkungan untuk
mencegah perkembangbikan nyamuk dapat dilakukan dengan: • Pengeringan genangan-genangan air
• Pengaliran air tergenang • Kebersihan lingkungan dengan membersihkan sampah yang
memungkinkan menjadi tempat peristirahatan dan perindukan nyamuk.
• Pembersihan menguras bak atau kontener di rumah tangga minimal seminggu sekali Sarudji, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat atau keluarga di daerah endemis malaria, yaitu daerah yang seringkali terjangkit penyakit malaria juga sangat
perlu menjaga kebersihan lingkungan. Tambak ikan yang kurang terpelihara harus dibersihkan, parit-parit di sepanjang pantai
bekas galian yang terisi air payau harus ditutup, persawahan dengan saluran irigasi, airnya harus dipastikan mengalir dengan
lancar, bekas roda yang tergenang air atau bekas jejak kaki hewan pada tanah berlumpur yang berair harus segera ditutup untuk
mengurangi tempat perkembangbiakan larva nyamuk malaria, membersihkan tumbuhan liar atau semak belukar, serta Sampah
dan barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, botol, plastik dan ban bekas dapat dimanfaatkan kembali
atau dikubur dan dibakar Yatim, 2007.
2.3 Keluarga