ke pelayanan kesehatan untuk diberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari. Beberapa alasan keluarga terutama suami tidak mendukung responden membawa
bayi ke pelayanan kesehatan untuk diberikan imunisasi Hepatitis B, di antaranya; kurangnya pengetahuan responden tentang imunisasi Hepatitis B sehinggga selain
menganggap imunisasi Hepatitis B bukan termasuk hal penting yang harus dilakukan dalam pencegahan penyakit pada bayi, keluarga menganggap imunisasi Hepatitis B
akan menyebabkan bayi menjadi demam sehingga dukungan keluarga tentang pemberian imunisasi Hepatitis B 0-7 hari pada bayi perlu ditingkatkan antara lain
melalui kegiatan pemberian informasi kepada keluarga terutama suami pada saat acara perwiritan, arisan, perayaan hari besar agama, sehingga ibu maupun keluarga
mengetahui akan pentingnya pemberian imunisasi Hepatitis B 0-7 hari pada bayi.
Dalam pengambilan keputusan, responden sangat tergantung pada suami karena segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga, suami sangat berpengaruh
dalam membuat keputusan. Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik berganda, menunjukkan
bahwa variabel penelitian di atas memberikan pengaruh terhadap pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari sebesar 43,4 R square=0,434.
5.3. Pengaruh Kepercayaan terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0-7 hari
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik berganda, menunjukkan bahwa variabel kepercayaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemberian
imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari p=0,0180,05. Hasil penelitian ini tidak
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan penelitian Helmi 2008 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kepercayaan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi
Hepatitis B 0-7 hari. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Green dalam Notoatmodjo
2010, perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh kepercayaan dari orang atau masyarakat bersangkutan. Kepercayaan adalah komponen kognitif
dari sosio-psikologis. Kepercayaan di sini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah.
Kepercayaan sering dapat bersifat rasional dan irasional. Kepercayaan yang rasional apabila kepercayaan orang terhadap sesuatu tersebut masuk diakal Notoatmodjo,
2010. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden
berada dalam kategori memiliki kepercayaan buruk mengenai imunisasi Hepatitis B. Hal ini terkait dengan keadaan psikologis responden terhadap sesuatu yang mereka
anggap rasional dan irrasional yang dibawa secara turun-temurun dari kepercayaan keluarganya sehingga perlu di tingkatkan kesadaran responden mengenai
kepercayaan yang salah telah mereka anggap benar antara lain dengan lebih menegakkan pelayanan imunisasi kunjungan rumah ke rumah dan pemberian
informasi tentang pentingnya imunisasi Hepatitis B 0-7 hari oleh petugas imunisasi serta kader dengan melibatkan tokoh masyarakat seperti tokoh agama, kepala desa
dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pengetahuan, dukungan
keluarga dan kepercayaan terhadap pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari di Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2011,
dapat ditarik kesimpulan: 1. Dari 58 responden, sebanyak 45 responden 79,1 tidak memberikan
imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari dan 13 responden 20,9 memberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari.
2. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan p=0,045, dukungan keluarga p=0,017 dan kepercayaan p=0,018 memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari.
6.2. Saran