1. 2
10 12,50
13 16,25
2. 3
42 52,50
37 46,25
3. 4
19 23,75
26 32,50
4. 5
9 11,25
4 5,00
Jumlah 80
100 80
100
Sumber: Hasil Analisis 2011 Distrubisi responden masyarakat yang melakukan interaksi berdasarkan
kategori jumlah tanggungan keluarga yang paling dominan adalah 3 orang sebanyak 42 responden 52,50, diikuti dengan jumlah tanggungan 4 orang sebanyak 19
responden 23,75. Jumlah tanggungan 2 orang dan 5 orang masing-masing sebanyak 10 responden 12,50 dan 9 responden 11,25.
Distrubisi responden masyarakat yang tidak melakukan interaksi berdasarkan kategori jumlah tanggungan keluarga yang paling dominan adalah 3 orang sebanyak
37 responden 46,25, diikuti dengan jumlah tanggungan 4 orang sebanyak 26 responden 32,50. Jumlah tanggungan 2 orang dan 5 orang masing-masing
sebanyak 13 responden 16,25 dan 4 responden 5,00. Beragamnya jumlah tanggungan keluarga masyarakat yang melakukan
interaksi dan yang tidak melakukan interaksi menunjukkan bahwa yang menjadi responden penelitian ini telah melibatkan masyarakat dengan jumlah tanggungan
keluarga yang beragam, dan menggambarkan bahwa interaksi desa kota melibatkan masyarakat yang memiliki jumlah tanggungan keluarga 2 sampai dengan 5 orang.
4.3. Pendapatan Masyarakat
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16, seperti tertera pada Lampiran 4 sampai dengan Lampiran 12 diperoleh
hasil pengujian seperti pada Tabel 4.6.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil Tabel 4.6. terlihat bahwa pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang melakukan berinteraksi dengan yang tidak melakukan berinteraksi
menunjukkan adanya perbedaan. Untuk membuktikan hipotesis maka dengan menggunakan analisis uji dua sampel berpasangan dan dari statistik sampel
berpasangan diketahui bahwa nilai rata-rata pendapatan masyarakat yang berinteraksi secara keseluruhan adalah Rp. 1.242.812 dan nilai rata-rata pendapatan masyarakat
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Pendapatan Masyarakat yang Berinteraksi dengan yang Tidak Melakukan Interaksi
Desa Rata-rata Pendapatan Masyarakat Rp
Berinteraksi Tidak
Berinteraksi Perbedaan
Taraf 5 t-hitung
Desa Tembung 1.285.000
1.030.000 255.000
3,117 Desa Kedai Durian
1.360.000 1.135.000
225.000 2,236
Desa Kampung Lalang
1340.000 1.065.000
275.000 1,920
Desa Klambir 1.680.000
1.315.000 365.000
3,835 Desa Bangun Sari
1.140.000 892.500
247.500 2,418
Desa Deli Tua 950.000
880.000 70.000
1,244 Desa Simalingkar A
1.075.300 912.500
145.000 2,802
Desa Marindal Satu 1.130.000
1.050.000 80.000
0,971 Keseluruhan Desa
1.242.812 1.035.000
207.812 6,253
Sumber: Hasil Analisis 2011 yang tidak berinteraksi secara keseluruhan adalah Rp. 1.035.000. Hasil ini
menunjukkan adanya perbedaan sebesar Rp. 207.812. Dengan menggunakan analisa uji dua sampel berpasangan, maka yang perlu
diketahui adalah apakah ada perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat yang berinteraksi secara keseluruhan dan masyarakat yang tidak berinteraksi secara
keseluruhan dengan tingkat signifikansi 0.05. Sehingga dari tabel output analisis SPSS diperoleh:
1. Nilai t hitung adalah 6,253 dan P-value 0,000
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0.05: 2 = 0,025 uji
dua sisi dengan derajat kebebasan df n-1 atau 80-1 = 79, maka hasil yang diperoleh untuk t-tabel adalah 1,960
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa: t hitung t tabel 6,253 1,960. Kesimpulan dari hasil uji dua sampel berpasangan menunjukkan bahwa Ho
ditolak atau hipotesis ini Ha diterima yaitu ada perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat yang berinteraksi secara keseluruhan dibandingkan masyarakat yang tidak
berinteraksi secara keseluruhan. Dapat pula diketahui dari hasil perhitungan SPSS bahwa rata-rata pendapatan masyarakat yang berinteraksi secara keseluruhan lebih
tinggi daripada rata-rata pendapatan masyarakat yang tidak berinteraksi secara keseluruhan. Hal tersebut memberikan arti bahwa masyarakat yang berinteraksi secara
keseluruhan memberikan dampak positif dalam peningkatan pendapatan masyarakat. Sedangkan dianalisis secara parsial dengan menggunakan analisa uji dua
sampel berpasangan, maka yang perlu diketahui adalah apakah ada perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat yang berinteraksi masing-masing desa dan masyarakat yang
tidak berinteraksi masing-masing desa dengan tingkat signifikansi 0.05. Sehingga dari tabel output analisis SPSS diperoleh: nilai t-hitung masing-masing desa penelitian
yaitu Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan 3,117, Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua 2,236, Desa Kampung Lama Kecamatan Sunggal 1,920, Desa
Klambir Kecamatan Hamparan Perak 3,835, Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa 2,418, Desa Deli Tua Kecamatan Namorambe 1,244, Desa Simalingkar A
Kecamatan Pancur Batu 2,802, dan Desa Marindal Satu Kecamatan Patumbak
Universitas Sumatera Utara
0,971, sedangkan nilai t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0.05: 2 = 0,025 uji dua sisi dengan derajat kebebasan df n-1 atau 10-1 = 9, maka hasil
yang diperoleh untuk t-tabel adalah 2,093. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa desa-desa penelitian yang memiliki t-
hitung t tabel adalah Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan 3,117 2,093, Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua 2,236 2,093, Desa Klambir Kecamatan
Hamparan Perak 3,835 2,093, Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa 2,418 2,093, dan Desa Simalingkar A Kecamatan Pancur Batu 2,902 2,093.
Sedangkan desa-desa penelitian yang memiliki nilai t-hitung t-tabel adalah Desa Kampung Lalang Kecamatan Sunggal 1,920 2,093, Desa Deli Tua Kecamatan
Namorambe 1,244 2,093 dan Desa Marindal Satu Kecamatan Patumbak 0,971 2,093.
Dapat pula diketahui dari hasil perhitungan SPSS bahwa rata-rata pendapatan masyarakat yang berinteraksi masing-masing desa lebih tinggi daripada rata-rata
pendapatan masyarakat yang tidak berinteraksi masing-masing. Namun berdasarkan uji beda rata-rata secara parsial di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Tembung
Kecamatan Percut Sei Tuan, Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua, Desa Klambir Kecamatan Hamparan Perak, Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa dan
Desa Simalingkar A Kecamatan Pancur Batu terdapat perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat yang berinteraksi dibandingkan masyarakat yang tidak berinteraksi secara
nyata pada taraf 0.05. Hal tersebut memberikan arti bahwa masyarakat yang berinteraksi secara keseluruhan memberikan dampak positif dalam peningkatan
Universitas Sumatera Utara
pendapatan masyarakat. Sedangkan Desa Kampung Lalang Kecamatan Sunggal, Desa Deli Tua Kecamatan Namorambe dan Desa Marindal Satu Kecamatan Patumbak
walupun pendapatan masyarakat yang melakukan interaksi menunjukkan adanya peningkatan dibanding yang tidak melakukan interaksi tetapi tidak menunjukan adanya
perbedaan berdasarkan uji beda rata-rata pada taraf 0.05. Pekerjaan masyarakat yang berinteraksi lebih banyak berprofesi sebagai
pedagang, tukang bangunan dan bekerja di perusahaan swasta, sedangkan masyarakat yang tidak berinteraksi lebih banyak sebagai petani, buruh dan pedagang. Tingkat upah
di Kota Medan menunjukkan lebih tinggi dibanding di desa Kabupaten Deli Serdang sehingga masyarakat lebih suka mencari pekerjaan di Kota Medan.
Terbatasnya luas lahan di Kota Medan, menyebabkan kebutuhan akan perumahan masih belum bisa mencukupi. Kondisi ini menyebabkan masyarakat Kota
Medan cenderung untuk membangun perumahan di daerah pinggiran kota. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya masyarakat Kota Medan yang membangun pemukiman di
wilayah perbatasan. Menurut Sujarto, 1997 kondisi lahan dipinggiran kota yang relatif masih kosong dan harga masih relatif murah dibanding pusat kota, mendorong
perkembangan kota terutama penggunaan lahan permukiman tersebar secara sporadis dibagian wilayah pinggiran kota. Hal ini dimanfaatkan penduduk perbatasan untuk
mencari pekerjaan di wilayah pinggiran Kota Medan.
4.4. Tingkat Interaksi Desa Kota dalam Mendukung Aktivitas Ekonomi