Perilaku Kesehatan Domain Perilaku

dua faktor utama yakni : stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang tersebut faktor eksternal, dan respons merupakan faktor dari dalam diri orang yang bersangkutan faktor internal. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik , maupun non fisik dalam bentuk sosial budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Menurut Skiner dalam Notoatmodjo 2005, bentuk respons terhadap stimulus dalam perilaku dapat dibedakan menjadi 2 Dua bentuk, yaitu : 1. Perilaku tertutup Covert Behavior Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain dari luar secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk Unobservable Behavior atau atau Covert Behavior yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap. 2. Perilaku terbuka Overt Behavior Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau Observable Behavior.

2.4.1. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 Dua kelompok, yakni : Universitas Sumatera Utara 1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat adalah perilaku- perilaku dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah atau penyebab masalah kesehatan perilaku preventif, dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan perilaku promotif Notoatmodjo, 2010. 2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang atau anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan atau terlepasnya dari masalah kesehatan tersebut Notoatmodjo, 2010 Becker dalam Notoatmodjo 2010 membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan yaitu : 1. Perilaku sehat Healthy Behavior Adalah Perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan 2. Perilaku sakit Ilness Behavior Adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit atau terkena masalah kesehatan untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah kesehatan yang lainnya. 3. Perilaku peran orang sakit Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai peran Roles, yang mencakup hak-haknya Rights, dan kewajiban sebagai orang sakit Obligation. Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain Universitas Sumatera Utara terutama keluarganya, yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit The sick role.

2.4.2. Domain Perilaku

Menurut Notoatmodjo 2007, meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Faktor determinan perilaku itu ditentukan atau dipengaruhi oleh perilaku individu, keluarga, kelompok atau masyarakat itu sendiri. Untuk membedakan determinan perilaku, Notoatmodjo 2007 membaginya menjadi 2 Dua bagian, yaitu: 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

2.5. Determinan Perilaku

Dokumen yang terkait

Analisis Pemberian Imunisasi Hepatitis B (Uniject) pada Bayi Usia 0-7 Hari di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan kabupaten Padanga Lawas Utara Tahun 2015

6 78 85

Pengaruh Persepsi Ibu tentang Peran Petugas Kesehatan terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi 0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan

14 108 112

Pengaruh Karakteristik Ibu Dan Lingkungan Sosial Budaya Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi 0 - 7 Hari Di Kabupaten Langkat

4 66 131

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013

1 34 74

Gambaran Penolong Persalinan, Logistik Vaksin Dan Dukungan Keluarga Pada Cakupan Imunisasi Hepatitis B 0 -7 Hari Puskesmas Sangkub

0 0 17

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013

1 1 11

Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Prematur

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pemberian Imunisasi Hepatitis B (Uniject) pada Bayi Usia 0-7 Hari di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan kabupaten Padanga Lawas Utara Tahun 2015

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pemberian Imunisasi Hepatitis B (Uniject) pada Bayi Usia 0-7 Hari di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan kabupaten Padanga Lawas Utara Tahun 2015

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA 0-7 HARI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERIAK KABUPATEN BENGKAYANG

0 0 8