Tingkat Interaksi Desa Kota dalam Mendukung Aktivitas Ekonomi

pendapatan masyarakat. Sedangkan Desa Kampung Lalang Kecamatan Sunggal, Desa Deli Tua Kecamatan Namorambe dan Desa Marindal Satu Kecamatan Patumbak walupun pendapatan masyarakat yang melakukan interaksi menunjukkan adanya peningkatan dibanding yang tidak melakukan interaksi tetapi tidak menunjukan adanya perbedaan berdasarkan uji beda rata-rata pada taraf 0.05. Pekerjaan masyarakat yang berinteraksi lebih banyak berprofesi sebagai pedagang, tukang bangunan dan bekerja di perusahaan swasta, sedangkan masyarakat yang tidak berinteraksi lebih banyak sebagai petani, buruh dan pedagang. Tingkat upah di Kota Medan menunjukkan lebih tinggi dibanding di desa Kabupaten Deli Serdang sehingga masyarakat lebih suka mencari pekerjaan di Kota Medan. Terbatasnya luas lahan di Kota Medan, menyebabkan kebutuhan akan perumahan masih belum bisa mencukupi. Kondisi ini menyebabkan masyarakat Kota Medan cenderung untuk membangun perumahan di daerah pinggiran kota. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya masyarakat Kota Medan yang membangun pemukiman di wilayah perbatasan. Menurut Sujarto, 1997 kondisi lahan dipinggiran kota yang relatif masih kosong dan harga masih relatif murah dibanding pusat kota, mendorong perkembangan kota terutama penggunaan lahan permukiman tersebar secara sporadis dibagian wilayah pinggiran kota. Hal ini dimanfaatkan penduduk perbatasan untuk mencari pekerjaan di wilayah pinggiran Kota Medan.

4.4. Tingkat Interaksi Desa Kota dalam Mendukung Aktivitas Ekonomi

Penduduk Universitas Sumatera Utara Interaksi antar daerah dipengaruhi oleh jumlah penduduk, jarak, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana perdagangan antara kota dengan daerah pedesaan yang berinteraksi. Berikut ini disajikan kekuatan interaksi antar kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan. Tabel 4.7. Interaksi Desa di Kecamatan Kabupaten Deli Serdang dan Kelurahan Kecamatan Kota Medan Berbasis Jumlah Penduduk No Desa-Kelurahan Penduduk Jarak km Tingkat Interaksi Kekuatan 1 Desa Tembung – KelurahanTembung 41.842 x 20.255 2 4,02 Kuat 2 Desa Kedai Durian – Kelurahan Kedai Durian 10.191 x 26.870 2 1,30 Sedang 3 Desa Kampung Lalang – Kelurahan Lalang 18.724 x 18.444 3 0,73 Lemah 4 Desa Klambir – Kelurahan Pekan Labuhan 13.299 x 11.820 4 0,19 Lemah 5 Desa Bangun Sari – Kelurahan Timbang Deli 16.331 x 14.450 2 0,98 Lemah 6 Desa Deli Tua – Kelurahan Gedung Johor 6.448 x 12.370 2 0,38 Lemah 7 Desa Simalingkar A – Kelurahan Simalingkar B 8.883 x 7.785 3 0,15 Lemah 8 Desa Marindal Satu – Kelurahan Amplas 8.720 x 14.450 3 0,27 Lemah Ket: Nilai terbesar – nilai terkecil menghasilkan range 3,87 selanjutnya nilai range 3,81 dibagi dalam 3 kelas yaitu kuat, sedang dan lemah, sehingga diperoleh selisih kelas 1,29. 0 – 1,29 = Lemah 1,30 – 2,59 = Sedang 2,60 = Kuat Sumber: Hasil Analisis 2011 Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan dengan Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung memiliki interaksi yang kuat dengan nilai interaksi 4,02. Kuatnya interaksi Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tersebut disebabkan lokasi daerah tersebut memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung Kota Medan sehingga lebih banyak masyarakatnya yang mencari pekerjaan, fasilitas pendidikan, dan fasilitas kesehatan di wilayah Kota Medan. Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua dengan Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor memiliki interaksi yang sedang dengan nilai interaksi 1,30. Sedangkan desa-kota yang memiliki interaksi lemah terdapat pada Desa Kampung Universitas Sumatera Utara Lalang dengan Kelurahan Lalang dengan nilai interaksi 0,73. Desa Klambir dengan Kelurahan Pekan Labuhan dengan nilai interaksi 0,19. Desa Bangun Sari dengan Kelurahan Timbang Deli dengan nilai interaksi 0,98. Desa Deli Tua dengan Kelurahan Gedung Johor dengan nilai interaksi 0,38. Desa Simalingkar A dengan Kelurahan Simalingkar B dengan nilai interaksi 0,15. Desa Marindal Satu dengan Kelurahan Amplas dengan nilai interaksi 0,27. Faktor-faktor pendorong terjadinya interaksi di desa perbatasan Kabupaten Deli Serdang ke Kota Medan disebabkan oleh pengangguran, kurangnya pelayanan dan fasilitas sarana pendidikan, kesehatan dan perdagangan, dan kehidupan sosial yang miskin. Faktor-faktor penarik terjadinya interaksi di desa perbatasan Kabupaten Deli Serdang ke Kota Medan disebabkan adanya kesempatan bekerja dan berusaha, pelayanan dan fasilitas sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan yang lebih baik, dan kehidupan sosial yang lebih baik. Keterkaitan desa-kota antara Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan bersifat dua arah dan saling menguntungkan symbiotic mutualistic dan memberi manfaat generative yang memberikan dampak yang positif, baik pada kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan maupun perkotaan sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adanya interaksi desa kota dapat dilihat dari homogenitas kehidupan desa yang semakin berkurang, berubahnya mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa, berubahnya fungsi lahan pertanian untuk perumahan dan Universitas Sumatera Utara industri, meningkatnya laju migrasi desa-kota dan komuter, meningkatnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, serta berubahnya fungsi desa sebagai sumber bahan makanan dan sayuran. Adanya interaksi desa-kota rural-urban bisa kita lihat dari berubahnya mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian ke sektor ekonomi, perdagangan, jasa dan industri. Bisa juga interaksi desa-kota ditunjukkan dari laju komuter, gejala ini bisa di lihat pada arus lalu lintas pada ruas-ruas jalan di daerah perbatasan wilayah Kecamatan Kabupaten Deli Serdang dengan Kota Medan pada jam-jam sebelum dan sesudah bekerja. Dari interaksi antar wilayah tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara desa dan kota secara teoritis dipengaruhi oleh jarak dan jumlah penduduk atau jumlah fasilitas umum. Namun hal tersebut tidak menjamin suatu daerah yang letaknya jauh pasti hubungan interaksinya lemah. Diperlukan analisis lebih mendalam tentang potensikeunggulan suatu daerah, aksesibilitas yang tinggi, kondisi prasarana seperti jalan dan jembatan yang mulus dan perkembangan daerah lain yang turut memperkuat interkasi antar daerah yang segaris.

4.5. Faktor Masyarakat Melakukan Interaksi